Polusi PM 2,5 di Indonesia Tertinggi di Asia Tenggara, Ini Datanya

Rabu, 23 Maret 2022 23:40 WIB

Sejumlah pengendara motor melintas di jalan yang diselimuti kabut asap kebakaran lahan, di Kelurahan Tanjung Palas Dumai, Riau, Jumat 26 Februari 2021. Kebakaran lahan meluas di Dumai sejak dua hari terakhir akibat cuaca panas disertai angin kencang dan diperkirakan sudah 200 hektar lebih luas lahan yang terbakar di daerah tersebut. ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid

TEMPO.CO, Jakarta - Tingkat polusi udara untuk parameter debu halus atau PM 2,5 (partikel debu berukuran kurang dari 2,5 mikrometer per meter kubik) di Indonesia pada 2021 menurun dibandingkan setahun sebelumnya. Laporan Kualitas Udara Dunia 2021 IQAir mencatat rata-rata konsentrasi PM 2,5 sebesar 34,3 mikrogram per meter kubik. Bandingkan dengan angka 40,7 pada 2020.

Namun, penurunan tersebut tak melengserkan Indonesia sebagai yang terburuk di kawasan Asia Tenggara. Itupun dengan hasil pengukuran di Malaysia, Filipina dan Singapura yang mencatat kenaikan konsentrasi PM 2,5 sebesar masing-masing, 24, 22 dan 17 persen dalam periode yang sama.

Myanmar yang menempati terburuk kedua di Asia Tenggara juga terpaut cukup jauh dari Indonesia, yakni selisih lebih dari 30 persen. Secara global, hasil pengukuran IQAir menempatkan Myanmar di peringkat 31 dan Indonesia urutan 17 terburuk untuk polusi partikel debu halus penyebab kematian dini di dunia tersebut.

Di Indonesia, IQAir mendata, rata-rata konsentrasi PM 2,5 di Jakarta sebesar 39,2 mikrometer per meter kubik atau lebih dari tujuh kali lipat dari standar yang diinginkan WHO. Seperti Indonesia di Asia Tenggara, Jakarta juga mencatatkan penurunan polusi untuk PM 2,5 dibandingkan tahun sebelumnya, tapi itu tak mencegahnya menjadi yang terburuk di dalam negeri.

IQAir melakukan pengukuran di enam kota paling padat yakni Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Palembang dan Makassar. Dari enam itu hanya Makassar yang terukur mencatatkan penurunan polusi PM 2,5 paling signifikan yakni sebesar 8 persen. Yang lain tidak signifikan atau malah meningkat.

Advertising
Advertising

Dalam laporannya, IQAir menyatakan kalau kualitas udara buruk adalah fenomena belakangan di Indonesia. Menurut datanya, angka rata-rata konsentrasi PM 2,5 Indonesia masih di bawah 15 mikrogram per meter kubik sebelum 2013. Lonjakan tinggi tercatat mulai 2016 dengan konsentrasi tertinggi selama ini terjadi pada 2019 pada 51,7 mikrogram per meter kubik.

IQAir juga menggarisbawahi regulasi kualitas udara yang diadopsi pemerintah Indonesia sudah tak berkecukupan lagi untuk melindungi kesehatan masyarakatnya, harus diperbarui menggunakan standar terbaru WHO. Ditekankan pula adanya kebijakan tak efektif, terutama untuk praktik pembakaran pembukaan hutan atau lahan dan pengelolaan sampah.

"Banyak sekali lahan di Indonesia dibersihkan dengan cara dibakar untuk mengganti hutan dengan tanaman perkebunan (cash crops)," bunyi bagian dari laporan IQAir yang diterima Tempo.co pada pekan ini.

Riau, dicatatnya, menjadi provinsi penyumbang kejadian kebakaran hutan dan lahan terbesar sepanjang 2021, yang mencakup 60 persen dari total luasan lahannya. Secara keseluruhan, kebakaran bertambah sering dan bertambah ekstrem di negeri ini. Dampaknya ke negara tetangga juga tercatat oleh IQAir.

Kendaraan bermotor melewati jalanan yang tertutup kabut asap. Malaysia terkena imbas dari tebalnya kabut asap, akibat kebakaran lahan dan hutan di wilayah Sumatra, Indonesia. Malaysia, 6 Oktober 2015. REUTERS/Edgar Su

Dalam ulasannya untuk Malaysia, Laporan Kualitas Udara Dunia IQAir 2021 menyorot faktor transboundary haze asal Indonesia. Disebutkan, sebanyak 6500 jiwa di Malaysia meninggal karena kabut asap kiriman pada 2015 saja.

Dampak itu terjadi meski ASEAN sudah memiliki perjanjian tentang Kabut Asap Lintas Wilayah sejak 2003 yang disepakati Malaysia, Indonesia, Thailand, Singapura, Brunei, Myanmar, Vietnam, Laos, Kamboja dan Filipina. "Ada keprihatinan tentang penegakan hukum deforestasi Indonesia," kata IQAir.

Baca juga:
Angin Kencang Jabodetabek Hari Ini, Begini Kata BMKG


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

23 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

1 hari lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap 3 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna dan Selat Malaka, Berbendera Vietnam dan Malaysia

1 hari lalu

KKP Tangkap 3 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna dan Selat Malaka, Berbendera Vietnam dan Malaysia

Dua Kapal Ikan Asing berbendera Vietnam sempat hendak kabur sehingga petugas harus mengeluarkan tembakan peringatan.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

1 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Microsoft Tanamkan Investasi 2,2 Milyar Dolar AS di Malaysia, Apa yang Dibidik?

1 hari lalu

Microsoft Tanamkan Investasi 2,2 Milyar Dolar AS di Malaysia, Apa yang Dibidik?

Microsoft juga akan bekerja sama dengan pemerintah Malaysia untuk mendirikan Pusat Keunggulan AI Nasional dan meningkatkan kemampuan keamanan siber.

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

2 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

3 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya