Cuci Tangan Seperlunya Saja

Reporter

Editor

Rabu, 4 Februari 2009 18:11 WIB

TEMPO Interaktif, New York:
Secara instingtif, bayi berusaha memasukkan semua benda ke dalam mulutnya ketika mengeksplorasi dunia di sekelilingnya. Perilaku instingtif semacam itu pasti memiliki manfaat evolusioner. Jika tidak, maka perilaku itu tidak akan bertahan sampai ribuan tahun. Perilaku tersebut juga meningkatkan peluang yang membantu manusia bertahan hidup sebagai suatu spesies.
Meski menulis buku berjudul Mengapa Tanah Itu Baik, Mary Ruebush tidak menyarankan manusia meninggalkan lingkungan modern yang bersih dan kembali ke perilaku kotor serta jorok di masa lalu. Dia menunjukkan bukti bahwa bakteri ada di mana-mana, bahkan di dalam tubuh manusia. Sebagian besar mikroorganisme itu tidak menimbulkan masalah. Banyak di antaranya justru amat penting bagi kesehatan, misalnya yang hidup normal dalam saluran pencernaan dan menghasilkan nutrisi yang penting bagi kehidupan.
"Biasanya tubuh manusia menampung sekitar 90 triliun mikroba," kata Ruebush. "Mikroba yang begitu banyak dan beragam jenisnya itulah yang membuat Anda tetap sehat."
Ruebush menyesali tren yang terobsesi pada produk antibakteri yang membawa kesan keliru tentang keamanan dan pada akhirnya mendorong perkembangan resistensi terhadap antibiotik, bakteri penyebab penyakit. Sabun biasa dan air saja sudah cukup untuk membersihkan.
"Saya merekomendasikan cuci tangan setelah menggunakan kamar mandi, sebelum makan, setelah mengganti popok, sebelum dan sesudah memasak, atau setiap saat tangan terlihat kotor," kata Ruebush dalam bukunya. Jika air mengalir tidak tersedia, dia menyarankan penggunaan hand sanitizer berbasis alkohol.
Anjuran Dr Weinstock bahkan jauh lebih "seram". "Anak-anak seharusnya diperbolehkan berjalan tanpa alas kaki di tanah, main tanah, dan tak perlu mencuci tangan ketika makan," katanya. Menurut Weinstock, anak-anak yang besar di peternakan yang kerap terpapar cacing dan organisme lain dari binatang peliharaannya jarang mengalami alergi dan penyakit autoimmune. "Akan amat membantu jika membiarkan anak memiliki dua anjing dan seekor kucing, memapar mereka terhadap cacing usus yang akan mendorong sistem imun nan sehat," ujarnya.
TJANDRA | NYTIMES | BBC

Berita terkait

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

4 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

9 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

49 hari lalu

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.

Baca Selengkapnya

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

49 hari lalu

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.

Baca Selengkapnya

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

49 hari lalu

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut

Baca Selengkapnya

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.

Baca Selengkapnya

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.

Baca Selengkapnya

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

22 Januari 2024

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

Riset Jatam menelusuri bisnis-bisnis di balik para pendukung kandidat yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

15 Januari 2024

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika menyebut Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah era Jokowi mendorong laju konflik agraria.

Baca Selengkapnya

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

28 Desember 2023

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

Dominasi riset bidang pangan sejalan dengan prioritas yang diminta oleh Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya