Earth Hour Besok, Momen Solidaritas bagi Korban Perang dan Konflik

Jumat, 25 Maret 2022 07:09 WIB

Foto kombo suasana pemadaman listrik saat pelaksanaan Earth Hour (bawah) pada Sabtu, 27 Maret 2021 dan sebelum dilaksanakan (atas) di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Jumat, 26 Maret 2021. Pemadaman lampu dalam peringatan earth hour ini untuk meningkatkan kesadaran akan perlunya tindakan serius menghadapi perubahan iklim. ANTARA/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Earth Hour adalah salah satu gerakan akar rumput terbesar untuk lingkungan yang telah diikuti lebih dari 190 negara dan wilayah serta miliaran orang di dunia. Gerakan ini akan kembali menyatukan jutaan orang di seluruh dunia untuk menunjukkan solidaritas bagi manusia dan Bumi pada Sabtu, 26 Maret 2022, Pukul 20.30-21.30 waktu setempat.

Marco Lambertini, Direktur Jenderal WWF International, mengatakan Earth Hour 2022 menyerukan kepada dunia bersatu untuk menyepakati Perjanjian Paris untuk pelestarian alam, menekan dampak bencana dari perubahan iklim global. Selain itu, memberikan kesempatan sekali untuk satu dekade ke depan bagi para pemimpin untuk menyepakati rencana dalam mengembalikan hilangnya keanekaragaman hayati pada 2030.

Lambertini mengajak membangun masa depan yang selaras dengan alam, yang untuk itu dibutuhkan adanya kedamaian di antara manusia. “Itulah sebabnya Earth Hour tahun ini juga merupakan momen solidaritas bagi seluruh pihak yang terdampak akibat perang dan konflik di seluruh dunia,” katanya.

Aditya Bayunanda, Act. CEO Yayasan WWF Indonesia, mengajak para pemuda sebagai penggerak perlindungan alam di Tanah Air. Dia memperingatkan keadaan Bumi saat ini yang tengah terancam kelestariannya. Penurunan keragaman hayati dunia dan krisis iklim terjadi akibat aktivitas manusia. "Dampaknya sudah sangat dirasakan saat ini, seperti cuaca ekstrem, banjir bandang, bahkan pandemi Covid-19," kata dia.

Berawal dari Opera House Sydney pada 2007, beberapa ikon nasional seperti Masjid Raya Baiturrahman Aceh, Islamic Centre di Mataram, Monumen Jayandaru Sidoarjo akan mengambil bagian dalam momen mematikan lampu secara simbolis pada tahun ini. Pesan yang akan disampaikan adalah harapan tentang masa depan yang lebih aman, adil, dan berkelanjutan bagi semua orang.

Advertising
Advertising

Di Indonesia, sejak diinisiasi 2009 sampai dengan 2021, gerakan Earth Hour telah didukung oleh pemerintah daerah di 200 kota. Kegiatan ini digerakkan oleh 1.068 volunter aktif yang tersebar di 30 kota, serta didukung oleh dua juta pendukung melalui aktivasi digital.

Sejak 2014 sampai dengan 2021, Komunitas Earth Hour terlibat aktif dalam menginisiasi program konservasi dan telah melakukan transplantasi terumbu karang di 5 titik lokasi di Bali. Pembibitan serta penanaman mangrove di 6 wilayah yaitu: Bali, Surabaya, Balikpapan, Aceh, Tangerang, dan Serang.

Baca juga:
Kebakaran Hutan Menambah Ancaman di Chernobyl Pasca-pendudukan Rusia


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Tertarik Pengelolaan Air di Proyek IKN, Pemerintah Belanda Kumpulkan LSM-LSM

20 jam lalu

Tertarik Pengelolaan Air di Proyek IKN, Pemerintah Belanda Kumpulkan LSM-LSM

Pemerintah Belanda mengumpulkan sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk meminta pandangan mereka tentang proyek Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

1 hari lalu

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

Program ini berupaya membangun 'Green Movement' dengan memperbanyak amal usaha Muhammadiyah untuk mulai memilah dan memilih sumber energi bersih di masing-masing bidang usaha.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

4 hari lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

5 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

6 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

7 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

8 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Walhi Tuntut Jepang Akhiri Pendanaan Proyek Gas Fosil yang Menimbulkan Bencana

12 hari lalu

Walhi Tuntut Jepang Akhiri Pendanaan Proyek Gas Fosil yang Menimbulkan Bencana

Menurut Walhi, pasca Perjanjian Paris, JBIC justru menjadi penyandang dana gas fosil terbesar di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Kepala BNPT: Tingkatkan Kualitas Asesmen untuk Kemanan World Water Forum

13 hari lalu

Kepala BNPT: Tingkatkan Kualitas Asesmen untuk Kemanan World Water Forum

Tindakan ini guna memastikan kemanan World Water Forum Ke-10 di Bali pada Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Indonesia Akan Menyampaikan Second NDC Perjanjian Paris pada Agustus 2024

15 hari lalu

Indonesia Akan Menyampaikan Second NDC Perjanjian Paris pada Agustus 2024

Sebagai bagian dari komitmen Perjanjian Paris, Indonesia akan menyampaikan second NDC pada Agustus 2024.

Baca Selengkapnya