Fenomena Langit November: Gerhana Bulan Sebagian dan Empat Hujan Meteor

Rabu, 3 November 2021 10:11 WIB

Sejumlah warga menyaksikan fase menuju gerhana bulan total dari Pantai Sanur, Denpasar, Bali, Rabu, 26 Mei 2021. Gerhana bulan kali ini terjadi selama 14 menit 30 detik ketika fase total pada pukul 19.18 Wita dan dapat amati dari hampir seluruh Indonesia kecuali sebagian wilayah utara dan barat Pulau Sumatera. Johannes P. Christo

TEMPO.CO, Bandung - Fenomena astronomi November 2021 akan diwarnai oleh beberapa peristiwa langit, seperti gerhana bulan sebagian pada 19 November dan serangkaian hujan meteor yang puncaknya dimulai 5 November.

Menurut penggiat astronomi dari Komunitas Langit Selatan di Bandung, Avivah Yamani, gerhana bulan sebagian bisa disaksikan oleh pengamat di wilayah benua Amerika, Eropa utara, Asia timur, Australia, dan Lautan Pasifik pada Jumat, 19 November 2021. “Pengamat di seluruh wilayah Indonesia bisa mengamati gerhana bulan sebagian setelah matahari terbenam,” katanya, Selasa 2 November 2021.

Saat itu Bulan sudah dalam proses keluar dari umbra atau bayangan inti Bumi. Dengan kata lain, ketika itu gerhana bulan sebagian akan berakhir. Menurut Avivah, untuk wilayah Indonesia bagian barat hanya bisa menyaksikan proses gerhana penumbra atau bayangan samar.

Gerhana bulan adalah kejadian ketika sebagian Bulan atau seluruhnya tertutupi oleh bayangan bumi. Fenomena gerhana bulan itu merupakan yang kedua kalinya sekaligus menjadi penutup sepanjang 2021. Dari catatan Avivah di laman Langit Selatan, di seputar waktu gerhana bulan sebagian itu ada empat rangkaian hujan meteor.

Hujan meteor Taurid Selatan yang berasal dari butiran debu Asteroid 2004 TG10 dan sisa debu Komet 2P Encke, berlangsung sejak 10 September – 20 November. Meskipun tidak pernah menghasilkan lebih dari 5 meteor per jam, kata Avivah, menariknya hujan meteor Taurid ini kaya dengan bola api.

Advertising
Advertising

Berdasarkan International Meteor Organization, puncak hujan meteor Taurid Selatan terjadi pada Oktober. Sementara berdasarkan Observer Handbook, puncak hujan meteor ini terjadi pada 5 November. Sementara American Meteor Society menetapkan waktu puncaknya pada 2-3 November.

Berkecepatan 28 kilometer per detik, hujan meteor Taurid Selatan dari rasi bintang Taurus bisa diamati setelah matahari terbenam. Pada saat itu juga rasi Taurus terbit di arah timur sampai menjelang fajar saat rasi ini akan terbenam di barat. Catatan lainnya, bulan sedang dalam fase baru sehingga pengamatan bisa bebas cahaya bulan sepanjang malam.

Dari rasi bintang yang sama, muncul juga hujan meteor Taurid Utara. Waktunya berselisih dengan Taurid Selatan, yaitu pada kurun 20 Oktober–10 Desember. Pada masa puncaknya 12 November, maksimal akan muncul 5 meteor per jam. “Perpaduan dua hujan meteor itu menjadi atraksi menarik di langit, apalagi dengan kehadiran fireball,” kata Avivah.

Berikutnya, ada hujan meteor Leonid dari rasi bintang Leo yang mulai terbit pukul 00.21 WIB. Berlangsung sejak 6–30 November, malam puncaknya pada 17–18 November. Pengamat yang berburu hujan meteor Leonid bisa menantikan 15 meteor per jam. Berasal dari sisa debu komet Tempel-Tuttle, meteornya melesat dengan kecepatan 71 kilometer per detik.

