Cuaca yang Tidak Biasa: Hujan Darah di Kerala dan Penjelasannya

Kamis, 4 November 2021 20:56 WIB

IIustrasi fenomena hujan darah (blood rain) di Kerala, India, 2001. Mysteryofindia.com

TEMPO.CO, Jakarta - Cuaca yang tidak biasa dilaporkan terjadi di Cikarang, Kabupaten Bekasi, pada Minggu 31 Oktober 2021. Video viral di media sosial menunjukkan hujan lokal hanya turun mengguyur satu mobil di area terbuka sebuah hotel.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika telah memberi keterangan keilmuannya menanggapi fenomena cuaca tersebut. BMKG menyatakan tak bisa memastikan kebenaran kejadian hujan itu karena butiran air hujan seperti yang terlihat dalam video dan dugaan awan yang menjadi sumbernya tidak klop.

Menurut BMKG, butiran air dalam video menunjukkan kesamaan dengan peristiwa hujan lebat yang biasa dihasilkan oleh awan cumulonimbus, dan awan itu tidak mungkin cakupannya sempit. Hujan dari awan cumulonimbus dengan cakupan yang tidak luas, maka akan ditemukan hujan dengan intensitas ringan ditandai dengan butiran lebih kecil. “Kondisi tersebut tidak ditemukan pada video yang beredar karena hujan yang jatuh pada area cakupan sempit dan intensitas lebat.”

Peristiwa cuaca yang tidak biasa bukan cuma hujan yang ekstrem lokal. Beberapa lainnya juga pernah digolongkan yang sama termasuk fenomena ‘hujan darah’ yang pernah membuat geger masyarakat di India. Bedanya, fenomena yang terjadi di negara bagian Kerala pada 2001 silam itu belakangan bisa dijelaskan.

Kekuatan massa udara konvektif, yang biasa menciptakan awan-awan hujan, diyakini berada di balik proses terjadinya hujan darah. Kekuatan itu bisa sangat besar dan mengejutkan, termasuk mampu mengangkat material seperti pasir atau bahkan benda-benda kecil, dan membuat mereka berpindah tempat yang cukup jauh.

Advertising
Advertising

Dalam kasus hujan darah, angin atau badai yang kuat bisa menyeret serta debu dan pasir mengangkasa. Saat melayang-layang di udara, benda-benda itu bisa terjebak dalam sirkulasi udara di atmosfer, di mana mereka bisa terbawa sejauh ribuan mil. Pada akhirnya debu, pasir atau benda lain itu akan jatuh kembali karena gravitasi, atau terjebak dalam awan hujan di mana mereka akan tercampur titik-titik air.

Saat benda-benda itu jatuh sebagai hujan, butiran airnya bisa saja menciptakan warna merah. Para ahli mengatakan dalam air hujan darah di Kerala, India, pada 2001 lalu adalah debu dari gurun pasir atau alga berukuran mikroskopis yang larut dalam butiran air hujan.

Hujan itu menjadi langka atau tak biasa karena butuh konsentrasi debu atau alga dalam jumlah yang sangat besar dalam air hujan untuk bisa membuatnya berwarna. Umumnya, hanya ada kandungan debu dalam butiran air hujan, itupun dalam konsentrasi bentuk terlarutnya yang tak sampai membuat air hujan berubah warna. Konsentrasi itu baru tampak saat butiran air hujan membekas pada mobil atau kaca dan memperlihatkan lapisan tipis debu.

Video viral perlihatkan hujan lokal yang terjadi dan hanya mengguyur satu mobil.

Hipotesis lain penyebab hujan darah adalah keberadaan zat asing dari luar angkasa menumpang meteorit menembus atmosfer Bumi. Spekulasi ini sejalan dengan kesaksian adanya bunyi ledakan yang keras sebelum terjadinya hujan.

Namun, pada 2013, para peneliti memastikan temuan kesamaan DNA dalam sel di kandungan hujan darah itu yang sesuai dengan Trentepohlia annulata, jenis alga merah yang biasa ditemukan di banyak perairan di dunia. Masalahnya, para peneliti belum sepenuhnya yakin bagaimana alga-alga merah itu bisa sampai ke awan.

INTERESTING ENGINEERING, METOFFICE.GOV.UK

Baca juga:
Diteliti, Pestisida dari Mikroba Asli Indonesia untuk Atasi Layu Fusarium Tanaman Hias

Berita terkait

Prakiraan Cuaca Sepekan Jawa Barat, BMKG: Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat Hanya 4 Hari

3 jam lalu

Prakiraan Cuaca Sepekan Jawa Barat, BMKG: Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat Hanya 4 Hari

Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan awan atau terjadinya hujan di sebagian wilayah Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

4 jam lalu

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada

Baca Selengkapnya

Gempa Terkini Kembali Getarkan Bawean, Kenapa Masih Terus Terjadi?

10 jam lalu

Gempa Terkini Kembali Getarkan Bawean, Kenapa Masih Terus Terjadi?

BMKG mencatat gempa terkini yang guncangannya bisa dirasakan terjadi di Bawean, Gresik, Jawa Timur, pada Minggu pagi ini, 5 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Kelembapan Udara Bisa Sampai 100 Persen

12 jam lalu

Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Kelembapan Udara Bisa Sampai 100 Persen

Prediksi cuaca Jakarta hari ini, Minggu 5 Mei 2024, diawali dengan cerah berawan merata di seluruh wilayahnya pada pagi ini.

Baca Selengkapnya

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

1 hari lalu

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

Saat tubuh terpapar suhu ataupun hawa panas, respons alami tubuh adalah dengan memproduksi keringat untuk mendinginkan diri.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

1 hari lalu

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

Fenomena heatwave di sebagian wilayah Asia selama sepekan belakangan tidak terkait dengan kondisi suhu panas di Indonesia

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

1 hari lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

1 hari lalu

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

BMKG memastikan suhu panas di Indonesia masih bagian dari kondisi tahunan, seperti kemarau, bukan akibat heatwave.

Baca Selengkapnya

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

1 hari lalu

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

BMKG memprakirakan kondisi cuaca suatu area berdasarkan data numerik. Hujan ringan, sedang, dan lebat dibedakan berdasarkan intensitas airnya.

Baca Selengkapnya

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

1 hari lalu

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

Prakiraan cuaca BMKG memperkirakan cuaca Jakarta hari ini cerah berawan dan hujan ringan. Sebagian wilayah waspada potensi hujan disertai petir.

Baca Selengkapnya