BMKG Pasang 22 Seismograf Digital Ansitipasi Tsunami Aceh Terulang

Senin, 27 Desember 2021 09:52 WIB

Foto udara menggambarkan masjid terlihat utuh di antara bekas bangunan di sekitarnya yang rata dengan tanah setelah tersapu badai tsunami di Lhok Nga, Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Selasa, 4 Januari 2005. Dok.TEMPO/ Hariyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG menyatakan hingga kini telah memasang sebanyak 22 sensor seismograf digital broadband di seluruh wilayah Provinsi Aceh. Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengungkapnya bertepatan dengan 17 tahun tsunami Aceh, 26 Desember 2021.

Lewat akun media sosial Twitter, Daryono menyebutkan, jaringan sensor seismograf itu untuk mendukung pemrosesan yang cepat dan akurat dalam memberikan informasi gempa dan peringatan dini tsunami di Aceh. Sedang untuk kecepatan informasi itu sampai ke otoritas terkait bencana, BMKG juga sudah memasang sebanyak 41 unit perangkat Sistem Penerima Peringatan Dini jenis WRS New Generation, WRS 2 Way, dan WRS DVB.

"Di Aceh, BMKG juga memasang peralatan Early Warning System (EWS) Radio Broadcaster," tulis Daryono.

Jaringan alat itu menjadi vital karena gempa besar yang memicu tsunami pernah terjadi beberapa kali pada masa lalu di Aceh. Selain pada 26 Desember 2004 lalu, gempa tsunami Aceh juga terjadi pada 1861, 1886, 1907, 2005, dan 2012.

"Data hasil kajian tsunami purba juga telah mengungkap bukti terjadinya perulangan tsunami yang terjadi ribuan tahun silam di Aceh," kata Daryono lagi.

Advertising
Advertising

Aceh, dia menjelaskan, merupakan kawasan seismik aktif dan kompleks karena berdampingan dangan sumber gempa megathrust (M9,1-9,2). Wilayah yang sama terletak pada jalur sesar aktif yaitu segmen Seulimaum dan segmen Aceh dengan potensi gempa yang terjadi bisa mencapai M7,0.

Gempa M9,2 penyebab tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 disebutnya yang terbesar di Indonesia yang tercatat oleh instrumen. Gempa ini menimbulkan bidang patahan 1.300 kilometer dari barat Aceh hingga Kepulauan Andaman.

"Dalam rentang proses rekahan 12 menit membangkitkan tsunami dahsyat dan berdampak kerusakan lingkungan yang luar biasa," katanya sambil menambahkan gelombang tsunami yang tercipta setinggi lebih dari 40 meter dan merenggut 230 ribu nyawa di lebih dari delapan negara.

Di Indonesia, Daryono menuturkan, pada saat itu belum banyak memahami risiko tsunami. Jaringan alat pemantau gempa dan laut terbatas sehingga lebih mengandalkan layanan informasi tsunami oleh Pacific Tsunami Warning Centre (PTWC) & Japan Meteorological Agency (JMA).

"Belum ada sistem peringatan dini tsunami. Masyarakat juga belum peduli," katanya.

Baca juga:
Kaleidoskop 2021: Gempa Tengah Malam Menggoyang Bandung dan Gunung Es Pecah


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

1 jam lalu

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

Saat tubuh terpapar suhu ataupun hawa panas, respons alami tubuh adalah dengan memproduksi keringat untuk mendinginkan diri.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

4 jam lalu

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

Fenomena heatwave di sebagian wilayah Asia selama sepekan belakangan tidak terkait dengan kondisi suhu panas di Indonesia

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

7 jam lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

8 jam lalu

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

BMKG memastikan suhu panas di Indonesia masih bagian dari kondisi tahunan, seperti kemarau, bukan akibat heatwave.

Baca Selengkapnya

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

9 jam lalu

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

BMKG memprakirakan kondisi cuaca suatu area berdasarkan data numerik. Hujan ringan, sedang, dan lebat dibedakan berdasarkan intensitas airnya.

Baca Selengkapnya

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

9 jam lalu

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

Prakiraan cuaca BMKG memperkirakan cuaca Jakarta hari ini cerah berawan dan hujan ringan. Sebagian wilayah waspada potensi hujan disertai petir.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

16 jam lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

23 jam lalu

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

Menurut Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, fenomena hawa panas memiliki karakteristik yang berbeda dan tak memenuhi kriteria sebagai gelombang panas.

Baca Selengkapnya

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

1 hari lalu

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

Fenomena gelombang panas (heatwave) seperti yang baru saja membekap wilayah luas di daratan Asia terjadi karena terperangkapnya udara panas

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

1 hari lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.

Baca Selengkapnya