Lubang Cacing atau Wormhole, Bagaimana Perkembangan Teori Ini Menurut Para Ilmuwan Fisika?

Minggu, 3 Juli 2022 11:50 WIB

Ilustrasi luar angkasa

TEMPO.CO, Jakarta - Teori lubang cacing (wormhole) diajukan ilmuwan fisika Albert Einstein dan Nathan Rosen untuk menjelaskan tentang hubungan dimensi ruang dan waktu. Lubang cacing murni hipotesis yang bersifat sementara atau tentatif yang terus membutuhkan pembuktian

Mengutip dari Live Science, teori lubang cacing diajukan dalam persamaan yang membahas teori relativitas Albert Einstein. Teori ini mendalilkan, dua ruang dan waktu yang jauh membuat jalan pintas perjalanan melintasi alam semesta melalui terowongan.

Perkembangan pandangan tentang teori lubang cacing

Walaupun lubang cacing digunakan dalam imajinasi populer fiksi ilmiah, tapi teori ini bersifat tentatif (hipotesis). Mengutip dari Space.com, lubang cacing pertama kali diusulkan menjadi teori pada 1916. Tapi, saat itu lubang cacing bukan sebutan dalam teori itu. Saat meninjau ulang pandangan fisikawan lain untuk persamaan dalam teori relativitas umum Albert Einstein, ilmuwan fisika Austria, Ludwig Flamm menyadari pandangan lain.

Flamm menggambarkan lubang putih sebagai pembalikan waktu teoretis dari lubang hitam. Lubang putih mengandung singularitas, tapi beroperasi secara terbalik dengan lubang hitam. Jadi, tak ada yang bisa memasuki cakrawala peristiwa dan materi apa pun di dalam lubang putih. Flamm mengusulkan pandangan adanya pintu masuk menuju lubang hitam dan putih dihubungkan suatu saluran ruang dan waktu.

Naskah teori relativitas umum Albert Einstein ditampilkan di rumah lelang Christie di Paris, 22 November 2021. Naskah tersebut terjual dengan harga 11,7 juta Euro atau setara Rp187 miliar, dalam acara lelang pada 23 November 2021. REUTERS/Antony Paone

Advertising
Advertising

Pada 1935, Albert Einstein dan Nathan Rosen menggunakan teori relativitas umum untuk mencoba menguraikan gagasan tersebut. Mereka mengusulkan keberadaan jembatan melalui ruang dan waktu. Menurut mereka jembatan itu berfungsi sebagai penghubung antara dua titik yang berbeda dalam ruang dan waktu.

Secara teoretis, dua fisikawan itu mengusulkan pandangan jalan pintas yang mengurangi waktu dan jarak tempuh untuk melintasi alam semesta. Jalan pintas itu populer dengan sebutan lubang cacing (wormhole).

"Hal tersebut masih belum terbukti kebenarannya sampai saat ini," ucap Stephen Hsu, profesor fisika teoretis di University of Oregon, dilansir Live Science. "Siapa pun tidak mengira kita akan menemukan lubang cacing dalam waktu dekat."

Merujuk publikasi dalam Journal of High Energy Physics, lubang cacing berisi dua rongga yang menghubungkan keduanya. Rongga itu berkemungkinan akan berbentuk bulat. Bagian saluran mungkin lurus, tapi bisa juga berputar mengambil jalur lebih panjang daripada yang sesuai rute konvensional. Secara matematis, teori relativitas umum Einstein memberikan prediksi tentang keberadaan lubang cacing. Tapi, sampai saat ini tak ada yang berhasil menemukannya.

Baca: Lubang Cacing atau Wormhole, Bagaimana Ilmuwan Fisika Memandang Teori Itu?

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

59 menit lalu

BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

BRIN meminta ratusan pensiunan ilmuwan mengosongkan rumah dinas di Puspiptek paling lambat 15 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

15 Februari 2024

Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

Vladimir Putin mengkonfirmasi ilmuwan bidang medis di Rusia sedang berusaha membuat vaksin untuk melawan penyakit kanker.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Sivitas Akademika yang Terus Lakukan Kritik terhadap Jokowi?

10 Februari 2024

Apa Itu Sivitas Akademika yang Terus Lakukan Kritik terhadap Jokowi?

Sivitas akademika dari puluhan universitas terus melakukan kritik terhadap Jokowi, menjelang Pemilu 2024. Apakah itu sivitas akademika?

Baca Selengkapnya

Para Ilmuwan Temukan Asteroid Dekat Bumi Beberapa Jam Sebelum Meledak di Atas Berlin

25 Januari 2024

Para Ilmuwan Temukan Asteroid Dekat Bumi Beberapa Jam Sebelum Meledak di Atas Berlin

Asteroid ini bisa dilihat masyarakat di sekitar Berlin, Jerman, dengan bentuk seperti pancaran sinar bola api.

Baca Selengkapnya

Mumi Alien yang Misterius Muncul di Peru Ternyata Boneka Humanoid

14 Januari 2024

Mumi Alien yang Misterius Muncul di Peru Ternyata Boneka Humanoid

Para ilmuwan menyatakan 'mumi alien' di Peru sebenarnya adalah boneka yang terbuat dari tulang Bumi.

Baca Selengkapnya

Ilmuwan Simpulkan Fosil New Mexico Spesies Tyrannosaurus Baru

12 Januari 2024

Ilmuwan Simpulkan Fosil New Mexico Spesies Tyrannosaurus Baru

Para ilmuwan menyimpulkan fosil New Mexico adalah spesies Tyrannosaurus baru.

Baca Selengkapnya

Suhu 2023 Terpanas yang Tercatat, Ilmuwan UE: Bermula dari Krisis Iklim

10 Januari 2024

Suhu 2023 Terpanas yang Tercatat, Ilmuwan UE: Bermula dari Krisis Iklim

Rata-rata pada tahun 2023 suhu bumi lebih panas 1,48 derajat Celcius dibandingkan periode pra-industri pada tahun 1850-1900.

Baca Selengkapnya

Ilmuwan Temukan Spesies Dinosaurus Baru Bernama Farlowichnus Rapidus

24 November 2023

Ilmuwan Temukan Spesies Dinosaurus Baru Bernama Farlowichnus Rapidus

Para ilmuwan mengidentifikasi spesies dinosaurus baru dari jejak kaki di Brasil.

Baca Selengkapnya

Usai Penemuan Satwa Langka di Papua, Kini Kawasannya Ditanami Bambu

16 November 2023

Usai Penemuan Satwa Langka di Papua, Kini Kawasannya Ditanami Bambu

Pemerintah Provinsi Papua melakukan penanaman bibit bambu di daerah penyangga Cagar Alam Pegunungan Cycloop.

Baca Selengkapnya

Ilmuwan Temukan Cara Ubah Tanah Bulan Jadi Subur, Risetnya di China

10 November 2023

Ilmuwan Temukan Cara Ubah Tanah Bulan Jadi Subur, Risetnya di China

Ilmuwan menunjukkan cara mengubah tanah bulan menjadi subur untuk pertanian.

Baca Selengkapnya