Diduga Telah Dikerahkan Rusia ke Ukraina, Apa Itu Senjata Termobarik?

Kamis, 3 Maret 2022 16:54 WIB

Di tengah militer Ukraina terus berusaha menahan serangan Rusia, para pejabat Barat mengkhawatirkan Presiden Putin dapat menggunakan senjata termobarik. Senjata termobarik atau yang dijuluki 'father of all bombs' jauh lebih mematikan daripada senjata konvensional. Foto : Youtube

TEMPO.CO, Jakarta - Invasi Rusia ke Ukraina terlihat meningkat dengan adanya laporan penggunaan persenjataan termobarik yang sangat destruktif. Meski belum terkonfirmasi, Duta Besar Ukraina untuk AS, Oskana Markarova, mengatakan di hadapan pers pada Senin 28 Februari 2022 lalu kalau Rusia mengerahkan persenjataan itu berdasarkan gambar-gambar yang beredar online dari konvoi pasukan Rusia.

"Penggunaan persenjataan ini dalam wilayah berpenduduk akan menjadi sebuah pelanggaran hukum kemanusiaan internasional," kata Marc Garlasco, penasihat organisasi perdamaian berbasis di Belanda, PAX, memperingatkan.

Sebuah ledakan yang kuat normalnya adalah molekul-molekul yang pecah, setelah dipicu (detonasi), melepaskan energi. Ledakan termobarik berbeda karena melibatkan material logam yang dibuat bubuk yang terbakar di udara. Ledakannya menghasilkan bola api yang membesar dengan sangat kuat dan cepat disertai sebuah gelombang kejut di tepian terluarnya seiring dengan reaksi bahan peledak yang meluas.

Persenjataan termobarik kadang disebut bom vakum karena setelah ledakan awal, sebuah tekanan rendah akan mengisap balik ke arah situs ledakan. Efek ledak-isap itu bisa bersifat sangat merusak untuk banyak struktur, namun alasan utama ledakan termobarik begitu destruktif adalah gelombang tekanannya yang meluas itu. Ini dianggap jauh lebih berbahaya daripada gelombang kuat namun singkat yang diproduksi bahan peledak umumnya.

Gelombang tekanan dari ledakan termobarik menyebabkan luka terutama pada paru-paru di mana gelombang tekanan itu bisa merusak kantong udara atau menyebabkan embolisme yang masif. Korbannya tewas tanpa tubuh luarnya rusak. Ledakan termobarik yang meluas sampai ke sudut-sudut juga membuatnya efektif melawan bunker-buker, parit dan terowongan, yang biasanya memberi perlindungan dari ledakan lainnya.

Advertising
Advertising

Gambar yang diunggah warga sipil Ukraina sepertinya menunjukkan kalau Rusia telah mengerahkan TOS-1 Buratino, sebuah kendaraan mirip tank yang dilengkapi dengan 24 roket berhulu ledak termobarik. Satu kali tembakan salvo dari satu unit TOS-1 itu akan mencakup sebuah wilayah seluas 200x300 meter.

"Rusia memiliki catatan menggunakan senjata termobarik terhadap kota-kota di Suriah, menyebabkan korban warga sipil yang luas," kata Garlasco yang telah mempelajari efek-efek senjata bahan peledak di kawasan berpendudukn. "Sebagai contoh, serangan tentara Rusia dilaporkan menggunakan roket-roket termobarik di Ghouta Timur menewaskan lusinan warga sipil pada 2018," katanya.

Garlasco mengatakan bahwa hukum kemanusiaan internasional menuntut setiap persenjataan harus digunakan spesifik terhadap target-target militer, dan harus digunakan secara proporsional sehingga dampak merusaknya disesuaikan dengan keuntungan secara militer. "Sulit untuk dipahami bagaimana TOS-1 bisa digunakan dalam sebuah kota," kata Garlasco menyebut kendaraan itu sebagai penjahat perang bergerak.

Senjata termobarik ada dalam berbagai ukuran, dari granat berpeluncur roket yang dirancang untuk pertempuran jarak dekat, hingga versi besar yang dapat digunakan dari pesawat. Foto : National Interest

Garlasco mengakui kalau militer negara Barat juga telah menggunakan unit persenjataan termobarik yang lebih kecil di Irak atau lokasi lainnya. Tapi, menurut catatannya, pengerahan sebatas terhadap target militer yang spesifik seperti gua atau bangunan tertentu dalam perang kota.

Berbeda dari TOS-1 Rusia yang disebutnya melancarkan roket dengan area terdampaknya berpotensi menyebabkan kematian dan kerusakan yang luas di kota dan permukiman. "Senjata seperti itu tidak seharusnya pernah digunakan di area-area dengan konsentrasi penduduk karena dampaknya yang sangat membahayakan warga sipil," katanya.

NEW SCIENTIST

Baca juga:
Timnas dan Klub dari Rusia juga Dikucilkan dari Game Sport EA


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

13 jam lalu

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

Suriah mengatakan delapan personel militernya terluka akibat serangan Israel di sekitar ibu kota Damaskus.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

15 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

21 jam lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

23 jam lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

1 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

2 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

3 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

3 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

3 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

4 hari lalu

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjanjikan aliran senjata dan amunisi yang meningkat kepada Ukraina.

Baca Selengkapnya