Hujan Meteor Tau-Herculids Akhir Bulan Ini Janjikan Pertunjukan Spektakuler

Selasa, 24 Mei 2022 18:40 WIB

Ilustrasi komet 73P/Schwasmann-Wachmann 3 masih dalam proses terfragmentasi dan sumber hujan meteor Tau-Herculids. Foto/Instagram/belajarastro.id

TEMPO.CO, Jakarta - Pecahan komet 73P/Schwasmann-Wachmann 3 akan menghasilkan hujan meteor Tau-Herculids di langit malam pada 30-31 Mei 2022. Fenomena hujan meteor yang intensif itu termasuk bisa disaksikan di Indonesia hingga dinihari.

Astronom sekaligus juru bicara Observatorium Bosscha di Lembang, Bandung, Yatny Yulianti, menerangkan, hujan meteor merupakan fenomena menarik bagi masyarakat umum dan para pecinta astronomi yang bisa langsung dilihat oleh mata. “Sedang penelitian oleh astronom profesional lebih banyak ditujukan untuk memahami objek yang menjadi sumber hujan meteor, yaitu komet,” ujarnya, Selasa 24 Mei 2022.

Saat komet bergerak mendekati Matahari, Yatny menuturkan, inti komet yang tersusun dari es, gas, dan batuan, akan memanas dan membuat komet itu terpecah atau hancur sebagian. Pecahan materialnya yang ikut bergerak di dalam orbit komet itu, terpotong oleh pergerakan Bumi yang juga mengelilingi matahari. “Puing-puing sisa komet yang masuk ke atmosfer Bumi dan terbakar itu yang dilihat sebagai hujan meteor,” katanya.

Hujan meteor Tau-Herculids ditemukan pada 1930. Posisinya di area sekitar rasi bintang Hercules dan Bootes, dekat bintang terang Arcturus dan gugus bintang M3. Nah, pada 30 dan 31 Mei 2022, rasi bintang itu akan muncul di langit sepanjang malam. Waktunya mulai dari terbit di arah timur laut saat Matahari terbenam, hingga sekitar pukul 04.00 pagi keesokan harinya di arah barat laut.

Advertising
Advertising

Ilustrasi lokasi kemunculan hujan meteor Tau-Herculids. Foto/Instagram/belajarastro.id

Sejak ditemukan, sudah beberapa kali fenomena hujan meteor dari komet itu bisa disaksikan. “Periode orbit komet sumber hujan meteor itu 5,4 tahun,” ujarnya sambil menambahkan komet 73P/Schwasmann-Wachmann 3 masih dalam proses terfragmentasi.

Beberapa perhitungan menyimpulkan waktu puncak hujan meteor itu akan terjadi pada 31 Mei. Fase Bulan Baru menunjang pengamatan yang bebas dari gangguan cahaya pada tanggal itu. “Meteor Tau-Herculids diperkirakan akan menampilkan pertunjukan yang cukup spektakuler karena komet sumbernya sendiri masih dalam proses terfragmentasi atau pecah,” kata Yatny.

Dari beberapa hujan meteor itu sebelumnya, beberapa proses fragmentasi terjadi cukup besar hingga meninggalkan serpihan yang cukup banyak. “Kita bisa harapkan 60-100 meteor dapat diamati,” ujarnya. Kecepatan meteornya diperkirakan melesat 26 kilometer per detik, tapi tidak membahayakan penduduk di Bumi karena akan habis terbakar di atmosfer.

Baca juga:
Komet Raksasa Berukuran 137 Kilometer Melintasi Tata Surya

Berita terkait

Mengenal Hujan Meteor dan 5 Jenis Meteorid

31 menit lalu

Mengenal Hujan Meteor dan 5 Jenis Meteorid

Dua hari lalu terjadi hujan meteor yang bisa dilihat di langit dari Indonesia, Meteor dan Meteorid ternyata berbeda, begini selengkapnya.

Baca Selengkapnya

Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

1 hari lalu

Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

Meteor terang atau fireball itu bergerak dari selatan ke utara, tak hanya terpantau di langit Yogyakarta tapi juga Solo, Magelang, dan Semarang

Baca Selengkapnya

Hujan Meteor Masuk Atmosfer Bumi Malam Ini, Bisa Dilihat Tanpa Alat Khusus

1 hari lalu

Hujan Meteor Masuk Atmosfer Bumi Malam Ini, Bisa Dilihat Tanpa Alat Khusus

Keunikan malam puncak hujan meteor ini adalah meteornya bersumber dari butir debu yang dilepaskan komet Halley.

Baca Selengkapnya

Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

35 hari lalu

Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

Sejumlah fenomena astronomi langka bakal terjadi sepanjang April 2024. Ada hujan meteor, gerhana matahari total, sampai okultasi bintang Antares.

Baca Selengkapnya

Astronom BRIN Jelaskan Kemunculan Komet Setan Menjelang Lebaran

36 hari lalu

Astronom BRIN Jelaskan Kemunculan Komet Setan Menjelang Lebaran

Komet 12P/Pons-Brooks diperkirakan muncul bersamaan dengan peristiwa gerhana matahari total pada 8 April 2024. Mengapa disebut komet setan?

Baca Selengkapnya

Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

51 hari lalu

Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

Minat pengunjung ke Observatorium Bosscha tergolong tinggi sejak kunjungan publik mulai dibuka kembali setelah masa pandemi.

Baca Selengkapnya

Observatorium Bosscha Amati Hilal 10 Maret di Lembang dengan Teleskop Refraktor

7 Maret 2024

Observatorium Bosscha Amati Hilal 10 Maret di Lembang dengan Teleskop Refraktor

Sebelum melakukan pengamatan, peneliti telah menyiapkan data hilal 10 Maret 2024 dari hasil perhitungan.

Baca Selengkapnya

Puncak Hujan Meteor Quadrantid Muncul Besok dan Lusa

2 Januari 2024

Puncak Hujan Meteor Quadrantid Muncul Besok dan Lusa

Puncak hujan meteor Quadrantid akan terjadi pada 3-4 Januari 2024. Hujan meteor itu berlangsung sejak 26 Desember lalu hingga 14 Januari 2024.

Baca Selengkapnya

Komet Halley Memulai Perjalanan 38 Tahun Kembali Menuju Bumi

10 Desember 2023

Komet Halley Memulai Perjalanan 38 Tahun Kembali Menuju Bumi

Pertunjukan utama Komet Halley dimulai di langit pagi pertengahan bulan Juni.

Baca Selengkapnya

Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

5 Desember 2023

Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

Beberapa fenomena astronomi mewarnai langit malam Desember 2023.

Baca Selengkapnya