TEMPO.CO, Jakarta - Badan regulator nuklir Ukraina memperingatkan ancaman dari musim kebakaran hutan dan lahan yang semakin dekat di Chernobyl. Peringatan dini disampaikan karena kapasitas petugas pemadam kebakaran Ukraina berbeda pasca-agresi militer Rusia.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyatakan menerima laporan tentang kebakaran hutan yang sudah mulai terjadi tersebut. Beberapa media mengatakan api kebakaran hutan bahkan sudah terlihat dalam jarak pandang dari lokasi bekas pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl.
IAEA sedang mencari informasi lebih lanjut tentang situasi terkini dari mitranya di Ukraina, Inspektorat Pengaturan Nuklir Negara untuk Ukraina (SNRIU). Pada 21 Maret lalu, SNRIU mengatakan bahwa ada risiko tinggi terhadap tingkat radiasi jika ada kebakaran hutan di daerah yang terkontaminasi radioaktif.
Menurut badan tersebut telah terjadi kebakaran hutan kering di bagian barat dan tengah zona eksklusif Chernobyl. Ada setidaknya tujuh titik api yang terpantau, dengan pengalaman pada kebakaran dekat PLTN pada 2020 lalu sempat membuat tingkat radiasi melonjak hingga 16 kali lipat di atas normal.
Saat itu petugas pemadam berjibaku selama dua minggu sebelum tingkat radiasi bisa kembali ditekan. Bedanya dengan saat ini, SNRIU menyatakan petugas pemadam kebakaran tidak memiliki kesempatan untuk menjalankan fungsinya, dan kebakaran diperkirakan akan meningkat saat cuaca memanas.
Sementara, Chernobyl sudah hampir sebulan di bawah kendali pasukan Rusia. Badan Negara Ukraina untuk Manajemen Zona Pengecualian (DAZV) mengatakan laboratorium senilai US$ 6,6 juta, yang digambarkan sebagai kompleks unik memantau tingkat radiasi dan menganalisis limbah cair, disebutkan telah dijarah dan dihancurkan pasukan Rusia.
SNRIU juga mengatakan kalau rotasi staf PLTN yang telah diizinkan dilakukan tetap tidak mungkin untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan terjadwal. Alasannya, pekerjaan itu membutuhkan sistem dan peralatan dari kontraktor.
"Informasi yang diterima dari PLTN Chernobyl tentang parameter keselamatan di lokasi menunjukkan tren penurunan yang stabil dari sejumlah indikator," kata SNRIU.
Tren ini belum dikonfirmasi oleh IAEA yang sejak awal bulan ini mengaku masih belum menerima transmisi data jarak jauh dari sistem pemantauannya yang dipasang di Chernobyl.
Rotasi Staf Chernobyl
Direktur Jenderal IAEA Rafael Mariano Grossi menyambut baik rotasi staf di Chernobyl. Rotasi, menurut laporan SNRIU, telah mencakup semua orang, kecuali 13 yang menolak rotasi, ditambah petugas keamanan dari Ukraina yang tetap berada di lokasi.
Sebuah kesepakatan juga telah dicapai tentang bagaimana mengatur rotasi staf berikutnya di bekas reaktor PLTN itu.
Grossi memuji para staf atas keberanian dan upaya tak kenal lelah mereka dalam melaksanakan peran vital meski penuh tekanan di hadapan pasukan militer asing. Dia memastikan melanjutkan konsultasi dengan kedua belah pihak sebagai bagian dari upaya untuk menjamin keselamatan dan keamanan semua fasilitas nuklir Ukraina.
Keadaan Reaktor Lainnya
Operator pembangkit listrik tenaga nuklir Ukraina, Energoatom, mengatakan keempat pembangkit beroperasi dalam batas aman hingga Rabu 23 Maret 2022. Sebanyak delapan dari 15 reaktor nuklir di negara itu saat ini masih beroperasi.
Ditambahkan bahwa pembangkit terbesar, PLTN Zaporizhzhia, sedang dioperasikan oleh staf Ukraina di bawah kendali pasukan Rusia. Namun, Situasi di sana tidak mudah, karena adanya pos pemeriksaan. Sedangkan situasi membutuhkan bahan bakar, makanan dan obat-obatan penting yang berkelanjutan baik di pabrik maupun Kota Energodar.
WORLD NUCLEAR, THE GUARDIAN
Baca juga:
Ancaman Nuklir: Cadangan Rusia Vs Amerika, Perang Nuklir Bisa tak Disengaja
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.