Terawan: Vaksin Nusantara Sudah Dipublikasikan di Jurnal Internasional

Jumat, 27 Mei 2022 20:59 WIB

Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Universitas Diponegoro, dan Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Kariadi, menggagas vaksin Nusantara, vaksin ini dinilai dapat memicu antibodi seumur hidup.. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengabarkan kalau artikel tentang Vaksin Nusantara telah dipublikasi jurnal internasional. Terawan membagikan tautan menuju alamat situs jurnal Taylor & Francis Online dengan judul artikel 'Dendritic cell vaccine as a potential strategy to end the COVID-19 pandemic. Why should it be Ex Vivo?' terbit daring pada 26 Mei 2022.

"Saya bersyukur sekali, bahwa jurnal internasional terkait Vaksin Nusantara telah bisa diterbitkan," ujar Terawan, seperti ditirukan Andi, Tim Komunikasi Terawan, dalam keterangan tertulis yang dibagikan Jumat 27 Mei 2022.

Terawan berharap artikel bisa diakses semua kalangan untuk kemajuan ilmu kesehatan dan menyelesaikan masalah virus corona 2019 di dunia. Seperti diketahui Vaksin Nusantara yang dimaksud Terawan dan timnya dibuat menggunakan pendekatan sel dendritik yang melibatkan proses di luar tubuh manusia. Disebutkan pula 'terapi' Vaksin Nusantara itu telah diberikan ke sederet tokoh nasional.

Dalam publikasinya, artikel disebutkan memiliki tim penulis terdiri dari Jonny Jonny, Terawan Agus Putranto, Enda Cindylosa Sitepu dan Raoulian Irfon. Seluruhnya berasal dari Cellcure Center, Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto.

Epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman, mengaku telah membaca publikasi artikel dari Terawan dan timnya tersebut. Dia menilainya sebagai langkah bagus karena menggunakan pendekatan ilmiah, sekalipun artikel disebutnya lebih berupa kajian potensi ke depan terapi sel dendritik dari riset-riset yang sudah ada.

Advertising
Advertising

"Tak disebutkan nama Vaksin Nusantara di dalamnya. Hasil riset yang dilakukan juga tidak muncul..atau belum muncul....tapi wajar karena ini sebetulnya hanya literature review," katanya pada Jumat malam.

Dia berharap ada kelanjutan berupa publikasi ilmiah berikutnya dari hasil riset yang dilakukan Terawan dan tim terhadap para pasiennya. Menurutnya, berdasarkan riset yang juga sudah ada, terapi sel dendritik memang memiliki potensi untuk pengobatan Covid-19. Tapi, berdasarkan hasil kajiannya pula, memang terdapat tantangan berupa ongkos dan sumber daya yang besar setiap terapi yang diberikan.

"Kalau bicara strategi kesehatan masyarakat kan harus yang mudah, murah, cepat, efektif," kata Dicky.

Dicky juga menyarankan Terawan dkk tak menggunakan nama Vaksin Nusantara untuk pendekatan terapi sel dendritik yang digunakannya. Alasannya, inovasi tersebut sudah ada di dunia sebelum diperkenalkan Terawan. "Harus fair ini bukanlah inovasi di Indonesia, harus menghargai orisinalitas dalam dunia ilmiah," kata dia.

Baca juga:
Ini Jawab Terawan terhadap Kritik Riset Vaksin Nusantara

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

11 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

17 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

23 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

8 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

12 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

15 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya