Riset Vaksin Baru Asal Cina, RS Bethesda Yogyakarta Buka Lowongan 500 Relawan

Jumat, 14 Januari 2022 06:57 WIB

Botol kecil berlabel stiker "Vaccine COVID-19" dan jarum suntik medis dalam foto ilustrasi yang diambil pada 10 April 2020. [REUTERS / Dado Ruvi]

TEMPO.CO, Yogyakarta - Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta membuka lowongan bagi 500 relawan yang bersedia menjalani uji klinis vaksin baru Covid-19, yakni Fusion Protein Vaccine (V-01).

RS Bethesda merupakan salah satu dari berbagai instansi perguruan tinggi tanah air yang didapuk oleh pemerintah pusat untuk melangsungkan penelitian terkait vaksin baru asal Cina itu.

"Ada sedikitnya tujuh universitas tanah air yang juga melakukan penelitian ini," kata Ketua Tim Peneliti V-01 RS Bethesda, Iswanto, Kamis 13 Januari 2022.

Tujuh perguruan tinggi tersebut, termasuk RS Bethesda, adalah Universitas Andalas di Padang, Universitas Indonesia dan UIN Syarif Hidayatullah, UIN di Bandung, Universitas Udayana di Bali, serta Universitas Lambung Mangkurat di Samarinda. "Penelitian vaksinasi jenis baru ini akan mulai 28 Januari 2022 mendatang," kata dia.

Iswanto mengatakan prosedur penelitian vaksin baru ini sejatinya sama dengan jenis-jenis vaksin sebelumnya seperti Sinovac. Tujuan penelitian ini bisa menambah variasi vaksin untuk mengatasi pandemi agar tak bergantung merek tertentu.

Advertising
Advertising

Soal benefit bagi sukarelawan itu, Iswanto menyebutkan antara lain mendapatkan insentif berupa uang transport, penggantian biaya pengobatan yang diperlukan, dan akan dibebaskan dari biaya apapun selama proses penelitian, seperti pemeriksaan kesehatan, konsultasi dokter, juga pemeriksaan laboratorium.

"Kewajiban sukarelawan itu harus datang ke RS Bethesda setidaknya enam kali baik untuk vaksinasi pertama dan kedua, lalu satu bulan, tiga bulan, enam bulan, dan 12 bulan usai vaksinasi kedua untuk mengukur antibodi," kata dia.

Iswanto mengatakan vaksin baru ini dipastikan aman karena penelitian ini sudah mengantongi persetujuan pelaksanaan uji klinis dari BPOM dan mendapatkan persetujuan etik.

Syarat yang perlu diperhatikan untuk menjadi sukarelawan, di antaranya belum pernah disuntik vaksin Covid-19, belum pernah terpapar Covid-19, usia minimal 18 tahun, tidak sedang hamil, dan terakhir bersedia ikut berbagai rangkaian tes kesehatan. "Syaratnya memang sangat ketat, tapi semua biaya gratis dan relawan mendapat insentif," kata dia.

Baca:
Dalam Sebulan, Hasil Vaksinasi Booster Setengah Dosis Hampir Setara Dosis Penuh

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

10 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

2 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

2 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

3 hari lalu

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Cairan amnion dan substansi seperti verniks caseosa berperan dalam menciptakan aroma bayi yang khas.

Baca Selengkapnya

Aplikasi Soal UTBK Sempat Mati pada Hari Pertama, Bagaimana Kemungkinannya Hari Ini?

3 hari lalu

Aplikasi Soal UTBK Sempat Mati pada Hari Pertama, Bagaimana Kemungkinannya Hari Ini?

Hari kedua Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) sebagai jalur kedua penyaringan masuk perguruan tinggi negeri dijadwalkan Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

4 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

4 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya