WHO Sebut Lebih Banyak Kasus Cacar Monyet Akan Teridentifikasi

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Senin, 23 Mei 2022 18:47 WIB

Ilustrasi Cacar Monyet. shutterstockcom

TEMPO.CO, Jenewa - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Sabtu, 21 Mei 2022, mengatakan bahwa akan ada lebih banyak kasus cacar monyet (monkeypox) yang teridentifikasi seiring pengawasan yang meluas di negara-negara nonendemik.

Data WHO pada Sabtu menunjukkan bahwa 92 kasus terkonfirmasi dan 28 kasus suspek cacar monyet telah dilaporkan dari 12 negara anggota nonendemik virus cacar monyet, tanpa ada kematian terkait penyakit itu hingga saat ini.

Kasus suspek dan terkonfirmasi itu paling banyak dilaporkan oleh Inggris, Spanyol dan Portugal, sisanya dari Australia, Belgia, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Swedia, dan Amerika Serikat.

Kasus-kasus yang dilaporkan sejauh ini tidak memiliki hubungan dengan perjalanan umum ke sebuah daerah endemik, dan kasus-kasus sebagian besar tetapi tidak secara eksklusif teridentifikasi di antara laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki yang berobat di layanan perawatan primer dan klinik kesehatan seksual, kata WHO.

Semua kasus yang sampelnya terkonfirmasi oleh PCR telah teridentifikasi sebagai kasus terinfeksi klad (clade) Afrika Barat.

Advertising
Advertising

Urutan genom dari sampel usap (swab) dari satu kasus terkonfirmasi di Portugal menunjukkan kecocokan yang dekat dengan virus cacar monyet yang menyebabkan wabah saat ini dengan kasus yang menyebar dari Nigeria ke Inggris, Israel dan Singapura pada 2018 dan 2019.

Informasi yang tersedia menunjukkan bahwa penularan dari manusia ke manusia terjadi di antara orang-orang yang melakukan kontak fisik dekat dengan kasus-kasus yang bergejala.

Tindakan segera harus fokus pada memberikan informasi kepada mereka yang mungkin paling berisiko terinfeksi cacar monyet dengan informasi yang akurat, guna menghentikan penyebaran lebih lanjut, kata WHO.

Penyakit cacar monyet endemik biasanya secara geografis terbatas di Afrika barat dan tengah. Identifikasi kasus cacar monyet suspek dan terkonfirmasi tanpa riwayat perjalanan ke daerah endemik di banyak negara tidaklah lazim, kata WHO.

WHO telah mengeluarkan sebuah seruan mendesak kepada berbagai negara untuk meningkatkan kesadaran tentang cacar monyet dan melakukan pencarian kasus dan isolasi yang komprehensif (diberikan dengan perawatan suportif), pelacakan kontak dan perawatan suportif guna membatasi penularan lebih luas.

Secara historis, vaksinasi cacar telah terbukti melindungi dari cacar monyet. Namun, setelah WHO mendeklarasikan bahwa cacar berhasil dibasmi pada 1980, kekebalan perlindungan silang dari vaksinasi cacar akan terbatas pada orang yang lebih tua, dan kekebalan terhadap cacar monyet di antara kalangan muda yang tinggal di negara nonendemik hanya sedikit karena virus belum ada di sana.

XINHUA | ANTARA

Baca:
Virus Cacar Monyet Menyebar Cepat, Data Genom Pertama Mirip Kasus 2018-2019

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.



Berita terkait

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

1 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

2 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Ada Harimau Sumetera hingga Komodo, Inilah 5 Hewan Endemik Asal Indonesia

4 hari lalu

Ada Harimau Sumetera hingga Komodo, Inilah 5 Hewan Endemik Asal Indonesia

Setidaknya ada 612 hewan endemik asal Indonesia dari berbagai jenis, seperti mamalia, burung, reptil, hingga amfibi. Berikut lima di antaranya.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

6 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

15 hari lalu

Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

Epidemiolog Dicky Budiman menyatakan, infeksi cacar monyet berpotensi menjadi penyakit endemik karena minimnya penanganan.

Baca Selengkapnya

Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

16 hari lalu

Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

Cacar monyet atau Mpox bukanlah penyakit yang berasal dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

24 hari lalu

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.

Baca Selengkapnya