TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar Ilmu Biokimia dan Biologi Molekular Universitas Airlangga (Unair), Chairul Anwar Nidom, menjelaskan bagaimana karakter Covid-19 varian Omicron yang sudah menyebar di seluruh dunia.
Menurutnya, struktur varian ini masih sama dengan Delta pada lokasi DNA yang risikonya sudah diketahui, seperti adanya mutasi D614G dan motif ADE (sifat yang bisa menghindar dari antibodi di dalam tubuh).
Dia mengatakan risiko dari Omicron ini dapat menyebabkan peluang variasi mutasi yang semakin beragam. “Dan kita juga tidak atau belum tahu risiko mutasi yang baru, karena Omicron bisa bersifat sebagai sumber bahan genetik lingkungan,” ujar dia saat dihubungi pada Selasa, 4 Januari 2022.
Founder dan Ketua Tim Profesor Nidom Foundation (PNF) itu menambahkan, varian yang sudah digolongkan ke dalam variant of concern (VOC) oleh Organisasi Kesahatan Dunia (WHO) itu juga bisa bersifat sebagai ‘kuda troya’ terhadap varian dan atau virus lain yang lebih mengkhawatirkan. Bahkan, kata dia, saat ini sudah ditemukan kasus Flurona, infeksi bersama Flu dan Corona.
Selain itu, disebutkannya juga bahwa Omicron dimungkinkan bisa ‘menghabisi’ antibodi yang ada di dalam tubuh, sehingga tubuh jadi naif antibodi dan membuatnya rentan terhadap bukan hanya Covid, tapi juga patogen lain. “Oleh karena itu, sebaiknya titer antibodi sering-sering dicek terutama kemampuan antibodi yang ada terhadap varian-varian yang ada, termasuk Omicron,” tutur Nidom.
Profesor di Fakultas Kedokteran Hewan Unair itu juga menyarankan agar sebaiknya pengujian lebih diutamakan menggunakan PCR daripada antigen karena di situasi seperti sekarang tes antigen kurang bermakna dalam memberikan informasi keadaan SARS-CoV-2 itu.
Sedangkan untuk masyarakat, Nidom meminta agar tidak perlu berlebihan menanggapi munculnya Omicron ini, namun tetap harus mewaspadai adanya dinamika varian dengan kode B.1.1.529 itu, terutama bagi orang-orang lansia dan memiliki komorbid atau penyakit bawaan. “Sebaiknya masyarakat tetap disiplin dan ketat menjalankan protokol kesehatan, terutama memakai masker,” katanya lagi.
Per 1 Januari 2022, Kementerian Kesehatan mengumumkan bahwa kasus Omicron bertambah 68 orang, sehingga total kasus terkonfirmasi sebanyak 136 orang. Tambahan 68 kasus baru itu berasal dari Pelaku Perjalanan Luar Negeri dan 11 di antaranya merupakan WNA, dengan asal negara kedatangan paling banyak dari Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat.
Dari 68 kasus terkonfirmasi Omicron tersebut, sebanyak 29 orang tidak memiliki gejala, 29 orang sakit dengan gejala ringan, 1 orang sakit dengan gejala sedang, dan 9 orang lainnya tanpa keterangan.
Baca:
Inggris Buat Rencana Darurat Penanganan Omicron untuk Rumah Sakit hingga Sekolah
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.