Jangan Panik, Lakukan Hal Berikut Saat Terjadi Gempa: Drop, Cover, Hold On

Reporter

Tempo.co

Minggu, 16 Januari 2022 09:10 WIB

Sejumlah anak-anak berlindung dibawah meja saat melakukan simulasi jika terjadi gemba di sekolah dasar Tokyo, 11 Maret 2015. Simulasi ini dilakukan untuk memperingati ulang tahun keempat dari 11 Maret 2011 gempa dan tsunami yang menewaskan ribuan orang. REUTERS/Issei Kato

TEMPO.CO, Jakarta - Pada Jumat, 14 Januari 2022 lalu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan telah terjadi gempa dengan kekuatan 6,7 M di Sumur, Banten. Akibatnya, sejumlah wilayah di pusat gempa, seperti Bogor, Depok, Jakarta, Tangerang dan Bekasi mengalami guncangan gempa tersebut.

Sebagaian orang mungkin telah memiliki pengalaman dengan gempa, tetapi tidak sedikit orang yang baru merasakan guncangan yang disebabkan oleh gempa. Mengalami gempa bumi bisa tentu bukanlah hal yang menyenangkan. Akan tetapi untuk, meminimalisir shock yang dirasakan, penting untuk mengetahui prosedur yang harus dilakukan, terlebih saat berlangsung gempa.

Hal pertama yang harus dilakukan saat gempa adalah tenang dan tidak panik secara berlebihan. Sebagaimana dijelaskan dalam mtu.edu, panik dan stres bisa menyebabkan situasi semakin memburuk ketika terjadi gempa. Dengan pikiran tenang, maka seseorang dapat berpikir secara rasional untuk melindungi diri dan menghindari hal-hal yang membahayakan diri sendiri atau orang lain.

Melansir dari earthquakeauthority.com, jika di dalam ruangan maka tetap berada di dalam ruangan, Segera mengambil posisi berlindung di bawah benda-benda furniture berat, seperti meja, meja belajar, atau benda perabot berat lainnya guna menghindari reruntuhan akibat guncangan gempa.

Tutupi wajah dan kepala dengan lengan dan bertahan selama beberapa waktu agar tidak terkena benda jatuh. Jauhi benda-benda seperti jendela atau rak dengan benda berat. Setidaknya, terdapat tiga rumus yang harus diingat ketika mengalami gempa bumi sedang berada di dalam ruangan, yaitu drop (merunduk), cover (menutupi), dan hold on (bertahan).

Advertising
Advertising

Namun, mengutip dari getprepared.gc.ca, bila berada di luar lapangan, berlarilah ke tanah yang lapang dan hindari bangunan-bangunan, pohon, tiang listrik, atau yang sekiranya bisa melukai diri sendiri, Kemudian, jika sedang berkendara, segeralah menepi dan tinggalkan kendaraan.

Selanjutnya, hindari benda-benda yang sekiranya bisa melukai diri akibat goncangan gempa. Apabila sedang berada atau tinggal di daerah pantai, jauhi laut guna menghindari potensi terjadinya tsunami.

NAOMY A. NUGRAHENI

Baca: Breaking News: Gempa Magnitudo 6,7 Guncang Jakarta dan Sekitarnya

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Banjir di Nagan Raya Aceh Mulai Surut, BNPB Ingatkan Risiko Hujan Susulan

19 menit lalu

Banjir di Nagan Raya Aceh Mulai Surut, BNPB Ingatkan Risiko Hujan Susulan

Banjir akibat luapan sungai di Nagan Raya, Aceh, berangsur surut, Namun, masih ada potensi hujan intensitas sedang hingga lebat.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 5,5 Guncang Mataram dan Sekitarnya, Warga Berhamburan Keluar Rumah

7 jam lalu

Gempa Magnitudo 5,5 Guncang Mataram dan Sekitarnya, Warga Berhamburan Keluar Rumah

Gempa berkekuatan 5,5 Magnitudo selama kurang dari 10 detik menggoyang wilayah Mataram, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat

Baca Selengkapnya

Waspada Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Perairan, Termasuk Area Penyeberangan Selat Sunda

12 jam lalu

Waspada Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Perairan, Termasuk Area Penyeberangan Selat Sunda

BMKG kembali menerbitkan peringatan dini gelombang tinggi untuk berbagai perairan, mencakup area nelayan dan penyeberangan.

Baca Selengkapnya

Alasan Korban Bencana Alam Tidak Ditanggung oleh BPJS. Bagaimana Aturannya?

12 jam lalu

Alasan Korban Bencana Alam Tidak Ditanggung oleh BPJS. Bagaimana Aturannya?

BPJS Kesehatan memang memiliki aturan tertentu terkait penanganan korban bencana alam. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Lonjakan UKT di UGM, Gempa di Bolaang Mongondow, dan Peringatan Dini Gelombang Laut

15 jam lalu

Top 3 Tekno: Lonjakan UKT di UGM, Gempa di Bolaang Mongondow, dan Peringatan Dini Gelombang Laut

Kekhawatiran BEM Keluarga Mahasiswa UGM mengenai lonjakan UKT menjadi artikel terpopuler Top 3 Tekno Berita Terkini, Selasa, 14 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Siang Nanti, Suhu Udara Bisa Tembus 31 Derajat Celcius

18 jam lalu

BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Siang Nanti, Suhu Udara Bisa Tembus 31 Derajat Celcius

BMKG memperkirakan Jakarta berawan hari ini, Selasa, 14 Mei 2024, dengan sedikit potensi hujan pada siang nanti.

Baca Selengkapnya

Gempa Tektonik M5,1 di Laut Flores, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

1 hari lalu

Gempa Tektonik M5,1 di Laut Flores, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya deformasi batuan dalam slab Lempeng Indo-Australia.

Baca Selengkapnya

Hujan Lebat Picu Banjir Lahar Hujan di Sumbar, BMKG: Berpotensi Sepekan ke Depan

1 hari lalu

Hujan Lebat Picu Banjir Lahar Hujan di Sumbar, BMKG: Berpotensi Sepekan ke Depan

Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi bakal terjadi hingga tanggal 22 Mei 2024 atau selama sepekan ke depan.

Baca Selengkapnya

Peringatan Gelombang Tinggi di Laut Selatan Jawa Hingga Perairan Sulawesi, Kapal Nelayan Harus Waspada

1 hari lalu

Peringatan Gelombang Tinggi di Laut Selatan Jawa Hingga Perairan Sulawesi, Kapal Nelayan Harus Waspada

BMKG mengeluarkan peringatan gelombang tinggi untuk perairan. Pola angin yang memicu ombak tinggi banyak terdeteksi di area Indonesia tengah.

Baca Selengkapnya

BMKG Deteksi Gempa Magnitudo 5,8 di Bolaang Mongondow, Hasil Pergerakan Lempeng Laut Sulawesi

1 hari lalu

BMKG Deteksi Gempa Magnitudo 5,8 di Bolaang Mongondow, Hasil Pergerakan Lempeng Laut Sulawesi

Gempa M5,8 mengguncang Pantai Utara Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, pada Senin pagi, 13 Mei 2024. Tidak ada potensi tsunami.

Baca Selengkapnya