Mengenal Reaktor Nuklir Pertama di Indonesia

Rabu, 23 Februari 2022 12:15 WIB

Reaktor TRIGA 2000 (BRIN)

TEMPO.CO, Jakarta - Reaktor riset pertama di Indonesia berada di Bandung, yaitu Reaktor TRIGA 2000. Pembangunan Reaktor TRIGA ini diawali dengan penandatanganan perjanjian kerja sama antara Pemerintah Republik Indonesia dan pemerintah Amerika Serikat pada tanggal 11 Maret 1960.

Peletakan batu pertama pembangunan Reaktor TRIGA Mark II dilakukan pada tanggal 09 April 1961. Tanggal 20 Februari 1965 merupakan peresmian Pusat Reaktor Atom Bandung (PRAB) dengan Reaktor TRIGA Mark II yang beroperasi pada daya 250kW, sejak saat itu Indonesia telah memasuki era nuklir.

Untuk memenuhi kebutuhan radioisotop yang semakin meningkat, maka Reaktor TRIGA Mark II ditingkatkan dayanya dari 250 kW menjadi 1.000kW (1MW). Hingga akhirnya pada 4 Desember 1971, Reaktor TRIGA Mark II dengan daya 1.000kW (1MW) diresmikan oleh Presiden Soeharto.

Pada tahun 2000, kembali dilakukan penaikan daya menjadi 2.000 kW (2 MW) dan diresmikan oleh Wakil Presiden Megawati Soekarno Putri sekaligus mengubah nama Reaktor TRIGA Mark II menjadi Reaktor TRIGA 2000 Bandung.

Mengingat lokasi Bandung rawan gempa, maka untuk mengantisipasi guncangan perlu dilakukan penguatan bangunan utama reaktor (retrofitting), yang dilakukan pada tahun 2014. Akhirnya, pada tahun 2015, dilakukan modifikasi batang kendali dari FFCR ke BKRTTBB berkat kerja sama dengan PTBBN–BATAN.

Pada 7 Mei 2015, Reaktor TRIGA 2000 berhasil beroperasi dengan menggunakan batang kendali, hingga BATAN Bandung memperoleh perpanjangan izin operasi reaktor dengan diterbitkannya Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) Nomor 500/IO/Ka-BAPETEN/29-V-2017 tentang Perpanjangan Izin Operasi Reaktor TRIGA 2000 Bandung pada 29 Mei 2017 yang berlaku hingga Juli 2027, dengan daya 1.000 kW.

Advertising
Advertising

Saat ini Reaktor TRIGA 2000 masih dapat beroperasi untuk bisa memenuhi kebutuhan para pengguna internal Kawasan Nuklir Bandung.

Abdul Rohim Iso Suwarso, Koordinator Pelaksana Fungsi Reaktor TRIGA 2000, Direktorat Pengelolaan Fasilitas Ketenaganukliran (DPFK) – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mengatakan kondisi reaktor saat ini dapat beroperasi dengan baik.

“Reaktor beroperasi setiap tiga minggu sekali operasi untuk layanan iradiasi. Selain itu kami juga melakukan pengoperasian perawatan reaktor dalam satu minggu sebanyak dua kali, yaitu setiap hari Senin dan Kamis. Hal ini sekaligus bentuk layanan kami dalam melakukan iradiasi pendek di fasilitas pneumatic,” katanya.

Adanya kabar decomissioning atau kegiatan untuk menutup fasilitas dan memulihkan kondisi lingkungan sekitar fasilitas saat ini tengah menjadi isu hangat.

“Sebagai operator reaktor, kami melihat Reaktor TRIGA 2000 Bandung masih laik dioperasikan sampai dengan pasca 2027, mengingat SSK reaktor sudah diremajakan. Kemudian, tangki reaktor yang menjadi tolak ukur suatu fasilitas, masih bisa dipergunakan sampai dengan 50 tahun mendatang,” katanya.

Iso mengatakan beberapa SSK dan sistem lainnya sudah ganti dengan yang baru. Gedung reaktor sudah diperkuat, sistem pendingin sudah diganti yang baru, pompa sekunder, cooling tower dan sistem ventilasi sudah diganti pada tahun 2019.

Sampai saat ini cadangan elemen bakar (spent fuel) reaktor masih cukup untuk mengoperasikan reaktor dengan daya 1000 kW selama 3 x 24 jam dalam dua minggu. “Kami melihat reaktor masih dapat beroperasi sampai dengan perpanjangan berikutnya, setelah tahun 2027,” tandasnya.

Meski begitu, selain SSK dan sistem lainnya yang sudah diremajakan, Reaktor TRIGA 2000 Bandung membutuhkan perbaikan Sistem Instrumentasi dan Kendali (SIK). Hal ini mengingat SIK yang saat ini telah digunakan sejak tahun 1990-an.

Iso mengatakan untuk meningkatkan kehandalan reaktor, maka sebaiknya SIK diperbaiki secara keseluruhan. Perbaikan SIK diperkirakan mencapai Rp 16-45 miliar, tergantung perangkat mana saja yang akan diganti dan digunakan. SIK yang handal tentu akan mendapatkan pengendalian dan pengawasan yang akurat.

“Dengan keadaan SIK yang saat ini, operator reaktor harus kami monitor pengendalian, pengawasan dan produk yang dihasilkan. SIK yang diremajakan secara menyeluruh, meringankan tugas operator dalam pengoperasian,” jelasnya.

Mohammad Subekti, Plt. Direktur Pengelolaan Fasilitas Ketenaganukliran – BRIN, berharap reaktor TRIGA dapat terus bermanfaat di tingkat nasional maupun internasional. Menurutnya, layanan reaktor TRIGA 2000 Bandung pada usia ke-57 masih terus ditingkatkan menjadi infrastruktur penelitian di bidang energi, medik maupun industri, serta melanjutkan mendukung sivitas akademik.

Baca:
Reaktor Triga Milik Batan Ini Berumur 54 Tahun

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

4 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

9 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

49 hari lalu

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.

Baca Selengkapnya

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

50 hari lalu

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.

Baca Selengkapnya

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

50 hari lalu

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut

Baca Selengkapnya

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.

Baca Selengkapnya

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.

Baca Selengkapnya

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

22 Januari 2024

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

Riset Jatam menelusuri bisnis-bisnis di balik para pendukung kandidat yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut Ketua Tim Percepatan PLTN NEPIO, Ini Beragam Penolakan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

21 Januari 2024

Jokowi Tunjuk Luhut Ketua Tim Percepatan PLTN NEPIO, Ini Beragam Penolakan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

Menko Marinves Luhut Pandjaitan mendapatkan tugas baru dari Jokowi. Ketua Tim Percepatan PLTN NEPIO. Ini sejarah beragam penolakan PLTN.

Baca Selengkapnya

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

15 Januari 2024

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika menyebut Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah era Jokowi mendorong laju konflik agraria.

Baca Selengkapnya