Kisah Peraih Medali Esports SEA Games 2021, Dilarang Orang Tua Bermain Game

Rabu, 25 Mei 2022 20:29 WIB

Tim Free Fire Indonesia, Ricard William Manurung (kapten Tim Garuda), Muhammad Fikri Alief Pratama (kapten Tim Rajawali), Muslih Wahyudi Rachman (pelatih) saat menerima hadiah secara simbolis dari Wijaya Nugroho (Head of Business Esport Garena) di Garena Office, Jakarta, Rabu, 25 Mei 2022. (Maria Fransisca Lahur)

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Timnas Esports Indonesia yang meraih medali pada SEA Games Vietnam lalu bercerita soal pengalaman masa kecil mereka bermain game yang tidak disetujui oleh orang tua.

Muhammad Fikri Alief Pratama, kapten Tim Rajawali, Timnas 2 untuk Free Fire, bercerita pernah dikejar oleh ayahnya yang membawa kayu akibat keseringan main di warnet. "Saat itu setelah ujian SMP sekitar jam 4 sore. Saya kaget dan segera kabur waktu lihat bapak bawa kayu ke warnet," ujarnya di kantor Garena, Jakarta, Rabu, 25 Mei 2022.

Kejadian itu membuatnya malu karena menjadi tontonan gratis orang di sekitar lokasi. "Saya akhirnya pindah main ke warnet lain karena malu," kata Fikri mengenang masa lalu. Pada SEA Games 2021 ini, ia bersama timnya meraih medali perak setelah kalah di final dari tim Garuda, Timnas 1.

Untungnya, peristiwa dikejar dengan kayu tidak terulang di warnet yang baru. “Mungkin bapak sudah capek menegur saya,” kata Fikri.

Ia mulai senang bermain game sekitar kelas 3 SD di Kendari, Sulawesi Tenggara. Diawali bermain PS2 dengan cara menyewa per jam Rp 3.000-5.000 sehabis pulang sekolah, ia sengaja membawa bekal dari rumah untuk persiapan cemilan bermain. Itulah kegiatannya sehari-hari.

Advertising
Advertising

Menurut pengakuannya, waktu bermain di warnet hanya sampai sebelum magrib. Ia belum pernah bermain sampai larut malam atau sampai menginap di warnet.

Sebelum main Free Fire atas ajakan teman di SMA, ia bermain Mobile Legend. Dari awalnya bermain di warnet, kemudian berpindah ke ponsel dan bermain di rumah. Walau di dalam rumah, kegiatan bermain malah semakin menjadi-jadi karena tidak ada kegiatan lain.

Pada titik itu, ia memutuskan untuk menekuni menjadi pemain game apapun hasilnya. Ia rajin mengikuti berbagai pertandingan dan menjadi pemenang. Saat mengikuti PON di Papua, ia bersama tim membawa provinsi Sulawesi Tenggara meraih emas.

“Kemenangan di PON membuat mama bangga, memeluk saya dan menangis,” jelasnya. Sebelumnya, ia dilarang, tidak diizinkan bermain game. Selain itu, bermain game dianggap orang tuanya tidak memiliki masa depan. “Pokoknya pendidikan harus nomor satu,” Fikri mengulang kalimat orang tuanya.

Walaupun mempunyai kesenangan bermain, untungnya tidak sampai mengganggu pelajaran sekolah. Selama di SMA, ia mengaku berada di lima besar dan akhirnya kuliah di jurusan matematika murni di Universitas Halu Oleo.

Selama kuliah dua semester awal, ia mendapatkan nilai yang baik. Namun, setelah ikut pertandingan sampai ke luar pulau, kuliah jadi terbengkalai. Fikri tetap ingin menyelesaikan kuliah, “Kan keren dapat gelar Sarjana Matematika.”

Ia bercita-cita mempunyai warung kopi di kampung halamannya, Kendari. Ia mendambakan tempat tersebut memiliki nuansa yang menyenangkan untuk tempat nongkrong dan main bareng bagi para pemain game.

Senada dengan Fikri, masa kecil Richard William Manurung, Kapten Tim Garuda, Timnas 1 Free Fire juga tidak mendapat dukungan bermain dari orang tua. Richard mulai main di warnet sekitar kelas 4 SD dengan keadaan masih memakai baju seragam.

Pada saat SMP, ia pernah begadang di warnet yang membuat orang tuanya marah. Uang transport juga habis untuk bermain di warnet dan ia pun pulang hanya berjalan kaki. “Mau masuk rumah untuk ketok pintu saja takut,” kenang Richard yang membawa pulang medali medali emas SEA Games 2021.

