Peneliti: Indonesia Sumbang Emisi, Terbesar dari Deforestasi dan Kebakaran Hutan

Minggu, 31 Oktober 2021 11:48 WIB

Foto udara tambak udang vaname intensif di sekitar area hutan mangrove tepi pantai Desa Kemujan, Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah, Minggu, 28 Juli 2019. Komunitas lingkungan Alam Karimun (Akar) khawatir terhadap dampak alih fungsi lahan hutan bakau dan perkebunan tepi pantai menjadi lahan-lahan tambak intensif di kepulauan wisata bahari Karimun Jawa, karena air sisa limbah tambak dapat merusak ekosistem lingkungan hidup serta deforestasi berpotensi mengganggu sektor pariwisata setempat. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti isu perubahan iklim Heru Santoso mengatakan Indonesia ikut berkontribusi dalam perubahan iklim dunia, dengan sumbangan besar ke depan adalah emisi atau gas buang dari pemakaian energi.

“Tapi selama ini penyumbang besar dari emisi Indonesia adalah deforestasi dan kebakaran hutan, terutama di lahan gambut,” kata peneliti ahli madya Pusat Riset Geoteknologi Badan Riset dan Inovasi Nasional itu, Kamis, 28 Oktober 2021.

Menurut Heru, deforestasi atau penebangan hutan banyak terjadi di lahan gambut atau dataran rendah seperti di Sumatera dan Kalimantan. Tujuannya untuk membuka lahan untuk tanaman kelapa sawit dan kebutuhan pabrik kertas.

Masalah itu, tambahnya, yang menyebabkan crude palm oil (CPO) dari Indonesia menjadi sorotan di Eropa. “Dianggap tidak green, tidak ramah lingkungan, dan emisinya besar,” ujar Heru.

Karena sudah ada kebun sawit dengan produksinya, menurut Heru, yang perlu dilakukan adalah mengupayakan agar tidak ada lagi pembukaan lahan baru. “Jadi lebih memanfaatkan yang sudah ada dan tidak melakukan pembakaran lahan gambut,” kata dia. Sejauh ini, dia melihat Indonesia sudah berupaya dengan membuat komitmen ke dalam dan luar negeri.

Advertising
Advertising

Heru menambahkan, terkait progresif atau tidaknya upaya mengurangi perubahan iklim bisa dilihat dari upaya teknis kementerian terkait, misalnya dalam mengurangi jumlah emisi karbondioksida (CO2). Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengatur masalah hutan, termasuk deforestasi, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral punya beberapa skenario dan komitmen rencana energi baru dan terbarukan, demikian pula Kementerian Perhubungan.

Dari hasil studinya, Heru mengatakan dampak masalah emisi pada perubahan iklim di Indonesia adalah kenaikan suhu 1 derajat Celcius seiring tren global. Hasilnya seperti hujan ekstrem yang makin meningkat, mempengaruhi ekosistem laut, waktu tumbuhan berbunga dan berbuah juga dapat berubah, dan mengganggu kehidupan beberapa spesies. “Kalau sampai naik 2 derajat yang akan terpengaruh lebih besar adalah sumber daya air, kekeringan, atau kejadian cuaca ekstrem,” katanya.

Perubahan iklim, menurut Heru, sebenarnya fenomena yang alami yang terjadi dari dulu. Hanya saja sekarang terlihat makin dipercepat, salah satunya dipengaruhi ulah manusia, yaitu terutama penumpukan gas rumah kaca dengan karbondioksida (CO2) paling dominan di antara gas-gas yang lain.

Baca:
Uni Eropa Gelar Pekan Diplomasi Iklim 2021, Ajak Masyarakat Peduli Krisis Iklim

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

6 jam lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

15 jam lalu

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.

Baca Selengkapnya

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

16 jam lalu

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

BRIN terus berupaya menemukan metode yang paling baru, efektif, dan efisien dalam proses pemurnian protein.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

19 jam lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

Modus Penyelewengan Dana BOS

1 hari lalu

Modus Penyelewengan Dana BOS

Penyelewengan dana bantuan operasional sekolah atau dana BOS diduga masih terus terjadi di banyak satuan pendidikan secara nasional.

Baca Selengkapnya

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

1 hari lalu

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

1 hari lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

1 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

1 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

1 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya