PBB Ajak Siswa Sekolah Alam Matoa Kampanye Only One Earth

Kamis, 16 Juni 2022 14:22 WIB

Kepala Perwakilan PBB Indonesia Valerie Julliand menanam pohon bersama siswa Sekolah Alam Matoa, Depok dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2022, Kamis 16 Juni 2022. TEMPO/ADE RIDWANv

TEMPO.CO, Depok – Kantor Perwakilan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di Indonesia mengkampanyekan gerakan "Only One Earth" di Sekolah Alam Matoa, Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Beji, Kota Depok. Kampanye tersebut dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti menanam pohon, membuat pupuk kompos, hingga tanya jawab dengan siswa. Kegiatan itu dilakukan dalam rangka peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2022.

Kepala Kantor Perwakilan PBB Indonesia Valerie Julliand mengatakan, isu lingkungan saat ini sedang menjadi sorotan seluruh negara di dunia terlebih dengan adanya ancaman perubahan iklim. “Seperti yang kita tahu, bumi sedang dalam bahaya, kita harus bertindak sekarang,” kata Valerie usai kegiatannya di Depok, Kamis, 16 Juni 2022.

Valerie mengatakan gerakan “Only One Earth” merupakan slogan yang lahir dalam pertemuan di Stockholm, Swedia pada 50 tahun lalu. Dalam pertemuan itu, negara-negara di seluruh dunia bersepakat mengeluarkan 26 prinsip dalam upayanya menjaga lingkungan.

“Hari ini Kantor Perwakilan PBB di Indonesia bersama Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) dan UNESCO didampingi perwakilan pemerintah Indonesia mendatangi salah sekolah untuk mengajarkan para siswa bagaimana ikut berkontribusi merawat dan menjaga lingkungan,” kata Valerie.

Valerie mengatakan, alasannya memilih sekolah alam karena pihaknya tertarik dengan metode pengajarannya yang mengajarkan dan mendidik siswa untuk kembali ke alam dan mencintai alam.

Advertising
Advertising

“Para siswa, anak-anak kita ini, yang akan menjadi warga negara di masa depan, untuk itu perlu dilibatkan dan diberikan pemahaman,” kata Valerie.

Sementara itu, Kepala Perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timor Leste, Rajendra Aryal mengaku kagum dengan kegiatan di sekolah alam dan menemukan siswa yang berbeda.

“Saat saya datang kesini, saya melihat siswa yang berbeda, mereka begitu sadar dengan alam, seperti contoh mereka mempertanyakan soal daur ulang dan sebagainya, ini sangat menginspirasi saya,” kata Rajendra.

Sebagai informasi, kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia KKP I Nyoman Radiarta, Kepala Perwakilan FAO Indonesia Rajendra Aryal, Kepala Perwakilan PBB di Indonesia Valeri Julliand serta perwakilan dari UNESCO.

Dalam acara tersebut anak-anak diajak berinteraksi dengan para staff kementrian dan PBB dengan berbagai kegiatan yang menarik. Mulai dari tanya jawab, mendaur ulang sampah organik menjadi kompos, menanam pohon jambu mete, jeruk Bali, jambu cincalo, serta melepas ikan nila, mas, dan bawal dan bio enzyme.

ADE RIDWAN YANDWIPUTRA

Baca juga:ITERA Buka Prodi S1 Rekayasa Kosmetik Pertama di Indonesia

Berita terkait

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

8 jam lalu

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

1 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

1 hari lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

2 hari lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

2 hari lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

2 hari lalu

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

Tema World Water Forum ke-10 di Bali berkaitan dengan sejumlah tujuan UNICEF. Salah satunya soal akses air bersih untuk anak-anak di daerah.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

2 hari lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya