Keunikan Galapagos

Reporter

Editor

Kamis, 12 Februari 2009 15:00 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Kepulauan Galapagos adalah rumah bagi berbagai spesies binatang langka yang endemik di gugus pulau vulkanis yang terisolasi di Samudra Pasifik. Satwa dengan karakteristik berbeda dengan binatang serupa yang dijumpai Charles Darwin di Inggris itulah yang menjadi bukti kunci dalam studinya tentang evolusi spesies.
Darwin dan beberapa sahabatnya, termasuk Alfred Wallace, sudah lama tertarik pada proses pembentukan spesies dan membuat teori untuk menjelaskan perubahan itu. Namun, satwa-satwa aneh yang ditemukannya di Galapagos yang akhirnya mencerahkan benak Darwin dan menjadi dasar teori seleksi alam yang mengubah ilmu biologi selamanya.
Ketika naturalis Inggris muda itu mendarat di Pulau San Cristobal, Galapagos, pada 1835, dia membandingkan tempat yang panas dan berdebu tersebut dengan api neraka dan terkejut melihat binatang berbentuk ganjil yang kelihatannya tak takut kepada manusia.
Binatang liar yang hidup di Galapagos memang hampir tak pernah bersinggungan dengan manusia sehingga mereka tak punya alasan untuk takut. Ketika manusia pertama kali menginjak kepulauan itu pada 1535, satwa di sana telah menghabiskan ribuan tahun beradaptasi dengan lingkungan yang menjadi rumahnya.
Terletak 805 kilometer dari pantai barat Amerika Selatan, kondisi unik dari kepulauan yang terisolasi itu menciptakan beragam jenis binatang yang berbeda dengan kerabatnya di belahan dunia lainnya. Bahkan antarpulau pun menunjukkan ciri berlainan. Kura-kura raksasa, misalnya, tumbuh begitu besar karena nenek moyangnya, kura-kura kecil yang berenang dari daratan ke pulau itu, tidak perlu lagi bersembunyi karena tidak adanya predator di sana.
Darwin mengobservasi kura-kura raksasa, iguana, dan singa laut di Galapagos, tapi beragam spesies burung di pulau itu menangkap perhatiannya. Tak kurang dari 85 persen burung Galapagos tidak bisa ditemukan di tempat lainnya, termasuk burung finch, yang terkenal.
Ada 13 spesies burung finch yang endemik di Kepulauan Galapagos. Bentuknya serupa dengan burung finch di Eropa, kecuali ukuran dan bentuk paruhnya. Paruh itu membantu mereka mengeksplorasi sumber makanan yang berbeda di kepulauan tersebut. Beberapa di antaranya makan seperti burung pelatuk, ada pula yang menggunakan ranting untuk menggali serangga keluar dari lubang, sedangkan yang lain mematuki kutu dari punggung kura-kura.
Selama lima pekan pada 1835, Darwin melakukan observasi tentang burung-burung aneh di setiap pulau, namun belum punya gagasan apa pun tentang perbedaan itu. Baru pada 1839, Darwin berhasil menelurkan teorinya tentang seleksi alam setelah membandingkan hasil pengamatannya dengan hasil pengamatan rekannya sesama ilmuwan.
Dia menduga setiap binatang yang dikumpulkannya telah beradaptasi dalam lingkungan yang spesifik selama beberapa generasi karena nenek moyangnya memiliki karakteristik yang sesuai bagi kelangsungan hidupnya dan keturunannya. Gagasan bahwa binatang berkembang secara bertahap dari sederhana menjadi kompleks ini sebenarnya sudah dikemukakan naturalis lain pada akhir abad ke-18, namun mereka tak bisa menjelaskan bagaimana transformasi itu terjadi.
Seleksi alam yang terekam di Kepulauan Galapagoslah membuktikan teori tersebut. Meski memiliki semua bukti, baru 20 tahun kemudian Darwin merasa cukup yakin untuk mempublikasikan bukunya yang termasyhur, The Origin of Species.
TJANDRA | LIVESCIENCE

Berita terkait

Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

19 hari lalu

Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

Kampus UGM, UI, Unair, dan IPB masuk daftar prodi biologi terbaik di dunia versi QS WUR 2024.

Baca Selengkapnya

Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

20 hari lalu

Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

Program studi Biologi di Universitas Gadjah Mada (UGM) tempati urutan 1 terbaik se-Indonesia dan masuk daftar 501-550 terbaik di dunia.

Baca Selengkapnya

Program Studi Biologi UGM Raih Peringkat 1 di Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Profilnya

23 hari lalu

Program Studi Biologi UGM Raih Peringkat 1 di Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Profilnya

Program studi Biologi UGM raih peringkat 1 di Indonesia Versu QR WUR by Subject 2024. Berikut profil prodi ini.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga

20 Februari 2024

Polusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga

Polusi udara telah mendegradasi senyawa kimia di balik aroma memikat bunga-bunga. Simak hasil studi tim peneliti di Amerika Serikat ini.

Baca Selengkapnya

Katak Langka Penuh Bintik Seperti Mutiara Ditemukan di Pegunungan Sanggabuana

11 September 2023

Katak Langka Penuh Bintik Seperti Mutiara Ditemukan di Pegunungan Sanggabuana

Katak langka ini berwarna oranye kecokelatan. Tubuhnya dipenuhi bintik putih seperti mutiara dan berkilau saat disorot cahaya senter.

Baca Selengkapnya

Orca di Eropa Diduga Ajarkan Sesamanya untuk Serang Kapal Layar

23 Mei 2023

Orca di Eropa Diduga Ajarkan Sesamanya untuk Serang Kapal Layar

Laporan-laporan tentang pertemuan dengan orca yang agresif di lepas pantai Iberian mulai muncul pada Mei 2020, dan belakangan menjadi lebih sering.

Baca Selengkapnya

Bedah dan CT Scan Ungkap Ular Betina Punya 2 Klitoris

16 Desember 2022

Bedah dan CT Scan Ungkap Ular Betina Punya 2 Klitoris

Ini adalah bukti resmi pertama organ genital ular betina.

Baca Selengkapnya

Ig Nobel Bidang Fisika 2022: Penelitian Kenapa Bebek Berenang Berbaris

21 September 2022

Ig Nobel Bidang Fisika 2022: Penelitian Kenapa Bebek Berenang Berbaris

Ig Nobel diberikan kepada penelitian-penelitian yang dianggap paling aneh, konyol dan unik yang membuat 'tertawa namun kemudian berpikir'.

Baca Selengkapnya

Jeff, Peraih Medali Olimpiade Biologi di Armenia: 48 Jam Sehari Tak Cukup

23 Juli 2022

Jeff, Peraih Medali Olimpiade Biologi di Armenia: 48 Jam Sehari Tak Cukup

Jefferson peraih medali perunggu di olimpiade Biologi internasional di Armenia sudah merantau sejak SD. Memiliki segudang prestasi.

Baca Selengkapnya

3 Kampus di Indonesia Terbaik di Bidang Biologi

16 Juni 2022

3 Kampus di Indonesia Terbaik di Bidang Biologi

Di urutan ke-2 dan ke-3 ada Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesia sebagai kampus terbaik di bidang Biologi. Kampus mana yang pertama?

Baca Selengkapnya