Hujan meteor lainnya adalah alpha Monocerotid pada15–25 November dari rasi Canis Minor. Saat puncaknya pada 21 November 2021, setidaknya ada 5 meteor per jam saat. Berasal dari puing-puing komet C/1917 F1 (Mellish), pengamat bisa menantinya dari pukul 21.31 WIB. Adapun waktu terbaiknya pada pukul 04.00 WIB saat arah datang meteor berada pada titik tertinggi di langit.

Baca:
Begini Gerhana Bulan Super Blood Moon Malam Ini Patahkan Teori Bumi Datar

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Hujan Meteor dari Ekor Komet Halley, Mengenal Komet Halley

11 hari lalu

Hujan Meteor dari Ekor Komet Halley, Mengenal Komet Halley

Puncak hujan meteor adalah meteornya ini bersumber dari butir debu yang dilepaskan komet Halley

Baca Selengkapnya

Mengenal Hujan Meteor dan 5 Jenis Meteorid

12 hari lalu

Mengenal Hujan Meteor dan 5 Jenis Meteorid

Dua hari lalu terjadi hujan meteor yang bisa dilihat di langit dari Indonesia, Meteor dan Meteorid ternyata berbeda, begini selengkapnya.

Baca Selengkapnya

Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

13 hari lalu

Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

Meteor terang atau fireball itu bergerak dari selatan ke utara, tak hanya terpantau di langit Yogyakarta tapi juga Solo, Magelang, dan Semarang

Baca Selengkapnya

Hujan Meteor Masuk Atmosfer Bumi Malam Ini, Bisa Dilihat Tanpa Alat Khusus

13 hari lalu

Hujan Meteor Masuk Atmosfer Bumi Malam Ini, Bisa Dilihat Tanpa Alat Khusus

Keunikan malam puncak hujan meteor ini adalah meteornya bersumber dari butir debu yang dilepaskan komet Halley.

Baca Selengkapnya

Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024

41 hari lalu

Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024

Awal Syawal atau hari Lebaran 2024 diperkirakan akan seragam pada Rabu, 10 April 2024. Berikut ini penjelasan astronom BRIN soal posisi hilal terkini.

Baca Selengkapnya

Tak Segampang Itu Mengamati Komet Setan, Terlalu Singkat dan Berpotensi Terhalang Awan

47 hari lalu

Tak Segampang Itu Mengamati Komet Setan, Terlalu Singkat dan Berpotensi Terhalang Awan

Kondisi cuaca, polusi cahaya, dan sempitnya durasi bisa menghambat pengamatan Komet Setan.

Baca Selengkapnya

Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

47 hari lalu

Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

Sejumlah fenomena astronomi langka bakal terjadi sepanjang April 2024. Ada hujan meteor, gerhana matahari total, sampai okultasi bintang Antares.

Baca Selengkapnya

Kemunculan Komet Setan, Perlukah Kita Khawatir?

48 hari lalu

Kemunculan Komet Setan, Perlukah Kita Khawatir?

Komet 12P/Pons-Brooks alias komet setan menuju titik terdekatnya dengan matahari dan bumi. Pakar astronomi membantah isu tanda kiamat.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Kronologi Pencabutan Artikel Arkeologi Situs Gunung Padang, Gerhana Bulan, Gempa Bawean

56 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Kronologi Pencabutan Artikel Arkeologi Situs Gunung Padang, Gerhana Bulan, Gempa Bawean

Topik tentang kronologi pencabutan artikel arkeologi situs Gunung Padang dari Jurnal Wiley menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Gerhana Bulan Penumbra 25 Maret di Indonesia Akan Singkat, Berikutnya 5 April 2042

57 hari lalu

Gerhana Bulan Penumbra 25 Maret di Indonesia Akan Singkat, Berikutnya 5 April 2042

Gerhana bulan penumbra akan terjadi 25 Maret 2024. Fenomena antariksa itu bisa dinikmati di Indonesia kurang dari satu jam.

Baca Selengkapnya