Soal 'Sapu Terbang', Benarkah Amerika Bergantung kepada Mesin Roket Rusia?

Sabtu, 12 Maret 2022 16:33 WIB

Roket pembawa Soyuz-2.1a dengan pesawat kargo Progress MS-16 meluncur ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dari landasan peluncuran di Baikonur Cosmodrome, Kazakhstan, 15 Februari 2021. Badan antariksa Rusia Roscosmos / Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Pernyataan tentang sapu terbang Amerika menyita perhatian luas. Pendiri SpaceX Elon Musk mencuit kalau sapu Amerika bisa diandalkan. Belakangan seorang direktur peluncuran roket SpaceX mengulanginya kembali, usai keberhasilan Roket Falcon 9 mengangkasa membawa serta 48 satelit Starlink sekaligus ke orbitnya pada Rabu 9 Maret 2022. "Saatnya membiarkan sapu Amerika terbang dan mendengar suara kebebasan," kata dia.

Pernyataan keduanya merujuk kepada apa yang pernah disampaikan Bos Badan Antariksa Rusia Dmitry Rogozin dalam sebuah wawancara dengan saluran TV Rusia 24 pada Kamis, 3 Maret 2022. Sebagai balasan atas sanksi ekonomi yang diterima negaranya pascakebijakan invasi ke Ukraina, Rogozin menyatakan kalau Roscosmos telah stop menjual mesin roket kepada Amerika Serikat.

“Hari ini kami telah membuat keputusan menghentikan suplai mesin roket produksi NPO Energomash ke Amerika Serikat," katanya seperti dikutip oleh kantor berita pemerintah Rusia, Tass, dari wawancara itu. “Asal tahu saja, suplai mesin roket ini telah cukup intensif sejak 1990-an. Entah bagaimana mereka akan terbang (meluncur ke antariksa) nanti, apakah dengan sapu terbangnya atau apa," kata Rogozin menurut yang diberitakan Reuters.

Keputusan itu sejatinya tak akan berdampak untuk kebanyakan peluncuran roket di tanah Amerika tapi bisa mengubah bagaimana kargo bisa dikirim ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Adalah dua perusahaan di Amerika Serikat, yakni United Launch Alliance, perusahaan penyedia peluncuran antariksa untuk NASA dan Departemen Pertahanan AS, dan Northrop Grumman yang secara berkala memberikan jasanya meluncurkan muatan kargo ke ISS untuk NASA, yang bergantung kepada mesin-mesin roket produksi NPO Energomash.

Advertising
Advertising

Sebuah roket pendorong Soyuz-2.1b dengan tingkat atas Fregat dan satelit dari perusahaan Inggris OneWeb diangkut dari fasilitas teknis ke landasan peluncuran di Kosmodrom Vostochny di Wilayah Amur, Rusia, 22 April 2021. Peluncuran dijadwalkan pada 26 April, 2021. Roscosmos/Handout via REUTERS

ULA mengklaim telah memiliki seluruh mesin roket yang dipesan dari Rusia untuk seluruh kebutuhan roketnya, seiring mereka juga telah mulai transisi ke mesin roket buatan Amerika. Sedangkan bagi Northrop Grumman, keputusan yang sama mungkin akan menunda misi peluncuran berikutnya.


ULA
Perusahaan patungan Boeing dan Lockheed Martin ini menggunakan mesin roket RD-180 buatan Rusia sebagai sumber tenaga roket Atlas V--jenis roket yang telah diterbangkan selama hampir dua dekade. Tapi, belakangan ULA mulai mengembangkan roket baru, Vulcan, yang kompatibel dengan mesin buatan Amerika. ULA telah menunjuk perusahaan Jeff Bezos, Blue Origin, untuk mengembangkan mesin roket Vulcan tersebut.

Masalahnya, mesin itu belum juga tersedia meski tenggat awal telah terlewati beberapa tahun. CEO ULA, Tory Bruno, mengisyaratkan peluncuran pertama dengan BE-4, nama mesin itu, sudah hampir siap dan dijanjikan bisa dikirim pada tahun ini juga. Rencananya, mesin roket baru itu akan membawa wahana pendarat di Bulan, yakni Peregrine, milik perusahaan antariksa swasta Astrobotic. "Penerbangan perdana BE-4 sedang berjalan di pabrik Blue, berjalan baik," katanya.


NORTHROP GRUMMAN
Roket Antares perusahaan ini mungkin yang paling terdampak karena pengguna mesin RD-181 dari Energomash. Rogozin mengatakan bahwa seharusnya masih akan ada pengiriman selusin unit jenis mesin itu ke Amerika untuk periode 2022-2024 namun terpaksa dihentikan dalam situasi sekarang. Belum ada komentar atau penjelasan dari Northrop maupun NASA atas pernyataan tersebut.

Roket Antares dibawa menuju landasan peluncuran di Wallops Flight Facility milik NASA di Pulau Wallops, Virginia, 25 Oktober 2014. AP/NASA, Joel Kowsky

Northrop Grumman bukanlah satu-satunya korban kebijakan pascainvasi Rusia ke Ukraina tersebut. Roscosmos juga sejauh ini telah menunda peluncuran bareng Badan Antariksa Eropa dan mengancam bubar jalan dengan NASA di ISS. Tentang ancaman yang terakhir itu, pejabat NASA beberapa kali sebelumnya menegaskan kalau NASA dan ROSCOSMOS masih solid di luar angkasa sana.

Roket SpaceX Falcon9 meluncurkan 49 satelit internet Starlink ke orbit. Foto : SpaceX

Bersamaan dengan itu, NASA juga menyimpan opsi lain untuk bisa sampai ke ISS tanpa roket dan mesin Rusia, yakni menumpang roket SpaceX. Perusahaan milik Elon Musk itu telah menjalin beragam kontrak dengan NASA untuk mengirim anstronot maupun kargo ke ISS menggunakan roket Falcon 9. Seluruh perangkat keras SpaceX made in Amerika yang membuatnya relatif imun terhadap ancaman Rusia.

THE VERGE, REUTERS

Baca juga:
Google Buatkan Aplikasi Peringatan Dini Serangan Udara Rusia di Ukraina


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

10 jam lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

11 jam lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

1 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

2 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

2 hari lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

3 hari lalu

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

Top 3 dunia adalah Rusia menawarkan Sukhoi ke RI, AS minta Cina buka pintu untuk pengusahanya hingga persiapan senjata Rusia lawan Ukraina.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

3 hari lalu

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

4 hari lalu

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.

Baca Selengkapnya

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

4 hari lalu

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.

Baca Selengkapnya

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

4 hari lalu

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.

Baca Selengkapnya