TEMPO.CO, Jakarta - Xiaomi memposting laporan keuangannya untuk tahun kalender 2021. Perusahaan yang berbasis di Beijing, Cina, ini mencatat pendapatan CNY 328 miliar atau setara hampir Rp 739 triliun, tumbuh 33,5 persen daripada tahun sebelumnya, sementara laba bersihnya adalah CNY 22 miliar atau Rp 49,5 triliun, tumbuh 69,5 persen.

Segmen smartphone berhasil menjual 190,3 juta unit perangkat di seluruh dunia, atau 30 persen lebih banyak daripada 2020. Sebanyak 24 juta unit di antaranya berada di segmen smartphone premium dan ini melonjak 160 persen dibanding 2020.

Total pendapatan dari penjualan smartphone Xiaomi adalah CNY 208,9 miliar. Jumlah absolut menunjukkan pertumbuhan 37,2 persen. Pengiriman ponsel premium terdiri dari semua ponsel yang harganya lebih dari CNY 3.000 atau Rp 6,7 juta di pasar domestik atau lebih dari € 300 (Rp 4,7 juta) di luar negeri.

Xiaomi menyatakan akan terus memperluas kehadiran globalnya. Ini karena laporan keuangan tahun lalu mengungkapkan hampir setengah dari total pendapatan berasal dari pasar luar negeri.

Popularitas Xiaomi di seluruh dunia ditunjukkan dengan kehadirannya di antara 5 pabrikan smartphone teratas di 62 pasar di seluruh dunia. Xiaomi bahkan memuncaki daftar pabrikan ponsel cerdas itu di 14 pasar di antaranya.

Perusahaan sedang mencoba untuk memperluas portofolionya dengan produk kecerdasan buatan atau AI. Hasilnya, sepanjang 2021, menunjukkan pendapatan dari perangkat pintar lainnya meningkat lebih dari 26 persen mencapai CNY 85 miliar.

Pengguna aktif bulanan global MIUI adalah 509 juta pada 2021, yang merupakan 28,4 persen lebih banyak dari pada 2020. Xiaomi juga memperoleh penghasilan dari iklan dalam antarmuka penggunanya, dan pendapatan melonjak 42,3 persen di segmen ini menjadi CNY 18,1 miliar.

GSM ARENA, MI.CO

Baca juga:
Rusia Lumpuhkan Pasukan Drone Ukraina Gunakan Teknologi dari Cina