TEMPO.CO, Denpasar - Polisi mengungkap modus penipuan dan pembobolan modem wifi oleh petugas teknisi gadungan di Bali. Sebanyak dua tersangka ditahan bersama barang bukti 25 alat modem atau optic network terminal tersebut.

Kedua tersangka itu diinisialkan sebagai TW (29 tahun) dan KY (23). Mereka menyamar sebagai petugas perusahaan penyedia layanan internet dan membobol wifi di puluhan lokasi. Modusnya diawali dengan mereka memutus jaringan kabel ODP pada tiang jaringan ke pelanggan wifi.

Setelah kabel putus, mereka mendatangi pelanggan dan mengaku akan mengganti alat ONT atau modem. "Tapi, mereka yang mengaku petugas ini tidak datang kembali," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Bali Komisaris Besar Ary Satryan dalam siaran persnya di Denpasar, Sabtu 18 Desember 2021.

Selain 25 alat modem wifi, polisi juga menyita dua baju putih bertuliskan salah satu wifi ternama dan identitas palsu yang digunakan sebagai barang bukti. Dalam kasus itu, jumlah kerugian ditaksir senilai Rp 17 juta dan kedua tersangka dijerat Pasal Tindak Pidana Pencurian dengan Pemberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 363 KUHP.

Pengungkapan modus ini diawali dari pertengahan November lalu ketika satu perusahaan penyedia layanan wifi menerima aduan gangguan jaringan. Setelah dilanjutkan dengan pengecekan di rumah pelanggan, petugas resmi mendapati modem yang dipasang di rumah pelanggan telah hilang.

Dari hasil pengecekan itu, perusahaan menelusuri semua laporan gangguan wifi. Terdapat 12 modem di wilayah Denpasar yang terpasang di masing-masing rumah pelanggan telah hilang. Alat modem wifi yang hilang juga terjadi di Kabupaten Tabanan sebanyak 22 buah modem.

Baca juga:
Perempuan, Ventilator dan Long Covid yang Batasi Pemulihan Pasien