TEMPO.CO, Jakarta - Cuaca panas terik mendahului fenomena hujan es di Tangerang Selatan yang viral di media sosial pada Senin sore, 14 Maret 2022. Cuaca panas sepanjang siang itu berubah cepat yang ditandai dengan langit gelap tiba-tiba.

Hujan es kemudian terjadi di antara hujan lebat dan angin kencang, disertai petir yang menyambar-nyambar. Pada beberapa titik di Tangerang Selatan, cuaca ekstrem itu meninggalkan jejak berupa batang pohon patah dan berserakan di jalan. Seperti yang tampak di sepanjang Jalan Puspitek dan Benda Raya, sejumlah baliho dan reklame juga sobek dan tumbang.

Ada pula untaian kabel udara yang putus hingga menjuntai ke atas tanah dan jalan. Beberapa yang lainnya kendur hingga membahayakan pengguna jalan.

Menurut BMKG, cuaca ekstrem disertai hujan es itu berasal dari awan cumulonimbus yang tumbuh tinggi di mana puncaknya memiliki suhu kondensasi hingga -80 derajat Celsius. Akun instagram BMKGwilayah2 menunjukkan foto awan tersebut dari satelit Himawari tampak menyelimuti wilayah Tangerang sebelah selatan.

Awan yang sama pernah tumbuh di antaranya di atas wilayah Surabaya, Jawa Timur, pada 21 Februari lalu. Saat itu, data BMKG menyebutkan ketinggiannya mencapai 8-9 kilometer dengan suhu di puncaknya berkisar -69 sampai -100 derajat Celsius.

Koordinator Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Miming Saepudin, menjelaskan pertumbuhan awan cumulonimbus seperti itu dipicu oleh labilitas udara yang signifikan. "Berada pada kategori dapat memicu pertumbuhan awan-awan konvektif yang cukup kuat," katanya, Senin malam.

Dalam prakiraan cuaca yang dibuatnya untuk hari ini, Selasa 14 Maret 2022, BMKG memperingatkan sampak potensi hujan lebat untuk beberapa daerah termasuk Tangerang Selatan. Petunjuknya adalah bibit Siklon Tropis 90S di Samudera Hindia sebelah selatan Lampung yang bergerak ke arah barat daya dengan potensi untuk menjadi siklon tropis dalam kategori tinggi.

Akan hujan es lagi hari ini?

Baca juga:
BMKG: Hujan Es di Surabaya dari Awan Menjulang 9 Kilometer