TEMPO.CO, Yogyakarta - Penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebanyak 43 kasus pada Rabu 1 Juni 2022. Itu adalah rekor baru sejak tren kasus baru harian Covid-19 di wilayah ini terus di bawah 10 sejak Ramadan lalu.

"Dari jumlah kasus baru itu, 40 ditemukan di Kabupaten Bantul," kata Juru Bicara Pemerintah DI Yogyakarta, Ditya Nanaryo Aji, Rabu. Sedangkan tiga kasus baru lain masing-masing dari Kabupaten Kulon Progo sebanyak satu kasus dan Kabupaten Sleman dua kasus.

Ditya mengaku kalau lonjakan kasus baru Covid-19 di Kabupaten Bantul merupakan hasil contact tracing lanjutan dari temuan kasus positif di lingkungan sekolah di wilayah itu. "Hasil screening pembelajaran tatap muka sekolah dan tracing kontak erat hasil kasus positif sebelumnya," kata dia.

Temuan kasus positif dari pembelajaran tatap muka di Bantul sudah terjadi sejak 28 Mei lalu ketika dalam sehari kabupaten di selatan Yogya itu mengungkap 22 kasus baru Covid-19. Lalu pada 29 Mei ditemukan lagi 12 kasus baru yang terkonfirmasi positif.

Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Bantul telah melakukan screening ke 60 sekolah yang terdiri dari 40 SD/MI, 12 SMP/MTs, dan delapan SMA/MA. Dengan total sasaran 151.905 warga sekolah.

Hasilnya, secara akumulatif hingga Senin 30 Mei lalu ditemukan 30 warga sekolah positif Covid-19 yang tersebar di tiga Madrasah Tsanawiyah (MTs), lalu enam di SMA, satu kasus di SMK, dan 20 lainnya di jenjang SMP. "Dari hasil positif screening sekolah itu tidak ada yang bergejala berat, semua melakukan isolasi mandiri di rumah," kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Bantul, Sri Wahyu Joko Santoso.

Pascalibur lebaran ini, lanjut Sri, Pemerintah Kabupaten Bantul terus menggencarkan pemeriksaan sesuai instruksi pemerintah pusat. Adapun Pemerintah DI Yogyakarta mencatat, meski kasus beranjak naik penambahan kasus meninggal hingga hari ini masih dipertahankan nol kasus. Adapun kasus aktif di DI Yogyakarta menjadi 171.

Baca juga:
Kritik dari Yogyakarta, Program Guru Penggerak Nadiem Disamakan Praktik Era Kolonial