Ada Bibit Siklon 91S, Potensi Angin Kencang Masih Kecil

Rabu, 24 November 2021 21:16 WIB

Ilustrasi Siklon Tropis. bmkg.go.id

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah bibit siklon 90S menjadi siklon tropis Paddy, kini ada bibit siklon 91S dan calon bibit siklon di utara Indonesia. Peneliti klimatologi dari Pusat Riset Sains dan Teknologi Atmosfer di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, mengatakan kedua calon dan bibit siklon tropis itu berpotensi menghasilkan angin kencang di wilayah Indonesia.

“Karena keduanya saat ini berdekatan dan membesar,” katanya kepada Tempo, Rabu, 24 November 2021.

Sementara ini jarak calon dan bibit siklon tropis baru itu masih terhitung jauh dari wilayah Indonesia. “Maka kecil kemungkinannya 91S dapat menimbulkan angin kencang,” ujarnya.

Situasi itu bisa berubah jika terjadi perubahan yang cepat, sehingga keberadaan bibit siklon tropis 91S mendekat ke wilayah Indonesia. Kondisi lainnya, lokasi bibit siklon itu tetap, namun kekuatannya membesar sehingga berubah menjadi badai atau siklon tropis.

Bibit siklon tropis 91S terpantau hari ini berdasarkan data pemantauan dari Joint Typhoon Warning Center (JTWC) kelolaan pemerintah Amerika Serikat. Lokasinya di lautan arah barat daya Selat Sunda. Koordinat lokasinya berada di 10-an derajat Lintang Selatan dan 90-an derajat Bujur Timur.

Advertising
Advertising

Menurut Erma, banyak faktor yang menghasilkan badai atau siklon tropis, seperti wilayah konvergensi, penghangatan suhu permukaan laut, serta aktivitas gelombang.

Sebelumnya diberitakan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat kejadian angin kencang di wilayah Jakarta dan sekitarnya pada Selasa petang, 23 November 2021.

Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer BMKG, angin kencang itu tercipta dari aliran massa udara yang cukup kuat dari wilayah Samudera Hindia sebelah barat Banten. Massa udara itu bertiup ke arah timur hingga di sekitar wilayah utara Tangerang dan Jakarta.

Aliran yang cukup kuat tersebut dipicu secara tidak langsung oleh perbedaan tekanan udara yang cukup signifikan, dampak dari keberadaan pola tekanan rendah di sekitar Samudera Hindia selatan Jawa. Termasuk yang menciptakan pola tekanan rendah itu adalah adanya Siklon Tropis Paddy.

Baca:
Bibit Siklon Baru 91S Muncul, Kurangi Hujan di Barat, Berakhir Vorteks Borneo

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

'Bintang Jatuh' Terlihat di Yogyakarta dan Sekitarnya, Astronom BRIN: Itu Meteor Sporadis

2 jam lalu

'Bintang Jatuh' Terlihat di Yogyakarta dan Sekitarnya, Astronom BRIN: Itu Meteor Sporadis

Aastronom BRIN menyebut fenomena adanya bintang jatuh di Yogyakarta dan sekitarnya itu sebagai meteor sporadis.

Baca Selengkapnya

Kaya Aktivitas Perikanan dan Tambang, Teluk Kendari Mendangkal dengan Cepat

2 jam lalu

Kaya Aktivitas Perikanan dan Tambang, Teluk Kendari Mendangkal dengan Cepat

Teluk Kendari di kota Kendari mengalami pendangkalan yang dramatis selama sekitar 20 tahun terakhir. Ini kajian sedimentasi di perairan itu oleh BRIN.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

1 hari lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

2 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

2 hari lalu

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.

Baca Selengkapnya

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

2 hari lalu

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

BRIN terus berupaya menemukan metode yang paling baru, efektif, dan efisien dalam proses pemurnian protein.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

3 hari lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

3 hari lalu

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

Potensi hujan signifikan terjadi karena kontribusi dari aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial.

Baca Selengkapnya

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

4 hari lalu

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

4 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya