Antisipasi Covid-19 Varian Omicorn, Guru Besar FKUI Usul 7 Hal

Sabtu, 27 November 2021 11:03 WIB

Ilustrasi Covid-19.

TEMPO.CO, Jakarta - Covid-10 varian baru yang teridentifikasi pertama kali di Afrika Selatan sudah digolongkan sebagai variant of concern (VOC) dan diberi nama Omicorn oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. Kasus varian yang awalnya berlabel B.1.1.529 ini sudah muncul di negara lain, yakni Belgia di Eropa dan Hong Kong di Asia.

Untuk mengantisipasi agar varian yang memicu kekhawatiran karena mutasinya yang banyak itu tidak masuk ke Indonesia, Guru Besar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Tjandra Yoga Aditama, memberikan tujuh saran.

Pertama, menata ulang aturan masuknya pengunjung dari negara terjangkit. Tjandra meminta agar pihak berwenang secara rinci memeriksa riwayat perjalanan, karena bisa saja sekarang datang dari negara aman misalnya, tapi beberapa hari sebelumnya berkunjung ke negara terjangkit.

“Juga memberlakukan karantina dengan lebih ketat, dan tingkatkan jumlah pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) pada pendatang,” ujar dia melalui pesan WhatsApp, Sabtu pagi, 27 November 2021.

Beberapa negara sudah mulai memberlakukan aturan pembatasan khusus bagi masuknya orang asing dari negara terjangkit. Yang sudah melakukannya (dalam berbagai bentuknya) adalah Inggris, Uni Eropa, Singapura, Jepang, Malaysia, Filipina, Israel, Turki, Mesir, Dubai, Arab Saudi, Bahrain, Yordania, Amerika Serikat dan Kanada.

Advertising
Advertising

Saran kedua, Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara periode 2018-2020 itu meminta agar WGS di dalam negeri pada umumnya ditingkatkan, sebaiknya bisa sampai beberapa puluh ribu pemeriksaan seperti dilakukan India. Ketiga, harus waspada jika ada klaster kasus di berbagi kabupaten/kota, artinya surveilans berbasis lab harus amat ditingkatkan.

“Keempat, meningkatkan jumlah tes. Agar semua kabupaten/kota melakukan tes sesuai jumlah minimal WHO, jangan hanya angka nasional,” tutur dia.

Saran kelima, perlunya dilakukan telusur pada semua kontak dari satu orang yang terinfeksi, setidaknya sebagian besar. Jika ditetapkan hanya delapan orang yang ditelusuri, pada berbagai keadaan mungkin belum cukup.

Keenam, tingkatkan vaksinasi agar 55 persen rakyat Indonesia yang belum mendapat vaksin memadai (dua kali) segera mendapatkannya, apalagi lansia. “Dalam hal ini perlu dicari mekanisme terbaik agar laju vaksinasi yang diberitakan menurun dapat meningkat dengan nyata,” ujar Tjandra.

Saran ketujuh, selalu mengikuti perkembangan ilmiah yang ada, yang mungkin berubah cepat, dan semua keputusan harus berdasar bukti ilmiah. “Evidence-based decision making process,” katanya lagi.

Sementara untuk masyarakat, perlu dilakukan pengetatan untuk protokol kesehatan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas). Selain itu, Tjandra yang juga mantan Dirjen Pengendalian Penyakit di Kementerian Kesehatan itu meminta jika memiliki keluhan atau kontak dengan seseorang yang sakit—apalagi jika datang dari negara terjangkit—segera memeriksakan diri. “Segera vaksinasi.”

Baca:
Covid-19 Baru di Afsel Omicorn Masuk Variant of Concern, Apa Kata Pakar FKUI?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

19 jam lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya

Jaksa ICC Wawancarai Staf Dua Rumah Sakit Gaza soal Kejahatan Perang Israel

1 hari lalu

Jaksa ICC Wawancarai Staf Dua Rumah Sakit Gaza soal Kejahatan Perang Israel

Jaksa dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dilaporkan telah mewawancarai staf dari dua rumah sakit terbesar di Gaza

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

4 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

4 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Ditemukan Kuburan Massal di Khan Younis Gaza, Afrika Selatan Serukan Investigasi

5 hari lalu

Ditemukan Kuburan Massal di Khan Younis Gaza, Afrika Selatan Serukan Investigasi

Afrika Selatan menyerukan pada komunitas internasional agar dilakukan investigasi yang menyeluruh terkait temuan kuburan massal di Gaza

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

5 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Guru Besar FKUI Soal Kenapa 1 Juta Lebih WNI Pilih Berobat di Luar Negeri

5 hari lalu

Penjelasan Guru Besar FKUI Soal Kenapa 1 Juta Lebih WNI Pilih Berobat di Luar Negeri

Jokowi menyebut 1 juta lebih WNI berobat ke luar negeri. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Guru Besar UGM Anjurkan Daun Pegagan untuk Terapi Daya Ingat, Begini Cara Kerjanya

7 hari lalu

Guru Besar UGM Anjurkan Daun Pegagan untuk Terapi Daya Ingat, Begini Cara Kerjanya

Tanaman liar pegagan dianggap bisa membantu terapi daya ingat. Senyawa aktifnya memulihkan fungsi hipokampus, bagian krusial pada otak.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

9 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Gelar Kampus Menggugat di Hari Kartini, Guru Besar UGM: Kita Bagian Kerusakan Demokrasi di Era Jokowi

9 hari lalu

Gelar Kampus Menggugat di Hari Kartini, Guru Besar UGM: Kita Bagian Kerusakan Demokrasi di Era Jokowi

Kegiatan Kampus Menggugat ini menyorot kondisi demokrasi di penghujung kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang merupakan alumnus UGM.

Baca Selengkapnya