Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Hepatitis Akut Misterius, Kenapa Profesor Ini Minta Kemenkes Harus Transparan?
Reporter
Zacharias Wuragil
Editor
Zacharias Wuragil
Rabu, 4 Mei 2022 12:16 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Banyak kalangan menunggu kelanjutan dari pengumuman Kementerian Kesehatan perihal kasus kematian 3 pasien anak di RSCM Jakarta. Ketiganya disebutkan bagian dari kasus hepatitis akut misterius pada anak-anak yang belakangan bermunculan di banyak negara.
Hepatitis akut dianggap jarang terjadi pada anak, ditambah penyebabnya yang belum diketahui selain temuan keberadaan adenovirus pada setiap sampel dari Amerika dan Eropa yang sudah diperiksa.
Di antara yang menunggu hasil isolasi dan karakterisasi penyebab untuk kasus di Tanah Air adalah Guru Besar bidang ilmu biokimia dan biologi molekulerdi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, Chairul Anwar Nidom. "Kami juga sedang mengikuti dengan seksama dan surveilans," katanya saat dihubungi via aplikasi pesan WhatsApp, Rabu 4 Mei 2022.
Menurutnya, jika penyebabnya hanya adenovirus, masyarakat tak perlu khawatir. Peneliti virus hepatitis sepanjang 1986-2005 itu menyebut kalau sampai saat ini penyebab peradangan pada organ hati dengan patogenisitas tinggi hanya virus Hepatitis C.
Sedangkan infeksi oleh sebatas Adenovirus disamakannya dengan infeksi virus Hepatitis A yang bisa sembuh sendiri. "Kalau adenovirus dari alam tidak perlu dikhawatirkan..apalagi virusnya DNA, pola mutasinya sangat rendah," kata Nidom sambil menambahkan adenovirus alami tersebar pada banyak inang (manusia, hewan dan biota lainnya).
"Persis dengan coronavirus, cuma beda struktur tubuhnya," kata pendiri Laboratorium Profesor Nidom Foundation itu lagi. Lain halnya jika virus hasil rekayasa atau bagian dari vaksin molekuler untuk Covid-19. Karenanya, "Agar tidak menjadi isu liar, pemerintah segera mengumumkan penyebabnya secara transparan..."
Nidom menambahkan, pemerintah harus berinisiatif dalam investigasi temuan dugaan kasus hepatitis akut misterius ini, dan tidak menunggu update dari luar negeri. Dia mengingatkan, fasilitas di Tanah Air sudah sangat memadai.
Sebelumnya, Guru Besar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, juga eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama, juga berharap bisa segera mendengar pengumuman lanjutan dari Kementerian Kesahatan. Dia menyoroti antara lain perbedaan fatalitas di global dan Indonesia.
Sebanyak 1 anak meninggal dari 170 kasus di dunia dan semua 3 meninggal dari 3 kasus di Tanah Air per pengumuman dibuat Minggu 1 Mei 2022.
Kementerian Kesehatan mengungkapkan bahwa tiga pasien anak di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta dengan dugaan hepatitis akut misterius akhirnya meninggal. Belum diketahui penyebab hepatitis akut itu dan anak-anak tersebut telah dirawat selama dua minggu per 30 April 2022.
Kementerian Kesehatan telah menyatakan tetap melakukan investigasi penyebab kejadian hepatitis akut ini melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap. Mereka didukung Dinas kesehatan Provinsi DKI Jakarta yang menyelidiki epidemiologi lebih lanjut.
Selama masa investigasi tersebut, masyarakat diimbau untuk berhati-hati dan tetap tenang. Tindakan pencegahan yang diimbau dilakukan seperti mencuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit serta tetap melaksanakan protokol kesehatan.
Baca juga:
Covid-19, Subvarian Baru Omicron BA.4 dan BA.5 Meledak di Afrika Selatan