Covid-19 Varian Baru dari Botswana Picu Kekhawatiran: Punya 30 Mutasi?

Jumat, 26 November 2021 22:21 WIB

Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Varian baru SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, ditemukan dengan jumlah mutasi yang melebihi varian Delta. Pertama kali teridentifikasi di antara data genom sekuensing di Botswana dan diduga tengah menyebar cepat di Afrika Selatan, varian berlabel B.1.1.529 ini memunculkan kekhawatiran terbaru bagi ilmuwan di dunia.

Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara periode 2018-2020, Tjandra Yoga Aditama, membeberkan beberapa informasi mengenai varian itu. Menurutnya, yang sudah diketahui saat ini adalah B.1.1.529 punya banyak sekali mutasi. “Ada yang menyebut sampai 30 mutasi atau lebih, jadi lebih banyak dari varian Delta dan yang lain,” ujar dia saat dihubungi, Jumat 26 November 2021.

Tjandra yang juga Guru Besar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu melanjutkan, semakin banyak mutasi yang ada, tentu akan semakin mengkhawatirkan terkait dengan dampaknya. Dugaan sementara, kata Tjandra, sedikitnya akan ada dampak terhadap penularan, tapi masih belum terlalu jelas.

“Dampak lain misalnya dari segi beratnya penyakit, diagnosis dengan PCR dan antigen, infeksi ulang, termasuk dampak terhadap vaksin bagaimana,” tutur dia.

Munculnya varian baru itu juga memunculkan kebijakan beberapa negara yang mulai membatasi penerbangan dari negara terjangkit, dan memperketat karantina. Karena varian yang sama juga muncul dalam hasil screening terhadap sejumlah pelaku perjalanan tujuan Hong Kong asal Afrika Selatan.

Advertising
Advertising

Selain itu, dikabarkannya, WHO akan melakukan rapat dalam waktu dekat untuk menentukan apakah B.1.1.529 akan masuk dalam kelompok Variant under Investigation (VUI), Variant of Interest (VoI) atau Variant of Concern (VoC).

“Ada yang memperkirakan, mungkin akan diberi nama NU kalau memang masuk ke dalam VoI atau VoC," katanya sambil menambahkan, "Kalau VUI maka belum diberi nama khusus.”

Tjandra menambahkan, semua akan lebih jelas tentang Covid-19 varian terbaru menunggu perkembangan dalam beberapa hari ini. Tjandra yang saat ini menjabat sebagai Direktur Pascasarjana di Universitas YARSI Jakarta itu mengingatkan bahwa semua harus terus waspada dan menerapkan protokol kesehatan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas).

“Kalau ada keluhan dan atau ada kontak maka segera memeriksakan diri dan untuk yang belum maka segera dapatkan vaksinasi Covid-19,” kata dia.

Baca juga:
Cemas, Amerika Bentuk Badan Investigasi Baru Khusus Selidiki UFO


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

3 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

19 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

2 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

5 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya