Teknologi Kecerdasan Buatan Arogya.ai Akan Bantu Optimalisasi Layanan RSUI

Reporter

Erwin Prima

Editor

Erwin Prima

Sabtu, 6 November 2021 07:33 WIB

Penandatanganan kerja sama RSUI, Iluni UI dan Arogya.ai untuk optimalisasi layanan kesehatan RSUI pada Jumat, 5 November 2021. Kredit: Arogya.ai

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan teknologi kecerdasan buatan (AI) karya anak bangsa, Arogya.ai, mendorong secara lebih intens pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan di rumah sakit Indonesia. Arogya.ai menjalin kerja sama dengan Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) dan Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) untuk optimalisasi layanan kesehatan di RSUI.

Arogya hadir memberikan solusi untuk membantu optimalisasi manajemen supply chain layanan kesehatan di Indonesia. Order manager, inventory manager dan h-commerce yang diciptakan Arogya merupakan AI supply chain layanan kesehatan pertama di Indonesia dan diciptakan di Indonesia untuk layanan kesehatan Indonesia yang lebih baik,” kata Victor Fungkong, Founder dan CEO Arogya.ai, saat penandatanganan kerja sama Arogya.ai dengan RSUI dan ILUNI UI di RSUI, Depok, Jawa Barat, Jumat, 5 November 2021.

Hadir dalam penandatangan tersebut Direktur Utama RSUI Astuti Giantini dan Ketua Umum ILUNI UI Andre Rahadian.

Menurut Victor, Presiden Joko Widodo pada 2018 pernah menyampaikan agar rumah sakit bisa membangun sistem yang terintegrasi dan menjadi smart hospital, yang memanfaatkan teknologi inovatif secara ekstensif untuk meningkatkan kualitas perawatan dan pengalaman pasien sekaligus mengurangi biaya. Dalam konteks smart hospital itu, teknologi AI mampu mendukung manajemen supply chain memaksimalkan administrasi dan operasional rumah sakit, apalagi mengingat vitalnya peran supply chain dalam sistem pelayanan rumah sakit.

Riset Cardinal Health Survey tentang supply chain rumah sakit menyebutkan, 65 persen responden mengaku mengalami kejadian dokter terpaksa menunda prosedur operasi karena ketidaktersediaan obat dan/atau alat medis yang dibutuhkan karena sistem pembelian kurang optimal.

Advertising
Advertising

“Kita juga melihat arus kas rumah sakit dipengaruhi perputaran stok obat-obatan dan peralatan medis. Semakin cepat perputaran stok, semakin lancar arus kas rumah sakit. Namun, sering kali bagian pembelian rumah sakit melakukan proyeksi kebutuhan obat-obatan dan peralatan medis berdasarkan analisis statis, bukan analisis dinamik. Akibatnya, proyeksinya kurang akurat dan mengakibatkan overstock/understock. Dengan sistem order dan inventory management berbasis AI, manajemen rumah sakit sangat dibantu untuk dapat membuat keputusan pemesanan dan pembelian stok obat-obatan serta peralatan medis dengan akurat, “ pungkas dia.

Direktur Utama RSUI Astuti Giantini menyambut baik kerja sama dengan perusahaan teknologi Arogya.ai karena pentingnya penggunaan teknologi untuk mendukung manajemen rumah sakit dalam meningkatkan layanan kesehatan. “Dukungan ini tidak hanya untuk masa pandemi, tapi berlanjut hingga masa post-pandemic. Untuk itu, kami sangat mengapresiasi hadirnya inovasi pemanfaatan teknologi AI di RSUI,” ungkap dr. Astuti.

Menurut Astuti, teknologi AI menghadirkan sistem yang terintegrasi dan lebih efisien, mulai dari supply chain hingga administrasi, sehingga diharapkan teknologi ini dapat menekan biaya operasional yang lebih besar.

“Ini juga menjadi langkah kesiapan RSUI untuk menjadi rumah sakit yang menerapkan digitalisasi di Indonesia guna mendukung Universal Health Coverage (UHC). RSUI berharap kolaborasi ini dapat berjalan efektif dalam upaya peningkatan layanan kesehatan yang terintegrasi dengan teknologi tinggi,” ujarnya.

Sementara, Andre Rahadian, Ketua Umum ILUNI UI, berpendapat inovasi teknologi di bidang kesehatan merupakan salah satu titik perhatian ILUNI, sebab teknologi memiliki kekuatan besar untuk membantu tugas rumah sakit dan tenaga kesehatan di tengah pandemi.

“Dengan semangat ‘Sinergi Temu’, melalui Center ILUNI 4.0, kami mencoba merangkul Arogya.ai, perusahaan milik alumnus UI, yang diharapkan mampu mengembangkan RSUI sebagai rumah sakit pendidikan,” ujar Andre.

Harapannya, kerja sama ini yang merupakan “Hasil Temu” dapat menjadi legacy di dunia kesehatan, meski bukan kali pertama. Sebelumnya, ILUNI UI juga memberikan dukungan dalam inovasi kesehatan seperti disinfeksi udara berbasis UVC dan ventilator.

Baca:
Fokus AI, Dosen Telkom University Masuk Daftar Ilmuwan Berpengaruh

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Apple Singkirkan 3 Aplikasi AI yang Bisa Bikin Foto Telanjang dari App Store

11 jam lalu

Apple Singkirkan 3 Aplikasi AI yang Bisa Bikin Foto Telanjang dari App Store

Menurut keterangan Apple, tiga aplikasi AI itu melabeli dirinya sebagai generator seni. Sudah ada di App Store dua tahun.

Baca Selengkapnya

5 Tips Agar Tidak Tertipu AI Saat Belanja Online

1 hari lalu

5 Tips Agar Tidak Tertipu AI Saat Belanja Online

Pakar Komunikasi Digital bagikan tips agar masyarakat tidak tertipu oleh konten rekayasa teknologi artificial intelligence (AI) saat belanja online

Baca Selengkapnya

Threads Menguji Fitur Mengarsipkan Unggahan Otomatis

2 hari lalu

Threads Menguji Fitur Mengarsipkan Unggahan Otomatis

Threads menguji fitur baru yang memungkinkan pengguna mengarsipkan unggahan secara manual maupun otomatis ketika diatur dalam jangka waktu tertentu

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

2 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

2 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

2 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Apple Kebut Pengembangan AI Model Bahasa Besar untuk Iphone

2 hari lalu

Apple Kebut Pengembangan AI Model Bahasa Besar untuk Iphone

Apple dikabarkan sedang mengembangkan sistem AI dengan model bahasa besar (LLM) untuk mengaktifkan fitur Device Generative AI di perangkatnya.

Baca Selengkapnya

Wanita Korsel Ditipu Elon Musk Palsu Lewat Deepfake, Rugi Rp 811 Juta

3 hari lalu

Wanita Korsel Ditipu Elon Musk Palsu Lewat Deepfake, Rugi Rp 811 Juta

Elon Musk palsu menipu seorang wanita di Korea Selatan dengan menggunakan aplikasi deepfake. Bagaimana modusnya?

Baca Selengkapnya

Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model AI Kecil dengan Kemampuan Besar

4 hari lalu

Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model AI Kecil dengan Kemampuan Besar

Microsoft luncurkan model bahasa AI kecil, Phi-3 Kemampuannya setara dengan teknologi pintar yang dilatih penuh.

Baca Selengkapnya

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

6 hari lalu

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

Pakar Unair mewanti-wanti regulator soal bahaya AI terhadap dunia kerja. AI bisa menyulitkan angkatan kerja baru, terutama yang memiliki skill rendah.

Baca Selengkapnya