Jet Tempur: Amerika tak Beli Banyak F-35 Tahun Ini, Kenapa?
Reporter
Zacharias Wuragil
Editor
Zacharias Wuragil
Senin, 11 April 2022 06:36 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Dalam sebuah perkembangan yang agak mengejutkan, Pemerintah Amerika Serikat memutuskan mengurangi pembelian jet tempur F-35 pada tahun ini. Pentagon menyatakan hanya akan membeli 61 unit jet tempur itu pada 2023, atau berkurang 35 persen dari 94 yang direncanakan. Satu alasan dari pengurangan pengadaan itu adalah pemerintah AS sedang menunggu rilis Block 4, pembaruan besar hardware dan software yang sedang dirampungkan untuk memperkuat kemampuan siluman F-35.
Ini adalah pengurangan pembelian pertama yang terjadi cukup signifikan. Pengurangan bervariasi 25-50 persen di seluruh militer Amerika: Angkatan Udara hanya akan memesan 35 dari rencana 48 pesawat F-35, Angkatan Laut akan memangkas separo dari rencana pemesanan 26 unit, dan Korps Marinir dari 20 menjadi 15.
Dalam keterangannya kepada Bloomberg, seorang sumber menyebut pemerintah menghindari pembelian pesawat baru yang harus segera di-upgrade. Generasi F-35 sebelumnya memiliki beragam standar yang disebut Block 1, 2, dan 3. Standar terbaru, Block 4, sedang dalam proses untuk bisa segera diadopsi jet-jet tempur F-35 yang ada saat ini. Mencakup hingga 53 pembaruan, ini juga menjadi upgrade besar pertama yang terjadwal untuk seluruh armada F-35 di seluruh dunia.
Termasuk di dalamnya adalah pembaruan terhadap sistem elektronik, radar dan elektro-optis, jaringan, kokpit dan sistem lain. Block 4 juga akan unlock tujuh senjata baru, di antaranya Norwegian Naval Strike Missile dan Stormbreaker precision-guided bomb.
Block 4, meski begitu, memiliki problemnya tersendiri. Menurut Dan Grazier dari Project on Government Oversight, pengembangan standar terbaru ini dua kali lebih panjang daripada jadwal yang seharusnya. Secara khusus dia menggambarkan software itu sebagai, "belum matang, masih berkekurangan dan belum cukup teruji," saat ini, yang artinya bukan berita baik untuk sebuah jet tempur yang pernah menyandang predikat 'komputer terbang' itu.
"Pesawat-pesawat yang dibeli Pentagon kini harus segera diperbarui lagi, jadi Kementerian Pertahanan-nya ingin menunggu Block 4 sempurna lebih dulu," kata Grazier sambil menambahkan, butuh biaya hampir US$ 2 miliar (setara hampir Rp 3 triliun) untuk memperbarui jajaran F-35 miliknya yang tersebar di seluruh dunia ke standar Block 4.
Sementara Pentagon berniat berhemat dengan memangkas pembelian, yang terjadi justru harga pesawat menjadi lebih mahal dengan pengurangan itu. Alasannya adalah semakin banyak barang yang dipesan bisa menurunkan harga pembelian setiap pesawat. Inflasi dan dampak pandemi Covid-19 pada produksi F-35 juga dilaporkan menjadi faktor yang lain.
Pemangkasan akan mempengaruhi setiap matra di militer Amerika Serikat berbeda-beda. Di Angkatan Udara, pengurangan 13 unit pembelian F-35A akan digantikan dengan tambahan permintaan 10 unit lebih banyak F-15EX Super Eagle daripada tahun sebelumnya.
Di Angkatan Laut juga sama, mereka akan menerima 12 unit F/A-18E/F Super Hornet yang tidak direncanakan sebelumnya. Sedangkan Korps Marinir tak hanya harus memotong pengadaan lima jet tempur, tapi juga harus mengurangi jumlah unit F-35B per skuadron dari 16 menjadi 10.
Lockheed Martin telah mengirim hampir 800 unit F-35 ke seluruh dunia, dengan Finlandia dan Jerman menjadi dua negara terkini yang memesannya. Menurut data The Avionist, Angkatan Udara Amerika Serikat telah mengerahkan masing-masing sepasang F-35A ke negara-negara anggota NATO yang terluar yakni Estonia, Lituania dan Rumania. Sementara enam unit lainnya ada di Jerman.
POPULAR MECHANICS
Baca juga:
Pertahanan Udara Ukraina Rontokkan Jet Tempur Paling Maju Rusia Su-35S
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.