Saat SMA di Pematang Siantar, ia juga kerap bolos sekolah karena main di warnet, namun ia mengaku nilai pelajarannya aman. Masa-masa diomeli orang tua akhirnya berakhir pada tahun 2018. Hasil pertandingan yang membuatnya juara dan hanya merasa tertarik pada bidang tersebut membuat orang tuanya luluh. Ia mengaku sempat kuliah di Semarang, namun merasa terpaksa. “Nggak mood, buat apa,” jelas Richard.

Jika sudah tidak menjadi pemain, ia terpikir untuk menjadi pelatih atau sesuatu yang masih berhubungan dengan game.

Sementara itu, Garena sebagai penerbit game Free Fire memberikan apresiasi berupa dana pendidikan dan pengembangan diri sebesar Rp 1 miliar bagi tim nasional Free Fire yang terdiri dari tim peraih emas, perak dan official.

Wijaya Nugroho, Head of Business Esports Garena memberi hadiah secara simbolis, “Terima kasih kepada pahlawan-pahlawan kita yang mendapatkan medali emas dan perak pertama untuk esport di Sea Games yang mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.”

Baca:
Indonesia Rebut Emas dan Perak Esports Free Fire SEA Games Hanoi

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Mengenal Early Access dalam Dunia Game

9 jam lalu

Mengenal Early Access dalam Dunia Game

Early access merupakan model pengembangan tahap awal dalam industri game

Baca Selengkapnya

Baru Dirilis, Apa Itu Game Hades 2?

12 jam lalu

Baru Dirilis, Apa Itu Game Hades 2?

Supergiant Games meluncurkan sekuelnya, game Hades 2

Baca Selengkapnya

Menikmati Akhir Pekan, Mengenal Berbagai Macam Genre Game

15 jam lalu

Menikmati Akhir Pekan, Mengenal Berbagai Macam Genre Game

Para penggemar game biasanya familiar dengan berbagai jenis game Role Playing Games (RPG), Massively Multiplayer Online Role-Playing Games dan lainnya

Baca Selengkapnya

Begini Cara Reroll di Game Solo Leveling: Arise

20 jam lalu

Begini Cara Reroll di Game Solo Leveling: Arise

Pemain Solo Leveling: Arise mengambil peran Sung Jinwoo dan banyak pemburu lainnya, bertarung melawan makhluk-makhluk yang berkeliaran di kota.

Baca Selengkapnya

Membedah Game Solo Leveling: Arise

21 jam lalu

Membedah Game Solo Leveling: Arise

Solo Leveling: Arise dari Netmarble diluncurkan global 8 Mei 2024 lalu, di ponsel (App Store, Play Store) dan PC (Mac, Windows) via Netmarble Launcher

Baca Selengkapnya

Resident Evil 9 Dirumorkan Berlatar Desa Fiksi di Asia Tenggara, Terinsiprasi dari Singapura

1 hari lalu

Resident Evil 9 Dirumorkan Berlatar Desa Fiksi di Asia Tenggara, Terinsiprasi dari Singapura

Pembocor game Capcom, AestheticGamer, mendengungkan rumor terbaru tentang latar Resident Evil 9.

Baca Selengkapnya

Game XDefiant akan Diluncurkan 21 Mei 2024, Bagaimana Isi Permainannya?

1 hari lalu

Game XDefiant akan Diluncurkan 21 Mei 2024, Bagaimana Isi Permainannya?

Unisoft perusahaan pengembang game XDefiant

Baca Selengkapnya

Ini Resep Bermain Game Mobile Legend agar Tak Tersendat-sendat

1 hari lalu

Ini Resep Bermain Game Mobile Legend agar Tak Tersendat-sendat

Sensasi bermain game online mobile legend bisa terganggu jika kualitas jaringan smartphone tidak stabil. Ini beberapa tipsnya dari Telkomsel.

Baca Selengkapnya

Empat Game Fallout Ramai Dimainkan di Steam Bulan Ini, Populer Berkat Serial TV Adaptasinya

2 hari lalu

Empat Game Fallout Ramai Dimainkan di Steam Bulan Ini, Populer Berkat Serial TV Adaptasinya

Seri game Fallout mengisi daftar permainan yang paling ramai dikunjungi di Steam pada bulan ini. Efek penanyangan serial TV adaptasinya.

Baca Selengkapnya

5 Game Android Terbaru Berbagai Genre

2 hari lalu

5 Game Android Terbaru Berbagai Genre

Game mobile diramaikan dengan kehadiran berbagai judul permainan baru bagi para pengguna Android

Baca Selengkapnya