3 Tips Lolos Beasiswa Luar Negeri dari Dosen Universitas Brawijaya

Reporter

Tempo.co

Editor

Devy Ernis

Jumat, 11 Maret 2022 11:15 WIB

Ilustrasi beasiswa. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak siswa atau mahasiswa ingin bisa lolos mendapatkan beasiswa kuliah ke luar negeri. Mereka harus bersaing dengan ratusan bahkan ribuan orang yang mendaftar. Tentunya untuk bisa menembus beasiswa harus dipersiapkan dengan matang. Dosen Hubungan Internasional Universitas Brawijaya (UB), Pantri Muthriana Erza Killian, memberikan tips agar bisa berhasil mendapatkan beasiswa luar negeri.

Erza Killian menyelesaikan kuliah magister dan doktornya di luar negeri dengan akses beasiswa. Dia menyelesaikan kuliah magister di International Economics & Finance di University of Queensland Australia. Sementara gelar doktor dia dapat di Politics & International Studies di University of Leeds Inggris.

Lalu bagaimana agar aplikasi beasiswa kuliah luar negeri kita dapat diterima? berikut tiga tips darinya seperti dikutip di laman resmi UB.

1. Menentukan Substansi Studi
Dalam menentukan substansi studi, Erza Killian menyarankan dua hal. Pertama menentukan topik penelitian yang akan diambil dan menyusun daftar supervisor potensial terutama bagi yang melamar beasiswa untuk doktor. Sementara untuk magister, topik penelitian akan berguna saat penyusunan tesis. “Untuk topik penelitian yang akan diambil ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu originality, feasibility dan Community,” ucapnya.

Untuk originality, Erza menyarankan topik penelitian yang diambil sebaiknya mempunyai kontribusi empiris atau teoritis atau bahkan keduanya. “Cari juga apakah ada elemen kebaruan dari topik penelitian yang diambil,” paparnya.

Advertising
Advertising

Kemudian untuk aspek feasibility, Erza menilai penelitian yang akan dilakukan harus memperhatikan apakah penelitian bisa dikerjakan dalam durasi yang telah ditentukan. Selain itu, cek adakah data dan utamanya bisa diakses. Yang juga penting yakni soal pendanaan penelitian yang menunjang terwujudnya penelitian.

Kemudian yang ketiga adalah community. Erza mengungkapkan pada aspek ini bisa memperhatikan komunitas peneliti siapa yang ingin diajak berdialog dan keahlian apa yang akan dibangun.


2. Memilih Negara dan Kampus Tujuan
Untuk aspek ini, Erza menyebut ada empat hal yang harus diperhatikan yaitu sistem pendidikan, sistem pendukung, jaringan alumni dan alasan pragmatis. Untuk sistem pendidikan, Erza menganggap sebelum mendaftar beasiswa harus paham lebih dulu berapa lama durasi kuliahnya.

“Seperti saya dulu saat magister ada pilihan di Australia atau Inggris. Tapi saya pilih Australia karena durasinya lebih lama karena dulu saya ingin studi lebih lama di luar negeri,” tuturnya.

Rangking kampus yang akan dituju juga penting diperhatikan, termasuk sistem pembimbingan seperti apa kampus di sana. Kemudian untuk support system atau sistem pendukung, Erza menyarankan pendaftar beasiswa juga memperhatikan bagaimana gaya hidup di negara yang dituju dan juga dukungan kampus untuk mahasiswa internasional.

Selanjutnya untuk jaringan alumni juga dipelajari di mana saja mereka berkarier atau seperti apa ikatan alumninya. "Kemudian juga prospek kerjasama kedepan termasuk jejaring keilmuannya,” katanya.

Sementara untuk alasan pragmatis, Erza menyatakan ada tiga hal yang juga harus diperhatikan. Pertama nilai TOEFL/IELTS, biaya hidup dan terakhir aksesibilitas di negara atau kampus tersebut.

3. Memilih Beasiswa
Ada empat hal menurut Ezra yang harus diperhatikan dalam memilih beasiswa. Pertama, fasilitas dari beasiswa yang didapat.“Pastikan beasiswanya full atau parsial. Apakah ada dana riset termasuk apakah dana tunjangan untuk keluarga,” tuturnya.

Kedua, dalam memilih beasiswa adalah perhatikan syarat umum yang ditetapkan. “Berapa syarat IPK, berapa juga nilai IELTS atau Toefl yang diinginkan. Termasuk kelengkapan administratif yang lain,” sambung Erza.

Ketiga, adalah cek hak dan kewajiban penerima beasiswa. Di beberapa beasiswa, kata dia, ada kewajiban tambahan misal diminta juga mengajar atau jika sudah lulus apakah harus langsung pulang ke Indonesia atau tidak.

Terakhir, jaringan alumni dalam memilih beasiswa juga penting. “Jaringan alumni ini akan mendukung kita selama studi termasuk ketika pasca studi jaringan alumni akan tetap berguna,” papar Erza.

Dari tiga hal ini, Erza menyarankan semuanya dilakukan bersamaan. Sebab kadang muncul pertanyaan, memilih kampusnya dulu atau memilih beasiswanya dulu.

“Pengalaman saya dilakukan secara bersamaan agar salah satunya tidak tertinggal saat kita harus mempersiapkan hal hal administrasinya,” katanya.

Baca juga: Surabaya Buka 1.160 Beasiswa untuk Penghafal Kitab Suci Semua Agama

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Anies Soal Kisruh UKT Mahal: Negara Harus Alokasikan Anggaran Lebih Banyak

12 jam lalu

Anies Soal Kisruh UKT Mahal: Negara Harus Alokasikan Anggaran Lebih Banyak

Anies Baswedan turut menanggapi persoalan kenaikan UKT yang diprotes oleh mahasiswa karena dinilai tidak wajar.

Baca Selengkapnya

Beasiswa Penuh di 7 Kampus BUMN Dibuka untuk 110 Orang, Begini Syarat dan Pendaftarannya

1 hari lalu

Beasiswa Penuh di 7 Kampus BUMN Dibuka untuk 110 Orang, Begini Syarat dan Pendaftarannya

Aliansi Perguruan Tinggi BUMN mengatakan, beasiswa ini diberikan agar lebih banyak siswa siswi yang bisa menikmati jenjang pendidikan tinggi.

Baca Selengkapnya

BEM SI Masih Lihat Situasi soal Rencana Aksi Tolak UKT Mahal

1 hari lalu

BEM SI Masih Lihat Situasi soal Rencana Aksi Tolak UKT Mahal

BEM SI ingin segera melakukan diskusi dengan Kemendikbudristek sehingga melahirkan kebijakan untuk menyelesaikan masalah UKT.

Baca Selengkapnya

BEM SI Minta Pemerintah Cabut Permendikbudristek 2/2024 tentang UKT

1 hari lalu

BEM SI Minta Pemerintah Cabut Permendikbudristek 2/2024 tentang UKT

BEM SI ingin segera melakukan diskusi dengan Kemendikbudristek sehingga melahirkan kebijakan untuk menyelesaikan masalah UKT

Baca Selengkapnya

Biaya Kuliah Universitas Terbuka 2024 Jenjang Sarjana dan Diploma

1 hari lalu

Biaya Kuliah Universitas Terbuka 2024 Jenjang Sarjana dan Diploma

Universitas Terbuka tidak menaikkan biaya kuliah pada 2024. Tak mau memberatkan mahasiswa.

Baca Selengkapnya

Pendaftaran Mahasiswa Baru Politeknik Tempo 2024, Ada Beasiswa 100 Persen Sampai Lulus

2 hari lalu

Pendaftaran Mahasiswa Baru Politeknik Tempo 2024, Ada Beasiswa 100 Persen Sampai Lulus

Politeknik Tempo adalah Perguruan Tinggi Vokasi yang ada di bawah naungan Yayasan Rumah Edukasi Tempo.

Baca Selengkapnya

BEM UB Kritik Tanggapan Rektorat Soal Kenaikan UKT: Bantuan Keuangan Bukan Solusi

2 hari lalu

BEM UB Kritik Tanggapan Rektorat Soal Kenaikan UKT: Bantuan Keuangan Bukan Solusi

BEM UB mengkritik tanggapan rektorat yang menyebutkan bantuan keuangan dan pengajuan keringanan adalah solusi atas kenaikan UKT.

Baca Selengkapnya

Kesulitan Bayar UKT, Mahasiswa Baru di Unri Terpaksa Tak Lanjut Kuliah

2 hari lalu

Kesulitan Bayar UKT, Mahasiswa Baru di Unri Terpaksa Tak Lanjut Kuliah

BEM Unri menyebut ada sejumlah mahasiswa baru yang tak bisa bayar UKT sehingga tak bisa lanjut kuliah.

Baca Selengkapnya

BEM USU Ancam Demo Lagi Bila Ada Mahasiswa Baru Tak Bisa Kuliah karena UKT Mahal

2 hari lalu

BEM USU Ancam Demo Lagi Bila Ada Mahasiswa Baru Tak Bisa Kuliah karena UKT Mahal

BEM USU mengancam akan menggelar aksi kembali jika ada mahasiswa tak bisa kuliah.

Baca Selengkapnya

Kenaikan UKT Dinilai Tak Wajar, Komisi X DPR Dorong Pemerintah Revisi Permendikbud SBOPT

2 hari lalu

Kenaikan UKT Dinilai Tak Wajar, Komisi X DPR Dorong Pemerintah Revisi Permendikbud SBOPT

DPR akan meminta pemerintah merevisi Permendikbud yang jadi dasar penghitungan UKT.

Baca Selengkapnya