Ilmuwan di Afsel Bicara Covid-19 Varian Terbaru, Mutasi Lebihi Varian Delta

Jumat, 26 November 2021 10:58 WIB

ilustrasi - Dokter memegang botol ampul kaca mengandung sel molekul virus corona Covid-19 asal Inggris yang telah mengalami mutasi RNA menjadi varian baru. (ANTARA/Shutterstock/pri.)

TEMPO.CO, Jakarta - Ilmuwan di Afrika Selatan berpacu melacak varian baru virus corona Covid-19 yang telah membangkitkan kekhawatiran terbaru ilmuwan di dunia. Varian ini diketahui mengalami lebih banyak mutasi daripada yang pernah ditemukan pada varian lain termasuk Delta, dan diduga bakal menyebar cepat ke seluruh Afrika Selatan.

Pertama kali teridentifikasi di Botswana pada November ini, varian yang sama muncul dalam hasil screening terhadap sejumlah pelaku perjalanan tujuan Hong Kong asal Afrika Selatan. Para ilmuwan masih berusaha memahami karakter dari varian ini, seperti apakah bisa meliuk dari respons imun tubuh yang sudah ada berkat vaksin-vaksin yang digunakan. Juga apakah infeksi virus Covid-19 varian baru ini menyebabkan gejala yang lebih berat atau ringan daripada varian lain yang telah dikenal.

“Kami sedang terbang melebihi kecepatan cahaya,” kata Penny Moore, virolog di University of Witwatersrand di Johannesburg, Afrika Selatan, mengilustrasikan pacuan penelitian yang sedang dilakukan. Laboratorium tempat bekerja Moore saat ini sedang mengukur potensi SARS-CoV-2 varian baru itu dalam menghadapi imun tubuh dari vaksin maupun infeksi virus sebelumnya. “Pada tahap sekarang, masih terlalu awal untuk bisa mengatakan sesuatu,” kata Moore menambahkan.

Richard Lessells, dokter spesialis penyakit menular di University of KwaZulu-Natal, Durban, Afrika Selatan, mengatakan jumlah dan jenis mutasi yang dialami virus varian itu memang mencemaskan. “Tapi sekarang kita masih perlu bekerja untuk memahami apa artinya bagi respons terhadap pandemi,” katanya dalam jumpa pers di Kementerian Kesehatan Afrika Selatan, Kamis 25 November 2021.

Panel ahli di Badan Kesehatan Dunia atau WHO diagendakan bertemu membahasnya pada hari ini, Jumat 26 November 2021. Menurut Tulio de Oliveira, bioinformatician dari University of KwaZulu-Natal, WHO kemungkinan akan memutuskan apakah varian virus yang saat ini dilabeli sebagai B.1.1.529 tersebut masuk daftar variant of concern atau variant of interest. Jika benar masuk di antara daftar itu, varian kemungkinan akan mendapat nama Nu—huruf abjad dalam Bahasa Yunani yang selama ini digunakan dalam penamaan varian-varian virus corona Covid-19.

Advertising
Advertising

Para peneliti menemukan B.1.1.529 di antara data urutan genom sampel virus dari Botswana. Varian ini langsung membetot perhatian karena struktur protein paku virus itu mengalami lebih dari 30 perubahan dibandingkan yang ditemukan pada virus Covid-19 di awal pandemi lalu. Protein paku adalah bagian kunci dari SARS-CoV-2 yang mampu mengenali sel yang akan diinfeksi, dan karenanya jadi bagian utama yang ditarget dari respons imun tubuh.

Banyak dari mutasi yang ada pada B.1.1.529 itu ada pada varian Delta dan Alpha. Pada keduanya, mutasi gen itu telah terbukti berkorelasi dengan meningkatnya kemampuan infeksi atau menular dari si virus dan kemampuannya meliuk dari antibodi tubuh. Uji-uji masih dilakukan terhadap varian yang terbaru.

Seorang perempuan menerima dosis vaksin Covid-19, ketika Afrika Selatan meluncurkan vaksinasi kepada orang tua di Munsieville Care for the Aged Center di luar Johannesburg, Afrika Selatan 17 Mei 2021 [REUTERS/Siphiwe Sibeko/File Foto]

Sejauh ini, Lessells mengungkapkan, varian B.1.1.529 telah ditemukan dalam 77 sampel pasien Covid-19 di Provinsi Gauteng—di mana berlokasi ibu kota Johannesburg—yang dikumpulkan 12-20 November lalu. Di Gauteng, penularan kasus baru Covid-19 tengah melonjak cepat, terutama di lingkungan sekolah dan komunitas orang muda.

Bukti-bukti masih bersifat awal dan analisis terhadap ratusan sampel lain masih dikerjakan namun Lessell menduga B.1.1.529 telah menyebar luas ke luar Gauteng. “Kami khawatir varian ini telah menyebar cukup luas di Afrika Selatan,” katanya.

NATURE

Baca juga:
Tes Acak Covid-19 pada Seribu Pelajar di Yogya, Satu Sekolah Akhirnya Ditutup


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

1 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

2 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

2 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

4 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

4 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya