TEMPO.CO, Jakarta - EurasianTimes melaporkan pada bulan lalu kalau Rusia telah mengerahkan sejumlah besar rudal balistik jarak pendeknya, Iskander-M, ikut mengepung wilayah Ukraina. Rudal Iskander-M bergabung dengan roket-roket Smerch dan Urgan, serta rudal jelajah Kalibr yang berdaya jelajah hingga 2.500 kilometer. Adapun Iskander-M adalah rudal balistik jarak pendek dengan jangkauan 300-400 kilometer--ada yang mengatakan sampai 500 kilometer.
Roket dan rudal itu telah mulai menyalak sejak Kamis fajar lalu dan diklaim menarget pusat komando Ukraina dan obyek vital militer lainnya termasuk pangkalan udara--meskipun video-video yang bertebaran di media sosial menunjukkan bekas serangannya bisa berada di luar target-target itu. Mereka beterbangan dari perbatasan Ukraina sebelah timur di Rusia, Belarusia (utara) dan Krimea (selatan).
Khusus Iskander-M, Wall Street Journal menyatakan kalau Rusia mampu meluncurkan sekaligus 448 rudal itu dalam satu jam dari seluruh posisinya saat ini. Daya jangkau rudal-rudal itu mampu membuatnya menghujani 95 persen wilayah Ukraina dengan tingkat akurasi jarak target kurang dari lima meter.
Berikut profil Rudal Iskander-M Rusia mengutip situs Popular Mechanics dan Missile Threat,
HULU LEDAK
Rudal sepanjang 7,3 meter ini memiliki bagian hulu atau kepalanya yang bisa diisi 480-700 kilogram bahan peledak ataupun nuklir. SS-26 “Stone”, begitu NATO biasanya menyebut sistem rudal yang bisa mobile menggunakan kendaraan pengangkut dan peluncur vertikalnya ini.
PENGEMBANGAN
Rusia mulai mengembangkannya pada akhir 1980-an untuk menggantikan rudal jarak pendek OTR-23 “Oka”. Rudal ini resmi digunakan militer Rusia pada 2006.
VARIAN
Rudal Iskander-M (9M723) digunakan eksklusif militer Rusia dan Iskander-E (9M720) untuk ekspor. Varian ketiga, Iskander-K, menggunakan Iskander transporter-erector-launcher (TEL) untuk meluncurkan rudal jelajah SSC-7 (9M728).
Varian 9M723 lebih spesial karena dilaporkan hulu ledaknya yang bisa bermanuver sendiri di ujung misi peluncuran. Rudal ini yang disebut-sebut memiliki tingkat akurasi mencapai sasaran paling tinggi, 2-5 meter.
EKSPOR
Rusia pertama kali memamerkan Iskander-E untuk dijual pada 1999. Pada 2016, Armenia menjadi pembeli pertama Iskander-E dan melibatkannya dalam parade militer negara setempat pada tahun itu juga. Aljazair kemudian membeli sebanyak empat resimen, terdiri dari 48 sistem rudal itu dan 120 kendaraan pendukungnya pada 2017.
RIWAYAT PENGGUNAAN
Rusia mengoperasikan 11 brigade Iskander-M per 2019 lalu. Standarnya, satu brigade itu termasuk 12 sistem rudal. Menurut laporan media Rusia, Kremlin berencana memperkuat setiap brigade itu menjadi memiliki 16 sistem rudal.
Rudal Iskander dapat membawa hulu ledak nuklir atau konvesional. Rudal ini juga dilengkapi dengan pemandu internal dan optik. Iskander dapat dikontrol oleh radio dienkripsi transmisi, seperti dari AWACS atau UAV. On-board komputer rudal menerima gambar target, kemudian mengunci target, dan menghancurkannya dengan kecepatan supersonik. youtube.com
Militer Rusia pertama kali mengerahkannya dalam perang melawan Georgia pada 2008. Kremlin juga sempat menggerakkan satu unit ke Suriah oada 2016 tapi tak menggunakannya dalam pertempuran. Tajikistan dan Rusia pertama kali meluncurkan rudal Iskander-M di luar tanah wilayah Rusia dalam latihan militer Juni 2017.
Rusia telah rutin menggerakkan brigade Iskander-M ke Kaliningrad di mana persenjataan ini bisa menjangkau pasukan NATO yang berbasis di Polandia, negara-negara Baltik, dan Swedia. Rudal-rudal itu telah menjadi unsur krusial dari diplomasi Rusia di kawasan itu. Keberadaan brigade menjadi permanen di Kaliningrad sejak 2018.
Baca juga:
AS dan Rusia Tegang di Bumi, Bagaimana di ISS di Luar Angkasa?