Lukisan Gua Tertua di Dunia Terkikis Perubahan Iklim di Sulawesi Selatan

Reporter

Tempo.co

Selasa, 23 November 2021 07:07 WIB

Lukisan gua berumur 44 ribu tahun yang ditemukan di Maros, Sulsel, menggambarkan manusia sedang berburu binatang. (dailymail.co.uk)

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah lukisan gua yang diperkirakan merupakan lukisan tertua di dunia ditemukan di Sulawesi Selatan. Dilansir dari teras.id, lukisan yang merupakan gambar tiga babi kutil Sulawesi tersebut diperkirakan berusia 45 ribu tahun. Penemuan lukisan tersebut membuat rekor lukisan tertua yang sebelumnya ditemukan di Spanyol terkalahkan.

Dilansir dari advances.sciencemag.org, lukisan gua tersebut diperkirakan dibuat dengan pigmen oker merah. Lukisan tersebut menggambarkan tiga buah figur babi kutil Sumatera, dua di antaranya tampak bertarung. Sementara itu, satu babi lain tampak samar-samar menonton dua babi lain yang sedang bertarung. Dilansir dari Jurnal Scientific Reports, lukisan tersebut tampak samar-samar karena terkikis perlahan-lahan oleh perubahan iklim yang mengakibatkan cuaca ekstrem.

Cuaca ekstrem tersebut mengakibatkan perubahan cuaca yang tiba-tiba, mulai dari hujan deras hingga kekeringan ekstrem. Dilansir dari bisnis.com, kondisi tersebut kemudian menyebabkan terjadinya fenomena haloklasti atau kristalisasi garam. Fenomena haloklasti membuat kristal garam di dalam gua mengalami penyusutan dan pembengkakan. Kondisi tersebut kemudian membuat lukisan dinding di dalam gua menjadi mudah terkelupas secara perlahan-lahan.

Jill Huntley, Peneliti dari Griffith University, mengungkapkan bahwa pengelupasan lukisan tertua di dunia tersebut tidak bisa dicegah. Sebab, sebagaimana dilansir dari cnn.com, pengelupasan lukisan di dalam gua tersebut sangat bergantung dengan laju perubahan iklim yang tengah terjadi. Apabila melihat laju perubahan iklim saat ini, sebagaimana diungkapkan oleh Huntley, hilangnya lukisan tertua di dunia tersebut nampak menjadi sesuatu yang tidak bisa dihindari.

Lokasi gua tersebut yang berada di Sulawesi Selatan membuat lukisan tertua yang berada di dalamnya semakin mudah terkelupas. Dilansir dari nature.com, lokasi gua yang berada dekat dengan garis khatulistiwa membuatnya menjadi lokasi dengan perubahan cuaca paling dinamis di tengah perubahan iklim. Kondisi tersebut membuat fenomena haloklasti semakin tinggi intensitasnya.

Advertising
Advertising

BANGKIT ADHI WIGUNA

Baca: Lukisan dan DNA Tertua di Dunia Ditemukan di Maros Sulawesi Selatan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

12 jam lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

2 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

3 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

3 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

4 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

6 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

Supriyanto mengatakan puluhan pekerja migran tersebut rata-rata berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

30 Warga Thailand Tewas Akibat Cuaca Panas Terik

8 hari lalu

30 Warga Thailand Tewas Akibat Cuaca Panas Terik

Thailand mencatat cuaca panas menyebabkan 30 orang tewas sejak awal Januari hingga April 2024.

Baca Selengkapnya

Ratusan Rumah di Luwu Sulawesi Selatan Terendam Banjir setelah Hujan 10 Jam

8 hari lalu

Ratusan Rumah di Luwu Sulawesi Selatan Terendam Banjir setelah Hujan 10 Jam

Kendati mulai surut, BNPB mengantisipai banjir susulan.

Baca Selengkapnya

Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

8 hari lalu

Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

Dalam orasi ilmiah pengukuhan profesor riset dirinya, Erma membahas ihwal cuaca ekstrem yang dipicu oleh kenaikan suhu global.

Baca Selengkapnya

Atmosfer Bergejolak, BMKG Minta Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan

10 hari lalu

Atmosfer Bergejolak, BMKG Minta Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan

BMKG mendeteksi faktor-faktor atmosfer pemicu kenaikan curah hujan di berbagai wilayah. Masyarakat harus mewaspadai cuaca ekstrem.

Baca Selengkapnya