Uji Vaksin Booster Covid-19 Gaet 1500 Relawan di Jakarta dan Bandung

Selasa, 9 November 2021 17:56 WIB

Vaksinator menyuntikkan vaksin dosis ketiga atau booster kepada tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Matraman, Jakarta, Jumat, 6 Agustus 2021. Pemberian vaksin dosis ketiga atau booster kepada tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan dan tenaga penunjang yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan, hingga saat ini masih terus dilaksanakan. Pemberian vaksin dosis ketiga atau booster ditargetkan rampung pada pekan kedua Agustus 2021. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Tim uji klinis booster vaccine Covid-19 menjadwalkan risetnya akan dimulai awal Desember 2021. Ketua tim, Eddy Fadlyana, mengatakan, telah mendapat izin dari Komite Etik. “Sekarang masih menunggu izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan,” katanya, Selasa 9 November 2021.

Pendataan relawan uji klinis vaksin yang diharapkan menguatkan antibodi yang sudah ada dalam tubuh pascavaksinasi sebelumnya ini sudah mulai berjalan di dua kota. Pada riset ini, kata Eddy, target relawan total sebanyak 1500 orang.

“Di Jakarta 900 orang, Bandung 600 orang,” ujar dokter anak di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung itu. Adapun anggota tim risetnya berjumlah 100 orang.

Pendataan relawan dilakukan fasilitas kesehatan. Di Bandung misalnya, melibatkan Puskesmas Garuda dan Ciumbuleuit, serta Balai Kesehatan Universitas Padjadjaran. Tujuan uji klinis itu, kata Eddy, untuk melihat perlu tidaknya suntikan booster bagi mereka yang sudah dua kali disuntik vaksin Covid-19.

Tim riset akan melihat bagaimana kadar antibodi para relawan yang telah disuntik vaksin dua kali. Eddy mencontohkan, dari hasil uji klinis vaksin Sinovac di Bandung, kadar antibodinya selama 3 sampai 6 bulan sudah menurun.

Advertising
Advertising

“Setelah suntikan (vaksin) kedua seiring waktu akan menurun,” kata manajer tim riset uji klinis vaksin Sinovac dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran itu.

Rencananya dalam riset uji klinis vaksin untuk booster itu, tim akan menjajal tiga jenis vaksin yaitu Sinovac, AstraZeneca, dan Pfizer. Kelompok penerima vaksin, nantinya terbagi lagi yaitu yang mendapat vaksin ukuran dosis penuh 0,5 mililiter dan 0,25 mililiter. “Kalau ternyata setengah dosis sudah sama baiknya, kan nanti pemerintah bisa ngirit vaksin,” ujar Eddy.

Sebelumnya dia mengatakan, tim riset mendapat kepercayaan dari WHO dan Kementerian Kesehatan untuk melakukan penelitian booster vaccine ini. Pemerintah ingin mengetahui hasil vaksinasi setelah sebulan suntikan booster diberikan. Sementara WHO lebih panjang lagi waktunya, hingga setengah tahun.

“Kalau yang sudah divaksin diperiksa antibodinya setelah sebulan, nanti yang WHO dipantau sampai 6 bulan,” katanya pada Oktober lalu.

Baca juga:
Antibodi Ayam Semakin Dekat Jadi Vaksin Covid-19, Ini Hasil Uji Praklinisnya

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Wakil Ketua MWA: 7 Bakal Calon Berpotensi Jadi Rektor Unpad 2024-2029l

2 hari lalu

Wakil Ketua MWA: 7 Bakal Calon Berpotensi Jadi Rektor Unpad 2024-2029l

Terdapat 14 bakal calon dalam pemilihan Rektor Universitas Padjajaran atau Unpad.

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

3 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

4 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

4 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

4 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

5 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Pendaftaran Seleksi Mandiri Unpad Dibuka Pekan Depan, Begini Rincian Biaya UKT dan Iuran Masuknya

10 hari lalu

Pendaftaran Seleksi Mandiri Unpad Dibuka Pekan Depan, Begini Rincian Biaya UKT dan Iuran Masuknya

Biaya UKT bagi mahasiswa baru hasil Seleksi Mandiri Unpad maksimal Rp 30 juta per semester. Iuran masuknya bisa mencapai Rp 195 juta.

Baca Selengkapnya

Unpad Buka Pendaftaran Beasiswa S2-S3

12 hari lalu

Unpad Buka Pendaftaran Beasiswa S2-S3

Universitas Padjadjaran (Unpad) membuka pendaftaran Beasiswa Fast Track Magister Doktor 2024 untuk calon mahasiswa yang ingin melanjutkan S2 dan S3.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

15 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya