3 Mahasiswa UMM Lulus Tanpa Skripsi Berkat Bikin Film Dokumenter

Reporter

Tempo.co

Editor

Devy Ernis

Senin, 4 Juli 2022 10:31 WIB

Tiga orang mahasiswa Ilmu Komunikasi yakni Devano Ramadhan Pratama, Ahmad Ali Mahfud, dan Muhammad Sofwan berpose bersama karya film yang dibuatnya. Foto: Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Tiga mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil lulus kuliah tanpa membuat skripsi. Ketiganya adalah mahasiswa dari program studi Ilmu Komunikasi yakni Devano Ramadhan Pratama, Ahmad Ali Mahfud, dan Muhammad Sofwan.

Mereka lulus tanpa skripsi karena menggarap sebuah film dokumenter berjudul "Menyisir Pesisir Gili Ketapang" yang berhasil tayang di Wathcdoc Documentary pada pertengahan Juni lalu. Devano selaku anggota kelompok menceritakan bahwa ide film ini muncul sejak awal semester dua lalu.

Saat itu mereka diajak untuk membuat film yang berlokasi di Gili Ketapang. Setibanya di sana, mereka melihat permasalahan lingkungan yang memprihatinkan. Mulai dari sampah yang menumpuk, pengerukan pasir, dan pengambilan terumbu karang untuk pembangunan rumah.

“Jika kebiasaan itu berlanjut, tentu akan memberikan dampak buruk bagi pulau ini ke depannya. Apalagi mengingat Gili Ketapang adalah salah satu objek wisata bahari unggulan Jawa Timur,” ucapnya seperti dilansir di laman resmi UMM pada Senin, 4 Juli 2022.

Mahfud, anggota lainnya menambahkan film dokumenter tersebut mengangkat isu lingkungan yang sangat kompleks. "Memperlihatkan kebiasaan masyarakat yang ternyata memberikan efek kurang baik bagi lingkungan. Sementara di sisi lain, pemerintah menjalankan program pariwisata tapi tidak mempertimbangkan kondisi lingkungan yang ada," ujarnya.

Advertising
Advertising

Mahfud mengatakan kondisi pemukiman yang bertambah menjadi 10 ribu jiwa berefek pada semakin kurangnya ruang lapang di pulau tersebut. Populasi kambing liar yang ada juga semakin meningkat, padahal lahan terus berkurang. Akhirnya, sampah menjadi makanan bagi para kambing-kambing. Tidak jarang, beberapa kambing mati di pinggir pantai dan dibiarkan hanyut terbawa arus laut.

“Kondisi pemukiman yang semakin padat, sampah menumpuk, kebiasaan masyarakat yang susah diubah dan solusi yang tak kunjung datang akan berujung pada hilangnya pulau ini,” kata Mahfud.

Pariwisata Gili Ketapang mulai dikenal banyak orang sejak tahun 2012. Tiap harinya, ada ratusan wisatawan yang datang untuk menikmati pantai dan snorkeling. Hal ini mengubah sebagian besar pekerjaan warga sekitar. Sebelumnya bekerja sebagai nelayan, kini beralih ke operator wisatawan hingga penjual aksesoris. Sehingga masyarakat setempat tidak lagi bergantung pada hasil laut.

“Banyak orang di sana merasakan hal positif dari datangnya pariwisata, sehingga mulai dipandang oleh pemerintah dengan pembangunan dermaga selatan. Sayangnya, pertumbuhan pariwisata yang tinggi tidak dibarengi dengan perawatan lingkungan yang mumpuni,” tegas Sofwan.

Ketiganya berharap, film ini bisa menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan. Begitu pun dengan pemerintah yang harus segera bergerak dan memberikan solusi kepada warga Gili Ketapang. “Jadi, program tidak hanya menjadi program saja, tapi benar-benar dilaksanakan agar memberikan dampak positif. Semoga film ini dapat mengedukasi masyarkat agar kebiasaannya berubah dan ketahanan pulau terjaga,” ungkap ketiganya.

Baca juga: Beasiswa LPDP 2022 Tahap 2 Dibuka Hari Ini: Cara Mendaftar, Syarat, dan Jadwal Cek di Sini

Berita terkait

Alasan Pemerintah Belanda Temui JATAM Kaltim hingga AMAN sebelum Investasi di IKN

4 hari lalu

Alasan Pemerintah Belanda Temui JATAM Kaltim hingga AMAN sebelum Investasi di IKN

Pemberintah Belanda mengaku ingin melihat langsung kondisi di IKN sebelum mereka berinvestasi.

Baca Selengkapnya

Ketakutan Raisa Sebelum Bikin Film Dokumenter Harta Tahta Raisa

18 hari lalu

Ketakutan Raisa Sebelum Bikin Film Dokumenter Harta Tahta Raisa

Raisa mengungkapkan ketakutannya sebelum memutuskan untuk membuat film dokumenter berjudul Harta Tahta Raisa.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Bermusik Band Bon Jovi yang Rilis Film Dokumenter

21 hari lalu

Perjalanan Bermusik Band Bon Jovi yang Rilis Film Dokumenter

Film serial dokumenter Thank You, Goodnight: The Bon Jovi Story akan tayang perdana di layanan streaming Disney+ dan Hulu pada Jum'at, 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

Film Dokumenter Celine Dion akan Tayang di Prime Video

22 hari lalu

Film Dokumenter Celine Dion akan Tayang di Prime Video

Film dokumenter I Am: Celine Dion akan tayang di Prime Video pada 25 Juni 2024

Baca Selengkapnya

Sinopsis Film Dokumenter Bon Jovi yang Akan Tayang 26 April 2024

22 hari lalu

Sinopsis Film Dokumenter Bon Jovi yang Akan Tayang 26 April 2024

Sinopsis film dokumenter Bon Jovi mengikuti sejarah Bon Jovi, menampilkan video pribadi, foto, dan musik yang terkait gambaran kehidupan Jon Bon Jovi

Baca Selengkapnya

Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

23 hari lalu

Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

Buku tentang The Beatles diluncurkan menjelang rilis ulang film Let It Be

Baca Selengkapnya

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

36 hari lalu

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Hari Film Nasional Momen Tepat untuk Tingkatkan Literasi dan Apresiasi Film

41 hari lalu

Hari Film Nasional Momen Tepat untuk Tingkatkan Literasi dan Apresiasi Film

Hari Film Nasional bisa menjadi momen untuk menyoroti berbagai program peningkatan literasi dan apresiasi film

Baca Selengkapnya

Gucci Meluncurkan Film Dokumenter Who is Sabato De Sarno? A Gucci Story

55 hari lalu

Gucci Meluncurkan Film Dokumenter Who is Sabato De Sarno? A Gucci Story

Pada 3 April 2024, edisi yang diperbarui dari Who is Sabato De Sarno? A Gucci Story akan dirilis secara eksklusif di Apple Vision Pro

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

4 Maret 2024

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

BKSDA Sumatera Selatan mencatat sebanyak 127 kasus konflik buaya dan manusia terjadi di Bangka Belitung dalam lima tahun terakhir.

Baca Selengkapnya