Jakarta Catat Kualitas Udara Terburuk Berkali-kali dalam 24 Jam

Sabtu, 18 Juni 2022 18:26 WIB

Warga berfoto dengan latar belakang gedung-gedung bertingkat yang diselimuti kabut di Skywalk Senayan Park, Jakarta, Rabu, 30 Maret 2022. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan adanya fenomena langit di DKI Jakarta yang tampak berkabut merupakan akibat dari polusi seiring dengan peningkatan aktivitas kendaraan. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso

TEMPO.CO, Jakarta - Jakarta kembali tercatat di posisi pertama sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia pada Jumat, 17 Juni 2022, menurut IQ Air, dan ini sudah terjadi beberapa hari belakangan ini.

Kemarin, posisi teratas dalam 24 jam bukan cuma sekali, tapi berkali-kali. Tercatat pukul 05.00 (161), 18.00 (132), 19.00 (148), 20.00 (154), 22.00 (163) dan 23.00 (169).

Menurut IQ Air, kategori kualitas udara tidak sehat berada pada rentang indeks 151 hingga 200.

Berdasarkan data IQ Air pada pukul 05.00, terlihat alat pantau di beberapa titik ibu kota memperlihatkan angka kualitas udara yang lebih besar dari rata-rata Jakarta.

Pada titik di Kopi Korner Kemang (223-sangat tidak sehat), Transjakarta Depo Pesing (189), Taman Resort Mediterania (179), Angkasa, Kemayoran (168), dan Jalan Hayam Wuruk (165). Kota terdekat, Depok juga tercatat di rentang indeks tidak sehat, 160.

Advertising
Advertising

Sementara, PM 2,5 pada pukul 05.00 untuk Jakarta tercatat 73 µgram/m3 dan Depok 72,3 µgram/m3. Sedangkan, Nilai Ambang Batas (NAB) adalah batas konsentrasi polusi udara yang diperbolehkan berada dalam udara ambien. NAB PM 2,5 = 65 µgram/m3.

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Teknologi Deteksi Radiasi dan Analisis Nuklir (PRTDRAN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Muhayatun Santoso, yang tengah melakukan riset terkait pencemaran lingkungan daerah industri dan perkotaan berbasis teknik nuklir, masih membutuhkan data komposisi PM 2,5 untuk kejadian kemarin.

“Untuk menjelaskan secara detail diperlukan data komposisi PM2.5 tersebut sehingga dapat mengetahui kontribusi terbesar PM2.5 tersebut berasal dari mana atau apa sebabnya,” ujar Muhayatun dalam keterangannya, Sabtu, 18 Juni 2022.

Muhayatun akan memastikan berdasarkan komposisi kimia yang ada. “Misal, jika lonjakan kendaraan bermotor yang menjadi salah penyebab, maka nanti bisa kita jelaskan dengan adanya peningkatan pada black carbon dan sulfur pada komposisi tersebut,” ujarnya.

Selain itu, Muhayatun juga membuka kemungkinan adanya sumber lain. “Jika dari sumber-sumber lain, akan juga bisa terlihat dari komposisi yang ada. Jika data komposisi sudah ada, kita bisa lebih memahami permasalahan yang ada,” jelasnya.

Riset BRIN untuk Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Teknologi Deteksi Radiasi dan Analisis Nuklir (PRTDRAN) – Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah melakukan riset terkait pencemaran lingkungan daerah industri dan perkotaan berbasis teknik nuklir. Riset ini telah dilakukan secara bertahap selama lima tahun mulai tahun 2020–2024.

Riset ini dilatarbelakangi akibat meningkatnya urbanisasi dan berbagai aktivitas transportasi dan industri berpotensi memiliki dampak pencemaran di udara. Kondisi kualitas udara di Indonesia menurut Air Quality Live Index cenderung memburuk dalam dua dekade terakhir.

Berdasarkan data dari organisasi kesehatan dunia (WHO) dinyatakan bahwa 91 persen penduduk Indonesia tinggal di wilayah dengan tingkat polusi udara melebihi batas aman. Pencemaran udara ini memiliki dampak yang cukup signifikan pada gangguan kesehatan manusia, ekosistem, perubahan iklim dan pemanasan global.

Berdasarkan hasil riset yang dilakukan Muhayatun bersama Kelompok Riset Teknik Analisis Nuklir, bahwa data konsentrasi PM2.5, PM10, BC dan unsur dalam sampel partikulat udara di wilayah industri di perkotaan Indonesia cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa perkotaan di Indonesia.

Kualitas partikulat udara perkotaan di Pulau Jawa tahun 2021 secara umum menunjukkan kenaikan dibandingkan dengan data partikulat halus tahun 2020 dimana pelaksanaan kebijakan dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19 relatif ketat.

Demikian halnya, hasil karakterisasi sampel tanah di sekitar kawasan industri menunjukkan rerata kandungan beberapa unsur logam lebih tinggi dibandingkan kandungan tanah pada beberapa daerah lain.

Baca:
Kualitas Udara Jakarta Sempat Terukur Terburuk, BMKG: Asap Genset

Berita terkait

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

21 jam lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

2 hari lalu

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

BRIN terus berupaya menemukan metode yang paling baru, efektif, dan efisien dalam proses pemurnian protein.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

2 hari lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

2 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

3 hari lalu

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

Bahlil menyebut calon presiden yang menolak IKN sama dengan tidak setuju upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia timur. Sindir Anies Baswedan?

Baca Selengkapnya

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

3 hari lalu

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

3 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

3 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

4 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya