Studi Menemukan Obat Covid-19 Sotrovimab Bisa Picu Mutasi Virus

Jumat, 11 Maret 2022 21:00 WIB

Ilustrasi Sotrovimab. Pexels/Nataliya Vaitkevich

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi di Australia menemukan antibodi sintetis (antibodi monoklonal) sotrovimab mungkin menyebabkan virus corona bermutasi hingga membuatnya resisten terhadap obat tersebut. Sotrovimab sejatinya tersedia di banyak negara untuk digunakan kepada pasien Covid-19 yang sangat rentan untuk bergejala parah dan bahkan meninggal.

Sotrovimab bekerja dengan menetralisir protein paku SARS-CoV-2, protein kunci bagi kemampuan virus itu untuk menginfeksi sel. Diberikan melalui infus, terapi medis dengan sotrovimab harus diberikan kepada seorang pasien dalam lima hari pertamanya menunjukkan gejala Covid-19 untuk mencegahnya sakit bertambah parah. Sotrovimab bahkan menjadi satu dari sedikit antibodi monoklonal yang dinilai mampu menarget Covid-19 varian Omicron.

Studi dilakukan Rebecca Rockett, seorang doktor peneliti genom patogen dari University of Sydney, dan koleganya. Mereka memeriksa 100 orang pertama yang menerima obat Covid-19 sotrovimab di sebuah fasilitas kesehatan di New South Wales antara Agustus dan November 2021. Saat itu Covid-19 varian Delta dominan di dunia dan Australia.

Hasil studi yang telah dipublikasikan dalam New England Journal of Medicine edisi Kamis 10 Maret 2022, sebanyak delapan orang, yang pernah menjalani terapi secara persisten, terkonfirmasi positif terinfeksi SARS-CoV-2. Kepada mereka juga dilakukan pengambilan sampel dari saluran pernapasannya sebelum dan sesudah mereka menerima sotrovimab.

Hasilnya, pada empat dari delapan pasien itu, SARS-CoV-2 ternyata telah mengembangkan mutasi pada protein paku. Mutasi terjadi antara enam dan 13 hari setelah terapi sotrovimab dimulai. "Perubahan genetik hanya pada sebagian kecil pasien namun membuat obat (sotrovimab) menjadi inaktif secara efektif," kata Rockett.

Advertising
Advertising

Rockett dkk menyerukan peningkatan upaya pemantauan genomik sekitar penggunaan sotrovimab. Disarankan kepada mereka yang diketahui mengembangkan virus yang bermutasi usai menjalani terapi medis tersebut untuk menjalani isolasi hingga virus dipastikan telah bersih. "Apa yang kami tidak ingin lihat adalah virus resisten menyebar dalam mansyarakat, karena itu akan berarti menjadikan banyak orang juga tidak akan dapat menggunakan obat itu," kata Rockett.

NEW SCIENTIST, THE GUARDIAN

Baca juga:
Google Buatkan Aplikasi Peringatan Dini Serangan Udara Rusia di Ukraina


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

3 hari lalu

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?

Baca Selengkapnya

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

5 hari lalu

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

Kesepakatan kerja sama ini dirancang untuk meningkatkan deteksi aset yang mungkin memiliki kewajiban pajak di kedua negara.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

5 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

6 hari lalu

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut Elon Musk sebagai miliarder sombong karena tak mau menghapus unggahan di media sosial X.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

6 hari lalu

Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

Kemendag mendorong ekspor buah sebagai implementasi perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).

Baca Selengkapnya

4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

6 hari lalu

4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

Berikut fakta-fakta soal kasus penusukan di Mall Bondi Sidney pekan lalu yang menghebohkan Australia.

Baca Selengkapnya

Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

7 hari lalu

Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

Tony Vidmar mengaku tersingkirnya Timnas Australia U-23 di Piala Asia U-23 2024 tak akan mengganggu prospek jangka panjang para pemain.

Baca Selengkapnya

Massa Berkumpul di Bondi Beach Kenang Para Korban Serangan Penusukan di Mal Bondi Sydney

7 hari lalu

Massa Berkumpul di Bondi Beach Kenang Para Korban Serangan Penusukan di Mal Bondi Sydney

Setelah serangan penusukan yang merenggut 6 orang, ratusan orang berkumpul untuk mengenang para korban dengan menyalakan lilin dan menyanyikan himne

Baca Selengkapnya

Elon Musk Berdebat dengan Pemerintah Australia Soal Konten Penikaman Uskup di Sydney

7 hari lalu

Elon Musk Berdebat dengan Pemerintah Australia Soal Konten Penikaman Uskup di Sydney

Pemilik media sosial X Elon Musk menolak untuk menghapus konten media sosial tentang insiden penikaman uskup di Sydney, menentang perintah komisaris sensor Australia.

Baca Selengkapnya

Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

7 hari lalu

Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

Australia lewat pendanaan campuran mengucurkan investasi transisi net zero di Indonesia melalui program KINETIK

Baca Selengkapnya