AS, Inggris, Prancis, Australia Catat Rekor Kasus Covid-19 Saat Omicron Meluas

Rabu, 5 Januari 2022 11:52 WIB

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson melihat selama kunjungan ke pusat vaksinasi COVID-19 di Guttman Center di Stadion Stoke Mandeville di Aylesbury, Buckinghamshire, Inggris 3 Januari 2022. Steve Parsons/Pool via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Australia melaporkan rekor jumlah kasus Covid-19 harian. Kabar tersebut muncul ketika Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO memperingatkan penyebaran varian Omicron yang meningkatkan risiko munculnya varian baru yang lebih berbahaya.

Inggris melaporkan lebih dari 200.000 kasus untuk pertama kalinya pada Selasa, 4 Januari 2021, sedang Australia mencatat hampir 50.000 dan Prancis mencatat lebih dari 270.000. Angka tersebut masih sangat jauh jika dibandingkan 1.080.211 yang dilaporkan oleh Amerika pada Senin, 3 Januari yang menjadi sebuah rekor global.

Sejuta kasus dalam sehari di Amerika itu memang sangat tinggi, karena penundaan penghitungan akhir pekan—kemungkinan meningkat lebih lanjut setelah liburan akhir pekan Tahun Baru selama tiga hari. “Rata-rata bergulir selama tujuh hari—yang menurut para ahli lebih andal—adalah 486.000 kasus per hari pada Senin malam,” tulis laporan Johns Hopkins University, Selasa.

Varian Omicron yang sangat bermutasi, yang paling menular hingga saat ini, menyumbang sekitar 59 persen dari kasus Amerika menjelang akhir tahun lalu. Tingkat kematian dan rawat inap Omicron lebih rendah di seluruh dunia, meningkatkan harapan virus tersebut dapat berkembang menjadi penyakit musiman yang relatif jinak.

Namun, WHO di Eropa mengeluarkan peringatan yang tidak menyenangkan, yaitu tingkat infeksi yang melonjak dapat memiliki efek sebaliknya. Senior Emergencies Officer di WHO, Catherine Smallwood, menerangkan bahwa semakin banyak Omicron menyebar, semakin banyak transmisi dan replikasi, maka semakin besar kemungkinan untuk mengeluarkan varian baru.

Advertising
Advertising

"Sekarang, Omicron bisa menyebabkan kematian, mungkin sedikit lebih rendah dari Delta, tapi siapa bilang varian berikutnya tidak akan muncul,” katanya sambil menambahkan, bahkan dalam sistem kesehatan yang canggih dan berkapasitas baik ada perjuangan nyata yang terjadi saat ini.

Skenario seperti itu ditakuti di Inggris, di mana pemerintah mengatakan bahwa rumah sakit telah beralih ke ‘kondisi perang’ karena kekurangan staf. Setelah Inggris mencapai rekor 218.724 kasus dalam 24 jam, Perdana Menteri Boris Johnson menjanjikan tindakan untuk menutup kesenjangan staf di daerah-daerah yang paling parah dilanda, termasuk menyusun sukarelawan medis yang didukung oleh tentara.

Australia, yang sebelumnya berhasil menekan infeksi untuk sebagian besar pandemi, juga memecahkan rekor beban kasus sebelumnya dengan 47.738. Infeksi yang melonjak telah mendorong serbuan pada kit antigen cepat yang dikelola sendiri yang semakin langka dan menciptakan antrian berjam-jam di pusat-pusat yang menyediakan tes PCR yang lebih andal.

"Saya pikir pada titik ini kita semua tahu seseorang yang terkena Covid-19 atau kita memiliki rekan kerja yang tidak bekerja karena mereka dikarantina atau diisolasi," tutur Deputy Chief Medical Officer, Australia, Sonya Bennett.

Negara-negara kaya telah bergegas untuk memberikan suntikan booster ketiga kepada populasi mereka untuk melawan kasus yang meningkat, sementara banyak di negara-negara miskin belum dapat menerima yang pertama. Namun, berbeda dengan Israel yang bahkan sudah mulai meluncurkan dosis keempat vaksin minggu lalu.

“Sebuah penelitian kecil Israel menunjukkan bahwa vaksinasi keempat virus corona meningkatkan antibodi hingga lima kali lipat,” ujar Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett.

MEDICAL XPRESS | AFP | NEW YORK TIMES

Baca:
Inggris Buat Rencana Darurat Penanganan Omicron untuk Rumah Sakit hingga Sekolah

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

3 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

15 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

2 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya