Amerika Akhirnya Gunakan Obat Covid-19 Paxlovid dan Molnupiravir

Jumat, 24 Desember 2021 14:32 WIB

Pil obat Covid-19 eksperimental yang disebut Molnupiravir sedang dikembangkan oleh Merck & Co Inc dan Ridgeback Biotherapeutics LP, terlihat dalam foto selebaran tak bertanggal yang dirilis oleh Merck & Co Inc dan diperoleh Reuters 17 Mei 2021. [Merck & Co Inc/Handout via REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengawas Obat dan Makanan, Amerika Serikat atau FDA telah mengeluarkan izin penggunaan darurat (EUA) untuk obat Covid-19 paxlovid dan juga molnupiravir. Kedua obat antivirus ditujukan untuk pengobatan pasien gejala ringan hingga sedang saat kasus baru Covid-19 di negara itu sudah dikuasai varian Omicron.

Paxlovid dibuat Pfizer dengan cara mengemas kombinasi tablet nirmatrelvir dan ritonavir. FDA merekomendasikan penggunaan obat ini untuk pasien berusia lebih dari 12 tahun dan berat badan di atas 40 kilogram. Diharapkan mampu menekan gejala yang parah, termasuk kebutuhan rawat inap di rumah sakit.

“Kami memperkenalkan pengobatan pertama untuk Covid-19 dalam bentuk pil yang bisa diminum secara oral. Ini menjadi langkah maju dalam memerangi pandemi global,” ujar Direktur untuk Riset dan Evaluasi Obat di FDA, Patrizia Cavazzoni, di website resminya, Rabu, 22 Desember.

Menurut FDA, paxlovid bisa menghambat protein SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, dan menghentikan replikasi virus. Paxlovid diberikan sebanyak tiga tablet (dua tablet nirmatrelvir dan satu tablet ritonavir) diminum bersamaan dua kali sehari selama lima hari, dengan total 30 tablet (tidak diizinkan digunakan lebih dari lima hari berturut-turut).

Sedangkan EUA untuk molnupiravir menyusul keesokan harinya, Kamis, 23 Desember. Namun, obat ini hanya diperbolehkan digunakan untuk orang dewasa dengan hasil tes positif Covid-19, yang berisiko tinggi, termasuk pasien rawat inap. Obat ini tidak diizinkan untuk pasien berusia kurang dari 18 tahun karena dianggap mempengaruhi pertumbuhan tulang dan tulang rawan.

Advertising
Advertising

Cavazzoni menjelaskan, molnupiravir menjadi opsi pengobatan tambahan untuk pasien Covid-19 berupa pil yang bisa diminum secara oral. Namun, kata dia, obat itu digunakan terbatas pada situasi di mana pengobatan lain yang disetujui FDA untuk Covid-19 tidak dapat diakses atau tidak sesuai secara klinis.

“Dan akan menjadi pilihan pengobatan yang berguna untuk beberapa pasien dengan Covid-19 yang berisiko tinggi dirawat di rumah sakit,” ujar dia dalam website resmi FDA, Kamis.

Merck, pembuat molnupiravir, telah mengajukan izin edar begitu didapat hasil uji klinis final pada Oktober lalu--sebulan lebih cepat daripada paxlovid. Saat itu molnupiravir menunjukkan mampu memangkas hingga 50 persen peluang gejala berat seseorang yang telah terinfeksi Covid-19.

Bekerja dengan memasukkan kesalahan ke dalam kode genetik SARS-CoV-2 sehingga mencegah virus itu bereplikasi lebih lanjut, molnupiravir diberikan empat kapsul 200 miligram yang diminum setiap 12 jam sebatas lima hari.

“Ketika varian baru terus muncul, sangat penting memperluas gudang terapi Covid-19 salah satunya menerbitkan EUA, sambil terus menghasilkan data tambahan tentang keamanan dan efektivitasnya,” kata Cavazzoni.

Logo Pfizer dengan cetakan 3D diletakkan di dekat obat-obatan dari produsen yang sama dalam ilustrasi ini yang diambil pada 29 September 2021. [REUTERS/Dado Ruvic]

Untuk menentukan mengeluarkan EUA, FDA menyatakan mengevaluasi bukti ilmiah yang tersedia dan dengan hati-hati, menyeimbangkan risiko yang diketahui dengan manfaat produk yang diketahui. Berdasarkan tinjauan bukti ilmiah yang ada, FDA menentukan paxlovid dan molnupiravir bisa efektif sebagai pengobatan Covid-19.

Kedua obat itu hanya tersedia dengan resep dokter dan harus dimulai sesegera mungkin setelah diagnosis Covid-19 dan dalam waktu lima hari setelah timbulnya gejala. FDA juga mengingatkan bahwa obat itu bukan pengganti vaksin dan mendesak masyarakat untuk segera mendapatkan vaksinasi dan menerima booster jika memenuhi syarat.

FDA | CNBC | NEW YORK TIMES

Baca juga:
Melesat, Omicron Kini Kuasai 73 Persen Kasus Baru Covi-19 di AS


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

10 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

4 hari lalu

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

FDA memergoki temuan satu dari lima sampel susu komersial yang diuji dalam survei nasional mengandung partikel virus H5N1atau virus Flu Burung

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

10 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

14 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

14 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

20 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

22 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya