Lestarikan Borobudur, IAAI: Bukan Harga Tiket, tapi Hitung Carrying Capacity

Kamis, 16 Juni 2022 21:26 WIB

Zona II Candi Borobudur. Dok. PT TWC

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI), Marsis Sutopo, menyatakan lebih peduli terhadap hitung-hitungan kapasitas maksimal pengunjung yang seharusnya ditetapkan di kawasan wisata Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, setiap harinya. Bukan soal harga tiketnya.

“Kalau konteks harga tiket, kami tidak mau tahu hitung-hitungannya," katanya saat menjadi pembicara di webinar ‘Borobudur, Antara Pelestarian dan Pariwisata’, Selasa, 14 Juni 2022. Marsis yang juga mantan Kepala Balai Konservasi Borobudur (BKB) itu menambahkan, "Yang mau kami hitung adalah carrying capacity-nya. Berapa sih candi itu bisa muat pengunjung dalam waktu yang sama?”

Seperti diketahui, soal tiket naik Candi Borobudur sempat ramai diperbincangkan setelah Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sempat menyebut angka Rp 750 ribu dan 100 dolar. Luhut mengatakan, penetapan harga tiket itu sudah berdasarkan studi mendalam. Dia mengutip tentang studi komprehensif dengan UNESCO.

Adapun Marsis mengatakan lebih melihat potensi ancaman kelestarian candi dibanding masalah harga tiket masuk. Sebagai orang yang pernah mengurus konservasi Candi Borobudur, ia paham benar adanya potensi ancaman terhadap kelestarian di sana. “Persoalannya adalah justru kalau kemudian kita tidak mengantisipasi sejak awal, justru potensi yang sudah diwarning oleh UNESCO akan semakin bertambah,” kata dia.

Masalah kapasitas pengunjung adalah hal pertama yang dipaparkannya. Menurutnya, kalau mau melestarikan Candi Borobudur untuk tetap menjadi obyek wisata, harus diperhatikan carrying capacity. “Karena kalau memanfaatkan Candi Borobudur over capacity, itu sama halnya, kita itu akan menghancurkannya,” kata Marsis.

Advertising
Advertising

Pemerintah akhirnya telah memutuskan batal mengenakan tiket khusus kepada wisatawan untuk bisa menaiki Candi Borobudur. Pembatalan disebutkan berdasarkan arahan Presiden Joko Widodo dalam Rapat Terbatas tentang Pariwisata di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa 14 Juni 2022. Sebagai gantinya, hanya akan disediakan kuota 1.200 wisatawan per hari, atau 120 per jam, yang mendaftar daring.

Mereka yang bisa menaiki Candi Borobudur juga harus didampingi pemandu wisata yang sudah terdaftar, serta mengenakan alas kaki yang sudah disediakan.

Baca juga:
Rencana Tiket Naik Borobudur Batal, Arkeolog Dukung Pembatasan Jalan Terus

Berita terkait

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

3 jam lalu

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (UIW NTB) dalam komitmennya mendukung pengarusutamaan gender.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Resmi Meluncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

6 jam lalu

Presiden Jokowi Resmi Meluncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Pendidikan Dokter Spesialis menjadi penting mengingat rasio dokter dibanding penduduk Indonesia sangat rendah, yakni 0,47 per 1.000 penduduk.

Baca Selengkapnya

Setelah Hagia Sophia, Erdogan Kembali Ubah Bekas Gereja Menjadi Masjid

16 jam lalu

Setelah Hagia Sophia, Erdogan Kembali Ubah Bekas Gereja Menjadi Masjid

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin meresmikan masjid yang diubah dari gereja Ortodoks Yunani kuno di Istanbul

Baca Selengkapnya

Luhut Punya Kabar Baru Soal Rencana Investasi Tesla di Indonesia

1 hari lalu

Luhut Punya Kabar Baru Soal Rencana Investasi Tesla di Indonesia

Selain Indonesia, ada negara-negara lain yang membujuk Tesla untuk berinvestasi.

Baca Selengkapnya

Cerita Pemuda Asal Bandung Gunakan Starlink: Unlimited dan Lebih Stabil

1 hari lalu

Cerita Pemuda Asal Bandung Gunakan Starlink: Unlimited dan Lebih Stabil

Melalui situs resminya, Starlink mematok harga layanan internet sebesar Rp 750 ribu per bulan.

Baca Selengkapnya

Gerindra dan Demokrat Respons Luhut soal 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

1 hari lalu

Gerindra dan Demokrat Respons Luhut soal 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

Partai Demokrat dan Partai Gerindra respons begini soal Luhut yang meminta Prabowo untuk tidak membawa 'orang toxic' ke kabinetnya.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

1 hari lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

1 hari lalu

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

Presiden Jokowi nge-prank jurnalis yang sudah menuggu sekitar setengah jam untuk sesi wawancara cegat atau doorstop.

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

1 hari lalu

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

Luhut menyebut istilah toxic saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang pemerintahan mendatang. Siapa yang dimaksud Luhut?

Baca Selengkapnya

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

3 hari lalu

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

Menkomarinves Luhut Pandjaoitan buka kemungkinan kewarganegaraan ganda untuk diaspora. Apa saja alasan dan syaratnya?

Baca Selengkapnya