Peneliti: Penerbangan dan Pelayaran Waspadai Pusaran Angin di Atas Laut Jawa

Sabtu, 27 November 2021 18:38 WIB

Ilustrasi angin kencang. the-star.co

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Klimatologi Pusat Riset dan Teknologi Atmosfer di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, mengatakan ada pembentukan dua pusaran angin dalam skala luas atau vorteks sekarang ini. Vorteks pertama di utara Kalimantan, dan yang kedua vorteks di Laut Jawa.

“Sehingga melakukan perjalanan laut maupun udara yang melewati Laut Jawa saat ini dan beberapa hari mendatang perlu mewaspadai kondisi ini,” kata Erma lewat keterangan tertulis, Sabtu 27 November 2021.

Menurutnya, angin kencang dan hujan yang terjadi secara sporadis saat ini di sebagian besar Jawa bagian barat, terutama di kawasan pesisir barat saat ini, berkaitan erat dengan tahap awal dari inisiasi pembentukan dua vorteks. Sebaran vorteks itu di Laut Cina Selatan sebelah utara Kalimantan, dan di Laut Jawa sebelah utara Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara.

Gangguan cuaca karena pembentukan dua vorteks itu, menurutnya, faktor utama yang menentukan dinamika atmosfer selama beberapa hari terakhir ini dan berpotensi tetap terjadi hingga akhir bulan. Dinamika vorteks Borneo berpengaruh terhadap cuaca hujan lebat dan persisten di sejumlah wilayah di Kalimantan.

Vorteks Borneo berperan membawa uap air dari belahan bumi utara masuk ke wilayah Indonesia melalui Laut Cina Selatan sekaligus mengaktifkan angin monsun Asia penanda musim hujan. Menurut Erma, vorteks Borneo berpotensi terbentuk mula-mula di utara Kalimantan, namun kemungkinan akan menjauh ke utara dan melemah.

Advertising
Advertising

Sementara itu, vorteks Laut Jawa yang pada saat ini terbentuk di bagian timur sebelah utara Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, berpotensi tumbuh semakin membesar, meluas, dan menguat. “Selama pembentukan dan tahap kematangannya, angin kencang dapat terjadi di sejumlah kawasan di daratan Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, serta di Laut Jawa,” kata Erma.

Faktor yang perlu menjadi perhatian, menurutnya, yaitu pusat vorteks di atas laut. Karena itu pusat konveksi yang dicirikan dari liputan awan dan proses pertumbuhan awan-awan konvektif terjadi massif dan terkonsentrasi di atas Laut Jawa.

Selain itu, berdasarkan data dari Satellite-based Disaster Early Warning System (Sadewa) milik Pusat Riset dan Teknologi Atmosfer-BRIN, vorteks Laut Jawa berpotensi semakin membesar dan meluas menjangkau beberapa kawasan sekaligus. “Seperti Kalimantan, Sulawesi, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara,” ujarnya.

Angin kencang dan peningkatan hujan dapat terjadi secara intensif di wilayah tersebut. Meski demikian, kata Erma, prediksi terhadap dinamika atmosfer harus terus diperbarui karena gangguan yang terjadi di atmosfer sangat berpotensi menimbulkan tingkat ketidakpastian semakin besar terhadap hasil prediksi cuaca.

Baca:
4 Warga Sleman Ditimpa Pohon Tumbang Akibat Hujan Angin, BMKG Beri Peringatan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Kementerian Perhubungan Klaim Keselamatan Pelayaran Indonesia Diakui Dunia

12 jam lalu

Kementerian Perhubungan Klaim Keselamatan Pelayaran Indonesia Diakui Dunia

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengklaim bahwa keselamatan dan keamanan pelayaran kapal Indonesia telah diakui dunia internasional.

Baca Selengkapnya

Budi Karya Minta Aset Bandara Tuanku Tambusai Segera Dilimpahkan ke Kemenhub

17 jam lalu

Budi Karya Minta Aset Bandara Tuanku Tambusai Segera Dilimpahkan ke Kemenhub

Budi Karya menginstruksikan agar aset Bandara Tuanku Tambusai, Riau diserahkan ke Kementerian Perhubungan.

Baca Selengkapnya

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

20 jam lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

21 jam lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Dampak Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Ditutup hingga Pukul 10.00 WITA Hari Ini

22 jam lalu

Dampak Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Ditutup hingga Pukul 10.00 WITA Hari Ini

Penutupan Bandara Sam Ratulang Manado diperpanjang hingga pagi hari ini, Ahad, 5 Mei 2024, pukul 10.00 WITA.

Baca Selengkapnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Senior Jadi Tersangka

1 hari lalu

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Senior Jadi Tersangka

Polisi menetapkan satu orang tersangka dalam kasus penganiayaan yang mengakibatkan tewasnya seorang taruna STIP Marunda

Baca Selengkapnya

Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior

1 hari lalu

Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior

Taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Putu Satria Ananta Rustika, 19 tahun, tewas diduga dianiaya seniornya di toilet

Baca Selengkapnya

CCTV Rekam Rangkaian Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas

1 hari lalu

CCTV Rekam Rangkaian Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas

Polres Jakarta Utara telah menerima laporan polisi tentang tewasnya siswa tingkat satu di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP)

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya