Arkeolog Gali Sisa Kerajaan yang Terlupakan di Arab Saudi, Dadan dan Lihyan
Reporter
Moh Khory Alfarizi
Editor
Erwin Prima
Rabu, 3 November 2021 11:12 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Tim arkeolog melakukan penggalian sisa-sisa kerajaan kuno yang telah lama terlupakan di Arab Saudi, Dadan dan Lihyan. Kerajaan itu berada di tengah gurun gersang dan pegunungan Al Ula di barat laut Arab Saudi—salah satu tujuan wisata unggulan sejak dibuka pada 2019.
Al Ula dikenal terutama dengan makam megah Madain Saleh, sebuah kota berusia 2.000 tahun yang diukir di bebatuan oleh orang Nabatean, orang-orang Arab pra-Islam yang juga membangun Petra di Yordania.
Tim gabungan yang berasal dari Prancis dan Arab Saudi itu saat ini fokus pada penggalian lima situs terdekat yang terkait dengan peradaban Dadanite dan Lihyanite, kekuatan regional penting yang berkembang 2.000 tahun lalu. "Ini adalah proyek yang benar-benar mencoba membuka misteri peradaban," ujar Abdulrahman Al-Sohaibani, yang memimpin misi arkeologi Dadan, 2 November 2021.
Dadan disebutkan dalam Old Testament, sementara kerajaan Lihyanite adalah salah satu yang terbesar pada masanya, membentang dari Madinah di selatan, hingga Aqaba di utara di Yordania modern. Kerajaan tersebut mengendalikan rute perdagangan penting, mencakup kira-kira 900 tahun hingga 100 M, tapi sangat sedikit yang diketahui tentang mereka.
“Kami berharap dapat belajar lebih banyak tentang ritual ibadah, kehidupan sosial dan ekonomi masa lalu,” katanya.
Penggalian sebelumnya terbatas pada area cagar alam utama, kata Jerome Rohmer, seorang peneliti di Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis. Menurutnya, tim hanya ingin memiliki gambaran komprehensif tentang kronologi situs, tata letak situs, budaya material, dan ekonominya.
"Ini adalah proyek komprehensif di mana kami pada dasarnya mencoba menjawab semua pertanyaan ini,” tutur Rohmer.
Al-Ula menjadi terkenal atas dorongan Putra Mahkota Mohammed bin Salman untuk mengubah ekonomi dan masyarakat Arab Saudi. Kerajaan itu mengandalkan pariwisata karena mencoba membuka diri kepada dunia dan mendiversifikasi ekonominya jauh dari minyak.
Pembangunan Al-Ula merupakan bagian dari upaya melestarikan situs warisan pra-Islam untuk menarik wisatawan non-Muslim dan memperkuat identitas nasional.
REUTERS
Baca:
Buah Prasejarah Pisang Tongkat Langit Ditemukan di Fakfak Papua Barat
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.