Studi di Italia: Gejala Long Covid Bisa Berbeda Menurut Varian Virusnya

Senin, 28 Maret 2022 04:42 WIB

Petugas medis betugas di ruang unit gawat darurat yang dipenuhi pasien virus corona atau Covid-19 di Rumah sakit Circolo di Varese, Italia, 9 April 2020. REUTERS/Flavio Lo Scalzo

TEMPO.CO, Jakarta - Gejala Long Covid bisa berbeda menurut varian SARS-CoV-2 apa yang pernah menginfeksi si pasien pada awalnya. Dugaan ini disodorkan tim peneliti University of Florence, Italia, yang mengkaji data 428 pasien Covid-19 dari Careggi University Hospital--di kota yang sama--antara awal 2020 dan Juni 2021.

Pada pekan keempat hingga 12 pascapulang dari rumah sakit, sebanyak 76 persen eks pasien tersebut melaporkan setidaknya satu gejala yang belum hilang alias Long Covid. Secara keseluruhan, dua macam gejala paling banyak dilaporkan adalah dyspnoea atau sesak nepas (37 persen) dan letih lesu kronis (36 persen). Long Covid insomnia adalah yang terdekat dengan keduanya, dilaporkan 16 persen eks pasien.

Saat dikelompokkan, mereka yang terinfeksi virus pada 2020, ketika varian orisinal SARS-CoV-2 menyebar di dunia, lebih banyak yang mengalami Long Covid anosmia, pendengaran yang terganggu dan sulit menelan. Sedangkan mereka sempat dirawat ketika varian Alpha menjadi dominan antara Januari dan April 2021, lebih banyak Long Covid yang dilaporkan adalah pegal-pegal, insomnia, brain fog dan depresi atau cemas.

Secara keseluruhan, sebanyak 428 peserta studi tersebut terdiri dari pria sebanyak 59 persen dan perempuan 41 persen. Median dari data umur para peserta adalah 64 tahun. Berdasarkan analisis multivariasi didapati pula kalau riwayat pemakaian ventilator (suplai oksigen), penggunaan obat-obatan immunosuppresant dan jenis kelamin perempuan berkorelasi dengan risiko gejala Long Covid yang lebih tinggi.

Advertising
Advertising

Banyak bukti dari Cina dan Italia bahwa usai sembuh dari Covid-19, mereka mungkin masih akan menghadapi masalah kesehatan jangka panjang. KREDIT: CHINA CENTRAL TELEVISION

Sebagai kesimpulan, para peneliti menyatakan kalau Long Covid adalah sebuah kondisi heterogen, kompleks, dengan multisistem yang terlibat. "Studi lebih jauh dibutuhkan untuk bisa karakterisasi lebih baik gejala ini, termasuk potensi dampaknya dari setiap variant of concern virus yang menginfeksi dan vaksinasi," kata mereka dalam laporan yang dirilis Kamis, 24 Maret 2022.

NEW SCIENTIST

Baca juga:
Peneliti ITB Membandingkan Sumber Air Tanah di IKN dan Bandung


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

5 Destinasi Wisata yang Jadi Sarang Copet di Eropa Menurut Survei Baru, Turis Harus Hati-hati

1 hari lalu

5 Destinasi Wisata yang Jadi Sarang Copet di Eropa Menurut Survei Baru, Turis Harus Hati-hati

Atraksi terkenal adalah salah satu tempat beraksi bagi pencopet karena perhatian wisatawan cenderung terganggu.

Baca Selengkapnya

Warga Lokal Protes Venesia Mulai Tarik Biaya Masuk, Kenapa?

2 hari lalu

Warga Lokal Protes Venesia Mulai Tarik Biaya Masuk, Kenapa?

Mulai 25 April, wisatawan harian di Venesia harus beli tiket masuk sebesar Rp86.000.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

3 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

4 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

5 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Milan Berencana Larang Penjualan Piza dan Es Krim Tengah Malam, Kenapa?

5 hari lalu

Milan Berencana Larang Penjualan Piza dan Es Krim Tengah Malam, Kenapa?

Kebijakan melarang piza dan es krim tengah malam pernah ada satu dekade lalu, tapi ditentang warga Milan sehingga aturan ini ditinggalkan.

Baca Selengkapnya

Pekan ini, Venesia Mulai Menerapkan Biaya Masuk untuk Wisatawan Harian

5 hari lalu

Pekan ini, Venesia Mulai Menerapkan Biaya Masuk untuk Wisatawan Harian

Kamis ini, yang merupakan hari libur di Italia, pengunjung Venesia diharuskan membeli tiket masuk seharga Rp87 ribu. Tidak berlaku untuk tamu hotel.

Baca Selengkapnya

4 Tipe Tidur dan Pengaruhnya pada Kesehatan, Anda Masuk yang Mana?

7 hari lalu

4 Tipe Tidur dan Pengaruhnya pada Kesehatan, Anda Masuk yang Mana?

Penelitian selama 10 tahun menemukan empat tipe tidur pada lebih dari 3.000 orang. Apa saja dan pengaruhnya pada kesehatan?

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

8 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Danau Como Dilanda Overtourism, Tarif Khusus untuk Pengunjung Harian sedang Dipertimbangkan

11 hari lalu

Danau Como Dilanda Overtourism, Tarif Khusus untuk Pengunjung Harian sedang Dipertimbangkan

Pemerintah sekitar Danau Como berencana meniru Venesia, yang menerapkan biaya khusus untuk pengunjung harian

Baca Selengkapnya