Bagaimana Proses Hujan dari Awan Konvektif?

Reporter

Tempo.co

Editor

Bram Setiawan

Senin, 7 Maret 2022 18:49 WIB

Kanada 2003, Jika terdapat kumpulan awan Cumulonimbus maka, dapat terbentuk sebuah supercell badai atau awan badai. kelembapan awan Cumulonimbus sangatlah tinggi, awan ini juga biasa terlihat dengan bentuk seperti sebuah jamur. Wolfgang Kaehler/LightRocket via Getty Images.

TEMPO.CO, Jakarta - Awan konvektif cenderung cepat terbentuk di atmosfer. Awan ini mengandung banyak tetesan air yang sangat kecil, seperti dikutip dari Cloud Appreciation Society.

Permukaan awan akan menyebarkan sinar matahari. Awan konvektif sering terlihat putih cerah di sisi yang menghadap matahari dan abu-abu gelap di bagian bawah.

Bagaimana proses terjadinya hujan dari awan konvektif?

Mengutip Met Office, awan konvektif merupakan awan yang terbentuk secara konveksi atau proses naiknya udara membawa uap. Konveksi dipengaruhi kondisi hangat permukaan bawah dan temperatur dingin di bagian atas.

Saat cuaca terik temperatur panas di permukaan laut, maka air akan menguap. Uap air berada di tempat yang dingin di atmosfer, kemudian membeku menjadi awan kecil yang terbawa angin. Setelah itu membesar berkumpul dengan awan lainnya, seperti dikutip dari ThoughtCo.

Mengutip dari Cloud Appreciation Society, biasanya konveksi menghasilkan awan tersebab panas matahari. Tapi awan konveksi juga bisa tumbuh bukan karena sinar matahari. Peristiwa itu terjadi ketika udara dingin dari kutub bertabrakan dengan udara hangat dari daerah tropis, sehingga terbentuk awan konvektif yang besar.

Advertising
Advertising

Awan konvektif bisa diamati bentuk dan ketinggiannya, cumuliform dan stratiform, dikutip dari situs web University of Hawaii. Awan cumuliform berkembang sebagai akibat dari gerakan vertikal, karena ketakstabilan atmosfer. Contoh awan cumuliform yaitu cumulus, cumulus congestus, dan cumulonimbus.

Awan stratiform berlapis horizontal. Awan ini cenderung menyebar ke daerah yang luas, tampak seperti selimut. Stratiform biasanya terbentuk ketika lapisan udara awan konvektif bertemu dengan awan berlapis yang stabil, kemudian menyebar. Contoh awan stratiform yaitu nimbostratus, stratus, altostratus, cirrostratus, dan cirrus.

Kumulus besar seperti awan cumulonimbus mengandung banyak tetesan air yang sangat kecil. Bagian atasnya berbentuk seperti bunga kol berwarna cerah. Bagian bawah berwarna abu-abu gelap. Hujan akan turun jika kandungan air dalam awan terlalu banyak.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Baca: Apa Itu Awan Konvektif yang Bisa Memicu Munculnya Angin Kencang?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Prakiraan Cuaca Sepekan Jawa Barat, BMKG: Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat Hanya 4 Hari

9 jam lalu

Prakiraan Cuaca Sepekan Jawa Barat, BMKG: Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat Hanya 4 Hari

Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan awan atau terjadinya hujan di sebagian wilayah Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Kelembapan Udara Bisa Sampai 100 Persen

18 jam lalu

Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Kelembapan Udara Bisa Sampai 100 Persen

Prediksi cuaca Jakarta hari ini, Minggu 5 Mei 2024, diawali dengan cerah berawan merata di seluruh wilayahnya pada pagi ini.

Baca Selengkapnya

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

2 hari lalu

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

Potensi hujan signifikan terjadi karena kontribusi dari aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

3 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

3 hari lalu

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.

Baca Selengkapnya

Cuaca Jakarta dan Sekitarnya Sama Cerah Berawan Pagi Ini, Bagaimana Siang dan Malam?

5 hari lalu

Cuaca Jakarta dan Sekitarnya Sama Cerah Berawan Pagi Ini, Bagaimana Siang dan Malam?

Prediksi cuaca dari BMKG menyebut Jabodetabek seluruhnya cerah berawan pada pagi ini, Kamis 30 April 2024.

Baca Selengkapnya

UTBK Dimulai Serentak 30 April, BMKG Prediksi Lokasi Ujian di Bandung Hujan

6 hari lalu

UTBK Dimulai Serentak 30 April, BMKG Prediksi Lokasi Ujian di Bandung Hujan

UTBK yang berlangsung dalam satu hingga dua gelombang mulai 30 April-7 Mei 2024, kemudian 14-20 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek Hari Ini, Waspada Potensi Hujan di Mana?

6 hari lalu

Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek Hari Ini, Waspada Potensi Hujan di Mana?

BMKG memprediksi seluruh wilayah Jakarta memiliki cuaca cerah berawan sepanjang pagi ini, Senin 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

BMKG: Mayoritas Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang

8 hari lalu

BMKG: Mayoritas Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang

Potensi hujan sedang hingga hujan lebat disertai petir dan angin kencang dipengaruhi oleh Madden Julian Oscillation.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Sebagian Jakarta Diguyur Hujan Sabtu Pagi hingga Malam

8 hari lalu

BMKG Prakirakan Sebagian Jakarta Diguyur Hujan Sabtu Pagi hingga Malam

Pada siang hari seluruh wilayah Jakarta dan Kepulauan Seribu diguyur hujan dengan intensitas ringan dan sedang.

Baca Selengkapnya