Penyebaran Omicron Tak Terbendung, Ini Saran Guru Besar FKUI

Selasa, 21 Desember 2021 16:46 WIB

Varian baru Omicron diteliti memiliki tingkat penularan sangat cepat dan sulit diredam penularannya.

TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar di Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Tjandra Yoga Aditama, mengatakan kasus Covid-19 varian Omicron terus bertambah. Saat ini hampir 100 negara di dunia yang sudah mendeteksi varian Covid-19 yang sudah dikelompokkan ke dalam varian of concern (VOC) oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO itu.

“Penyebaran di dunia nampaknya tidak terbendung lagi,” ujar dia dalam keterangan tertulis pada Selasa, 21 desember 2021.

Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara periode 2018-2020 itu, mengatakan pada 16 Desember 2021 para menteri kesehatan negara anggota G7 sudah menyebut Omicron sebagai ancaman besar bagi masyarakat di dunia.

Tjandra menyarankan akan lebih baik jika para menteri kesehatan dari negara anggota G20 di bawah Presidensi Indonesia juga mengambil sikap yang sama, sehingga bisa sejalan dengan konsep Tata Ulang Arsitektur Kesehatan Global yang disampaikan Presiden Jokowi.

Selain itu, juga perlu segera mengidentifikasi sudah seberapa besar penularan di masyarakat. Kasus pertama, misalnya, diberitakan diduga tertular dari warga yang baru pulang dari Afrika Selatan.

Advertising
Advertising

Tentu akan lebih baik jika diinformasikan juga siapa saja anggota masyarakat lain yang sudah tertular, apakah semua sudah dikarantina, ke tempat mana saja mereka berkunjung, sehingga masyarakat lain yang juga berkunjung ke tempat yang sama bisa waspada. “Demikian juga dengan kasus-kasus lainnya yang sudah ada sekarang dan yang mungkin akan ada lagi di hari-hari mendatang,” kata Tjandra.

Selain itu, Direktur Pascasarjana Universitas YARSI itu juga meminta agar memperketat kemungkinan tambahan kasus lagi dari luar negeri. Caranya, dengan membatasi yang masuk, melakukan karantina yang ketat sampai 14 hari, dan jangan sampai ada yang lolos dengan berbagai alasan.

Mantan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan itu juga menerangkan bahwa Indonesia harus berharap yang terbaik dan bersiap untuk yang terburuk. Dari kacamata kesehatan, Tjandra berujar, maka sudah harus disiagakan fasilitas layanan kesehatan, bukan hanya rumah sakit, tapi juga pelayanan kesehatan primer.

Perlu juga disiapkan daftar tenaga kesehatan jika nanti diperlukan, termasuk juga obat dan alat kesehatan. Sebaiknya, Tjandra menambahkan, sekarang sudah dilakukan setidaknya simulasi dalam bentuk ‘table top exercise’ dan lainnya. “Masyarakat juga harus disiapkan untuk kemungkinan apa yang harus dilakukan kalau ada peningkatan kasus dan identifikasi klaster,” ujar dia.

Sementara di luar aspek kesehatan, perlu diantisipasi dampak sosial, ekonomi, bahkan juga politik yang mungkin terjadi. “Yang juga sangat penting adalah komunikasi publik yang baik, transparan, konsisten dan responsif.”

Baca:
Melesat, Omicron Kini Kuasai 73 Persen Kasus Baru Covid-19 di Amerika

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

9 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

5 hari lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

5 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Guru Besar FKUI Soal Kenapa 1 Juta Lebih WNI Pilih Berobat di Luar Negeri

10 hari lalu

Penjelasan Guru Besar FKUI Soal Kenapa 1 Juta Lebih WNI Pilih Berobat di Luar Negeri

Jokowi menyebut 1 juta lebih WNI berobat ke luar negeri. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Guru Besar UGM Anjurkan Daun Pegagan untuk Terapi Daya Ingat, Begini Cara Kerjanya

11 hari lalu

Guru Besar UGM Anjurkan Daun Pegagan untuk Terapi Daya Ingat, Begini Cara Kerjanya

Tanaman liar pegagan dianggap bisa membantu terapi daya ingat. Senyawa aktifnya memulihkan fungsi hipokampus, bagian krusial pada otak.

Baca Selengkapnya

Gelar Kampus Menggugat di Hari Kartini, Guru Besar UGM: Kita Bagian Kerusakan Demokrasi di Era Jokowi

13 hari lalu

Gelar Kampus Menggugat di Hari Kartini, Guru Besar UGM: Kita Bagian Kerusakan Demokrasi di Era Jokowi

Kegiatan Kampus Menggugat ini menyorot kondisi demokrasi di penghujung kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang merupakan alumnus UGM.

Baca Selengkapnya