Mengenali Keunikan Tiga Hewan Nokturnal Ini, Kelelawar, Burung Hantu, Tarsius

Reporter

Tempo.co

Editor

Bram Setiawan

Rabu, 12 Januari 2022 18:58 WIB

Ilustrasi kelelawar. Bats.org.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Kelelawar merupakan satu-satunya mamalia yang berkemampuan terbang. Aktivitas hidup kelelawar menunjang kelangsungan ekosistem di antaranya penyerbukan dan penyebaran biji tanaman. Mamalia terbang ini beraktivitas hidup saat malam atau nokturnal.

Kelelawar merupakan inang untuk lebih dari 100 jenis virus. “Kami berfokus mengamati daya tahan alami kelelawar untuk melihat bagaimana mereka merespons berbagai virus mematikan,” kata Michelle Baker, ahli imunologi dari Australian Animal Health Laboratory, seperti dikutip dari Medical Express.

Hewan nokturnal ini hanya memiliki interferon –protein yang dilepaskan tubuh saat mendeteksi virus– lebih sedikit daripada manusia. Meski demikian, interferon memiliki sistem pertahanan yang lebih tangguh.

Burung hantu juga hewan nokturnal. Mengutip dari Britannica, hewan ini ditemukan di semua benua, kecuali Antarktika. Burung hantu mampu bertahan di habitatnya, karena beraktivitas saat malam yang minim gangguan spesies lainnya.

Burung hantu memiliki ciri khas mata yang besar menghadap ke depan. Burung hantu biasanya memangsa tikus. Burung predator ini merupakan binatang yang beraktivitas saat malam (nokturnal).

Advertising
Advertising

Burung hantu memiliki semacam cermin di bagian belakang matanya yang disebut tapetum lucidum. Ketika cahaya mengenai cermin akan dipantulkan kembali. Itu sebabnya, burung hantu bisa melihat dalam gelap. Mengutip dari UCSB Science Line, cara mata burung hantu bekerja, yakni cahaya masuk ke pupil ditangkap oleh reseptor. Saraf membawa informasi cahaya ke otak untuk memahami informasi.

Tarsisus juga hewan nokturnal, tapi dari spesies primata. Tak seperti hewan nokturnal lainnya, Tarsius tidak memiliki pemantul cahaya (tapetum lucidum) di matanya. Hewan ini merupakan salah satu dari 13 spesies primata lompat kecil yang hanya ada di Asia Tenggara.

Di Indonesia, tarsius hidup di Sulawesi, Kalimantan, dan Bangka Belitung. Hewan ini memiliki tubuh mungil dengan panjang 15 sentimeter. Tarsius jantan memiliki bobot sekitar 128 gram, sedangkan yang betina memiliki bobot 117 gram.

AMELIA RAHIMA SARI

Baca: Tarsius, Hewan Malam yang Matanya Tak Memiliki Pemantul Cahaya

Berita terkait

10 Hewan Terkecil di Dunia, Ada yang Ukurannya 7,7 Milimeter

8 hari lalu

10 Hewan Terkecil di Dunia, Ada yang Ukurannya 7,7 Milimeter

Berikut ini deretan hewan terkecil di dunia, mulai dari spesies ikan, katak, kura-kura, kelinci, tikus, hingga ular.

Baca Selengkapnya

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

20 hari lalu

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada

Baca Selengkapnya

Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

21 hari lalu

Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

21 hari lalu

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

25 hari lalu

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.

Baca Selengkapnya

Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

27 hari lalu

Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.

Baca Selengkapnya

Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

28 hari lalu

Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

29 hari lalu

Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

Flu Singapura memiliki gejala yang hampir menyerupai cacar air, virusnya hanya memerlukan waktu inkubasi 3-6 hari untuk menyerang imunitas tubuh.

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

29 hari lalu

Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.

Baca Selengkapnya

Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

32 hari lalu

Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

Seorang individu tidak hanya berisiko terkena demam berdarah dengue (DBD), tetapi juga berpotensi menyebarkan virus dengue apabila telah terinfeksi.

Baca Selengkapnya