WHO: Ditemukan Bersamaan, Varian IHU tak Menyebar Seperti Omicron

Kamis, 6 Januari 2022 05:50 WIB

Sejumlah orang mengenakan masker pelindung, berjalan di alun-alun Trocadero dekat Menara Eiffel di Paris di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19) di Prancis, 6 Desember 2021. REUTERS/Gonzalo Fuentes

TEMPO.CO, Jakarta - Varian IHU, varian SARS-CoV-2 pertama asal Prancis yang ditemukan pada akhir 2021, tak menyebar luas meski memiliki peluang yang amat besar untuk itu. Manajer Insiden Covid-19 di Badan Kesehatan Dunia (WHO), Abdi Mahamud, mengungkap itu dalam keterangan yang diberikan di Jenewa, Selasa 4 Januari 2021.

Mahamud juga menyatakan kalau varian yang diberi label B.1.640.2 itu tak baru bagi WHO karena sudah dipantau sejak November lalu. Itu artinya, varian ini ditemukan pada periode yang sama dengan Omicron.

Sejauh ini, varian B.1.640.2 menunjukkan gejala infeksi pada 12 orang di Marseilles, Prancis sebelah selatan. Bandingkan dengan varian Omicron yang telah memicu percepatan penambahan kasus baru Covid-19 di banyak negara hingga saat ini. Masa liburan akhir tahun yang baru lalu dikhawatirkan melahirkan gelombang baru wabah Covid-19 karena varian-varian baru itu.

“Ini masih terlalu awal untuk spekulasi virologis, epidemiologis atau fitur klinis dari 12 kasus infeksi varian ini (IHU),” kata tim peneliti dalam sebuah laporan awal analisis genom varian ini.

Varian B.1.640.2 disebut varian IHU karena ditemukan para peneliti di Méditerranée Infection University Hospital Institute (IHU). Lewat Oxford Nanopore Technologies, teknologi masa depan dalam whole genome sequencing, varian ini diketahui memiliki 46 mutasi genetik dan tak lagi memiliki 13 gen seperti yang ada dalam genom varian orisinal virusnya yang dari Wuhan.

Advertising
Advertising

“Virus ini memiliki kesempatan untuk menyebabkan masalah besar tapi, sejauh yang kita bisa katakan saat ini, tak pernah terjadi,” kata Tom Peacock dari Imperial College London, Inggris.

Sejumlah varian SARS-CoV-2 telah muncul sepanjang dua tahun pandemic Covid-19 , tapi hanya sebagian kecil saja yang mampu menyebar luas. Yang terbaru adalah varin Omicron yang per Senin lalu telah menyapu Eropa dan Prancis mencatatkan jumlah kasus baru Covid-19 harian tertinggi sebesar 271.686 kasus.

Presden Prancis Emmanuel Macron menyatakan kehidupan normal di negerinya akan lebih dibatasi lagi untuk mereka yang belum menjalani vaksinasi. Pembatasan mulai 15 Januari. “Anda tidak akan bisa lagi pergi ke restoran, kedai kopi, bioskop, teater.”

NEW SCIENTIST, TIME

Baca juga:
Guru Besar Unair: Karakter Varian Omicron Bisa Bikin Mutasi Beragam


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Selain Istana Versailles 4 Chateau di Paris Ini Tak Kalah Megah dan Menakjubkan

1 jam lalu

Selain Istana Versailles 4 Chateau di Paris Ini Tak Kalah Megah dan Menakjubkan

Kalau sudah pernah ke Istana Versailles dan ingin mencari tempat baru, berikut ini adalah istana terbaik di dekat Paris

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Mengutuk Unjuk Rasa Mahasiswa Pro-Palestian yang Menutup Paksa Gerbang Kampus

6 jam lalu

Emmanuel Macron Mengutuk Unjuk Rasa Mahasiswa Pro-Palestian yang Menutup Paksa Gerbang Kampus

Emmanuel Macron mengutuk blokade oleh demonstran pro-Palesitna yang menutup pintu-pintu gerbang masuk ke universitas.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

1 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

2 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

2 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

3 hari lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya