Hujan Es di Gunung Slamet, Kok Bisa Terjadi di Negeri Tropis?

Reporter

Tempo.co

Rabu, 9 Februari 2022 13:01 WIB

Ilustrasi hujan es. wikimedia

TEMPO.CO, Jakarta - Belum lama ini, hujan es terjadi di puncak Gunung Slamet. Mengingat Indonesia adalah salah satu negara tropis, fenomena langka ini tentu saja mendatangkan banyak sekali pendapat atau dugaan yang tidak berdasarkan pada kenyataan. Sebenarnya apa yang terjadi? Apa penyebab hujan es bisa terjadi di daerah tropis?

Melansir dari teras.id pendaki asal Kabupaten Banjarnegara menemukan bongkahan es di puncak Gunung Slamet yang ketinggiannya mencapai 3.428 mdpl. Menurut Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) A Yani Semarang, Winda Ratri, bongkahan es tersebut merupakan bongkahan yang berasal dari hujan es.

“Hujan es memang paling sering terjadi pada periode peralihan musim tapi bukan berati pada musim hujan seperti ini tidak mungkin terjadi,” katanya kepada media.

Skenario hujan es menjadi asl-muasal yang paling mungkin terjadi untuk menjelaskan fenomena es di puncak Gunung Slamet, menilik pada waktu peristiwa ini terjadi yaitu tanggal 16 Januari 2022. Karena pada tanggal tersebut sudah masuk ke dalam periode puncak musim hujan, di mana cuaca ekstrem sangat berpotensi untuk bisa terjadi.

“Tanggal 16 sampai 20 Januari itu masuk dalam puncak musim penghujan untuk wilayah Jateng yang jatuh antara Januari hingga Februari di mana cuaca ekstrem sangat mungkin terjadi,” sebutnya.

Advertising
Advertising

Ketika cuaca ekstrem itulah hujan es dapat terbentuk, di mana partikel es tercipta saat partikel air dari awan comulonimbus yang berada di freezing level membeku. Kemudian partikel es dan air akan jatuh menjadi hujan pada titik tertentu. Saat butiran es mencapai permukaan bumi maka akan menjadi hujan es.

“Karena saat ini masuk puncak musim hujan, maka penjelasan yang make sense adalah karena hujan es,” tuturnya.

Peristiwa hampir sama juga pernah terjadi di Meksiko pada tanggal 30 Juni 2019. Dilansir dari daily.jstor.org penduduk Guadalajara, Meksiko, ketika terbangun menemukan kota tropisnya telah terkubur di bawah tiga kaki es setelah badai es besar. Hujan es juga dimulai dengan terjadinya badai petir seperti kebanyakan fenomena cuaca intens lainnya.

Fenomena Hujan Es di Negeri Tropis

Padahal di daerah tropis yang hangat hujan es jarang terbentuk karena biasanya terlalu hangat. Dalam Journal of Applied Meteorology yang mempelajari badai tertentu secara mendalam dan menjelaskan beberapa kondisi yang diperlukan untuk pembentukan badai, menurut Sarjana ilmu atmosfer G. Brant Foote supaya hujan es bisa terbentuk, harus lah ada arus yang kuat ke arah atas dalam badai.

Tetesan air akan dibawa ke ketinggian yang lebih tinggi oleh arus updraft yang kuat, ketika berada di tingkat tengah badai. Tetesan tersebut akan membeku menjadi kristal kecil yang dikenal sebagai embrio hujan es, atau graupel. Rangkaian proses tersebut menghabiskan waktu selama 10 sampai 16 menit. Apabila dinginnya badai cukup untuk membekukan air, maka kemungkinan besar hujan es akan terjadi.

Batu es akan semakin mudah untuk tumbuh apabila kelembapan dalam badai semakin banyak. Air sangat dingin yang berada di semua lapisan atas badai akan mulai menempel berlapis-lapis ke batu es yang tengah tumbuh ketika kristal kecil dibawa lebih tinggi ke dalam badai. Batu es yang terbawa akan semakin tinggi dan lapisan es yang dapat tumbuh di sekelilingnya akan semakin banyak apabila aliran udara ke atas semakin kuat.

Ukuran batu es akan semakin besar ketika uap air dalam badai semakin banyak dan hujan es yang tumbuh beredar di zona beku semakin lama. Hujan es bisa menjadi beberapa bentuk karena mereka menumpuk lapisan es dengan kecepatan yang berbeda ketika bergerak melewati badai. Hujan es yang sudah terbentuk akan jatuh ke bumi pada tingkat yang berbeda tergantung pada ukuran dan arus udara di dalam badai.

PUSPITA AMANDA SARI

Baca: Fenomena Hujan Es di Negeri Tropis dan Indikasinya Menurut BMKG

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

BMKG: Gempa Bumi di Pacitan Akibat Deformasi Batuan Lempeng Indo-Australia

12 jam lalu

BMKG: Gempa Bumi di Pacitan Akibat Deformasi Batuan Lempeng Indo-Australia

Dari analisis BMKG, gempa bumi dengan magnitudo M4.8 di Pacitan akibat deformasi batuan lempeng Indo-Australia.

Baca Selengkapnya

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

13 jam lalu

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

Bukan heatwave yang mengancam wilayah Indonesia. Simak hasil kajian tim peneliti BRIN berikut.

Baca Selengkapnya

Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter, BMKG Peringatkan Kapal Nelayan dan Tongkang

14 jam lalu

Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter, BMKG Peringatkan Kapal Nelayan dan Tongkang

Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.

Baca Selengkapnya

Ada Bibit Siklon 91P, BMKG Prakirakan Hujan Guyur Mayoritas Kota Besar

20 jam lalu

Ada Bibit Siklon 91P, BMKG Prakirakan Hujan Guyur Mayoritas Kota Besar

Bibit siklon tropis 91P berdampak hujan sedang hingga lebat dan angin kencang di sekitar wilayah bibit siklon tersebut.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Jakarta Diprakirakan Berawan, Hujan Ringan Malam Hari

21 jam lalu

Mayoritas Jakarta Diprakirakan Berawan, Hujan Ringan Malam Hari

Seluruh wilayah DKI Jakarta diprakirakan cerah berawan pada pagi harinya dan sebagian besar berawan pada siang hari.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Teluk Kendari Mendangkal, Meteor Sporadis Terlihat di Yogya, Penyebab Suhu Panas

22 jam lalu

Top 3 Tekno: Teluk Kendari Mendangkal, Meteor Sporadis Terlihat di Yogya, Penyebab Suhu Panas

Topik tentang Teluk Kendari di Kota Kendari mengalami pendangkalan yang dramatis menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.

Baca Selengkapnya

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan

1 hari lalu

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan

BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 6 - 7 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Kepala BMKG: Suhu Panas Akhir-akhir Ini karena Peralihan Musim

1 hari lalu

Kepala BMKG: Suhu Panas Akhir-akhir Ini karena Peralihan Musim

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menegaskan cuaca panas akhir-akhir ini bukanlah akibat gelombang panas (heatwave), tapi suhu panas.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Prestasi Teknik Sipil Unej, Investasi Microsoft, dan Cuaca Jawa Barat

1 hari lalu

Top 3 Tekno: Prestasi Teknik Sipil Unej, Investasi Microsoft, dan Cuaca Jawa Barat

Top 3 Tekno Berita Terkini Senin pagi ini, 6 Mei 2024, dimulai dari artikel prestasi tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember (Unej).

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Bekap Asia Daratan, Indonesia Masih Punya Potensi Hujan Lebat Hari Ini

1 hari lalu

Cuaca Panas Bekap Asia Daratan, Indonesia Masih Punya Potensi Hujan Lebat Hari Ini

Ketika cuaca panas masih membekap wilayah luas di daratan Asia, potensi hujan lebat masih ada untuk wilayah Indonesia hingga hari ini.

Baca Selengkapnya